١٩ - بَابُ هَلۡ يَتَتَبَّعُ الۡمُؤَذِّنُ فَاهُ هَاهُنَا وَهَاهُنَا؟ وَهَلۡ
يَلۡتَفِتُ فِي الۡأَذَانِ؟
19. Bab apakah muazin mengikuti mulutnya ke sana dan ke sini (ke kanan dan
ke kiri)? Dan apakah dia menoleh ketika azan?
وَيُذۡكَرُ عَنۡ بِلَالٍ: أَنَّهُ جَعَلَ إِصۡبَعَيۡهِ فِي أُذُنَيۡهِ. وَكَانَ
ابۡنُ عُمَرَ لَا يَجۡعَلُ إِصۡبَعَيۡهِ فِي أُذُنَيۡهِ.
Disebutkan dari Bilal bahwa beliau meletakkan kedua jarinya di kedua
telinganya. Adapun Ibnu ‘Umar tidak meletakkan kedua jarinya di kedua
telinganya.
وَقَالَ إِبۡرَاهِيمُ: لَا بَأۡسَ أَنۡ يُؤَذِّنَ عَلَى غَيۡرِ وُضُوءٍ.
Ibrahim berkata: Tidak mengapa mengumandangkan azan tanpa wudu.
وَقَالَ عَطَاءٌ: الۡوُضُوءُ حَقٌّ وَسُنَّةٌ.
‘Atha berkata: Wudu (untuk azan) adalah hak (pasti dalam syariat) dan sunah
(yang diajarkan).
وَقَالَتۡ عَائِشَةُ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَذۡكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ
أَحۡيَانِهِ.
‘Aisyah berkata: Dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berzikir pada
setiap waktu.
٦٣٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ
عَوۡنِ بۡنِ أَبِي جُحَيۡفَةَ، عَنۡ أَبِيهِ: أَنَّهُ رَأَى بِلَالًا يُؤَذِّنُ،
فَجَعَلۡتُ أَتَتَبَّعُ فَاهُ هَاهُنَا وَهَاهُنَا بِالۡأَذَانِ. [طرفه في:
١٨٧].
634. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sufyan
menceritakan kepada kami dari ‘Aun bin Abu Juhaifah, dari ayahnya: Bahwa beliau
melihat Bilal mengumandangkan azan. (Abu Juhaifah berkata,) “Aku pun mengamati
mulut Bilal ke sana dan ke sini (ke kanan dan ke kiri) mengumandangkan azan.