Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 7533

٤٧ - بَابُ قَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿قُلۡ فَأۡتُوا بِالتَّوۡرَاةِ فَاتۡلُوهَا﴾ [آل عمران: ٩٣]
47. Bab firman Allah taala, “Katakanlah: Bawalah Taurat lalu bacalah!” (QS. Ali ‘Imran: 93)


وَقَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ: (أُعۡطِيَ أَهۡلُ التَّوۡرَاةِ التَّوۡرَاةَ فَعَمِلُوا بِهَا، وَأُعۡطِيَ أَهۡلُ الۡإِنۡجِيلِ الۡإِنۡجِيلَ فَعَمِلُوا بِهِ، وَأُعۡطِيتُمُ الۡقُرۡآنَ فَعَمِلۡتُمۡ بِهِ).

Dan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Ahli Taurat diberi Taurat lalu mereka mengamalkannya. Ahli Injil diberi Injil lalu mereka mengamalkannya. Kalian diberi Alquran lalu kalian mengamalkannya.”

وَقَالَ أَبُو رَزِينٍ: ﴿يَتۡلُونَهُ﴾ [البقرة: ١٢١]: يَتَّبِعُونَهُ وَيَعۡمَلُونَ بِهِ حَقَّ عَمَلِهِ، يُقَالُ ﴿يُتۡلَى﴾ [النساء: ١٢٧] يُقۡرَأُ، حَسَنُ التِّلَاوَةِ: حَسَنُ الۡقِرَاءَةِ لِلۡقُرۡآنِ

Abu Razin berkata, “Yatlūnahu (mereka membacanya)” (QS. Al-Baqarah: 121) artinya mereka mengikutinya dan mengamalkannya dengan sebenar-benarnya. Dikatakan, “Yutlā” (QS. An-Nisa`: 127) artinya dibaca. Hasan at-tilāwah artinya bagusnya bacaan Alquran.

﴿لَا يَمَسُّهُ﴾ [الواقعة: ٧٩]: لَا يَجِدُ طَعۡمَهُ وَنَفۡعَهُ إِلَّا مَنۡ آمَنَ بِالۡقُرۡآنِ، وَلَا يَحۡمِلُهُ بِحَقِّهِ إِلَّا الۡمُوقِنُ، لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوۡرَاةَ ثُمَّ لَمۡ يَحۡمِلُوهَا كَمَثَلِ الۡحِمَارِ يَحۡمِلُ أَسۡفَارًا بِئۡسَ مَثَلُ الۡقَوۡمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللهِ وَاللهُ لَا يَهۡدِي الۡقَوۡمَ الظَّالِمِينَ﴾ [الجمعة: ٥]

Lā yamassuhu” (QS. Al-Waqi’ah: 79) artinya tidak ada yang mendapatkan manis dan kemanfaatan Alquran kecuali yang beriman dengan Alquran dan tidak ada yang bisa memikulnya dengan benar kecuali orang yang yakin, berdasarkan firman Allah taala, “Perumpamaan orang-orang yang dipikuli Taurat kemudian mereka tidak memikulnya seperti keledai yang memikul kitab-kitab yang tebal. Amat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak memberi petunjuk kaum yang zalim.” (QS. Al-Jumu’ah: 5).

وَسَمَّى النَّبِيُّ ﷺ الۡإِسۡلَامَ وَالۡإِيمَانَ عَمَلًا، قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ لِبِلَالٍ: (أَخۡبِرۡنِي بِأَرۡجَى عَمَلٍ عَمِلۡتَهُ فِي الۡإِسۡلَامِ؟). قَالَ: مَا عَمِلۡتُ عَمَلًا أَرۡجَى عِنۡدِي أَنِّي لَمۡ أَتَطَهَّرۡ إِلَّا صَلَّيۡتُ، وَسُئِلَ: أَيُّ الۡعَمَلِ أَفۡضَلُ؟ قَالَ: (إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ، ثُمَّ الۡجِهَادُ، ثُمَّ حَجٌّ مَبۡرُورٌ).

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menamai Islam dan iman sebagai amal. Abu Hurairah mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya kepada Bilal, “Kabarkan kepadaku suatu amalan yang engkau lakukan yang engkau andalkan dalam Islam?”

Bilal menjawab, “Tidak ada suatu amalan yang aku lakukan yang lebih aku andalkan daripada tidaklah aku bersuci kecuali aku salat setelahnya.”

Nabi juga ditanya, “Amalan apa yang paling utama?”

Beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian jihad, kemudian haji mabrur.”

٧٥٣٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدَانُ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ: أَخۡبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ: أَخۡبَرَنِي سَالِمٌ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِنَّمَا بَقَاؤُكُمۡ فِيمَنۡ سَلَفَ مِنَ الۡأُمَمِ، كَمَا بَيۡنَ صَلَاةِ الۡعَصۡرِ إِلَى غُرُوبِ الشَّمۡسِ، أُوتِيَ أَهۡلُ التَّوۡرَاةِ التَّوۡرَاةَ، فَعَمِلُوا بِهَا حَتَّى انۡتَصَفَ النَّهَارُ ثُمَّ عَجَزُوا، فَأُعۡطُوا قِيرَاطًا قِيرَاطًا، ثُمَّ أُوتِيَ أَهۡلُ الۡإِنۡجِيلِ الۡإِنۡجِيلَ، فَعَمِلُوا بِهِ حَتَّى صُلِّيَتِ الۡعَصۡرُ ثُمَّ عَجَزُوا، فَأُعۡطُوا قِيرَاطًا قِيرَاطًا، ثُمَّ أُوتِيتُمُ الۡقُرۡآنَ، فَعَمِلۡتُمۡ بِهِ حَتَّى غَرَبَتِ الشَّمۡسُ، فَأُعۡطِيتُمۡ قِيرَاطَيۡنِ قِيرَاطَيۡنِ، فَقَالَ أَهۡلُ الۡكِتَابِ: هٰؤُلَاءِ أَقَلُّ مِنَّا عَمَلًا وَأَكۡثَرُ أَجۡرًا؟ قَالَ اللهُ: هَلۡ ظَلَمۡتُكُمۡ مِنۡ حَقِّكُمۡ شَيۡئًا؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: فَهُوَ فَضۡلِي أُوتِيهِ مَنۡ أَشَاءُ). [طرفه في: ٥٥٧].

7533. ‘Abdan telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami: Yunus mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri: Salim mengabarkan kepadaku dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda:

Masa tinggal kalian dibandingkan umat-umat yang telah lalu sebagaimana waktu antara salat Asar hingga matahari tenggelam. Ahli Taurat diberi Taurat lalu mereka mengamalkannya hingga pertengahan siang, kemudian mereka tidak mampu melanjutkan. Mereka diberi upah satu qirath-satu qirath. Kemudian ahli Injil diberi Injil, lalu mereka mengamalkannya hingga salat Asar dikerjakan, kemudian mereka tidak mampu melanjutkan. Mereka juga diberi upah satu qirath-satu qirath. Kemudian kalian diberi Alquran lalu kalian mengamalkannya hingga matahari terbenam. Kalian diberi upah dua qirath-dua qirath.

Ahli kitab bertanya-tanya, “Amalan mereka lebih sedikit daripada kami, bagaimana bisa upahnya lebih banyak?!”

Allah berkata, “Apakah Aku menzalimi sedikit saja dari hak kalian?”

Mereka menjawab, “Tidak.”

Allah berkata, “Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku inginkan.”