Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 603 dan 604

١ - بَابُ بَدۡءِ الۡأَذَانِ
1. Bab awal mula azan


وَقَوۡلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَإِذَا نَادَيۡتُمۡ إِلَى الصَّلَاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَا يَعۡقِلُونَ﴾ [المائدة: ٥٨]، وَقَوۡلِهِ: ﴿إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنۡ يَوۡمِ الۡجُمُعَةِ﴾ [الجمعة: ٩].

Dan firman Allah—‘azza wa jalla—, “Jika kalian menyeru untuk salat, mereka menjadikannya senda gurau dan main-main. Hal itu karena mereka adalah kaum yang tidak berakal.” (QS. Al-Ma`idah: 58).

Juga firman Allah, “Apabila diseru untuk salat di hari Jumat.” (QS. Al-Jumu’ah: 9).

٦٠٣ - حَدَّثَنَا عِمۡرَانُ بۡنُ مَيۡسَرَةَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ الۡحَذَّاءُ، عَنۡ أَبِي قِلَابَةَ، عَنۡ أَنَسٍ قَالَ: ذَكَرُوا النَّارَ وَالنَّاقُوسَ، فَذَكَرُوا الۡيَهُودَ وَالنَّصَارَى، فَأُمِرَ بِلَالٌ أَنۡ يَشۡفَعَ الۡأَذَانَ، وَأَنۡ يُوتِرَ الۡإِقَامَةَ. [الحديث ٦٠٣ – أطرافه في: ٦٠٥، ٦٠٦، ٦٠٧، ٣٤٥٧].

603. ‘Imran bin Maisarah telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami: Khalid Al-Hadzdza` menceritakan kepada kami dari Abu Qilabah, dari Anas. Beliau mengatakan: Mereka menyebutkan api dan lonceng. Lalu mereka menyebutkan Yahudi dan Nasrani. Lalu Bilal diperintah untuk menggenapkan lafaz azan dan mengganjilkan lafaz ikamah.

٦٠٤ - حَدَّثَنَا مَحۡمُودُ بۡنُ غَيۡلَانَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي نَافِعٌ: أَنَّ ابۡنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ: كَانَ الۡمُسۡلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الۡمَدِينَةَ، يَجۡتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلَاةَ، لَيۡسَ يُنَادَى لَهَا، فَتَكَلَّمُوا يَوۡمًا فِي ذٰلِكَ، فَقَالَ بَعۡضُهُمۡ: اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثۡلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى، وَقَالَ بَعۡضُهُمۡ: بَلۡ بُوقًا مِثۡلَ قَرۡنِ الۡيَهُودِ، فَقَالَ عُمَرُ: أَوَلَا تَبۡعَثُونَ رَجُلًا يُنَادِي بِالصَّلَاةِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَا بِلَالُ، قُمۡ فَنَادِ بِالصَّلَاةِ).

604. Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Nafi’ mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu ‘Umar pernah berkata:

Dahulu ketika kaum muslimin tiba di Madinah, mereka berkumpul lalu mengira-ngira waktu salat. Belum ada panggilan untuk salat. Suatu hari mereka membicarakan hal itu.

Sebagian mereka berkata, “Jadikan lonceng (untuk memanggil salat) seperti loncengnya Nasrani.”

Sebagian mereka berkata, “Trompet saja seperti tanduknya Yahudi.”

‘Umar berkata, “Mengapa tidak kalian tugasi seseorang untuk menyeru panggilan salat?”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wahai Bilal, berdirilah dan serulah untuk salat!”