Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1460

٤٤ - بَابُ زَكَاةِ الۡبَقَرِ
44. Bab zakat sapi


وَقَالَ أَبُو حُمَيۡدٍ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (لَأَعۡرِفَنَّ، مَا جَاءَ اللهَ رَجُلٌ بِبَقَرَةٍ لَهَا خُوَارٌ).

وَيُقَالَ: جُؤَارٌ. ﴿تَجۡأَرُونَ﴾ [النحل: ٥٣]: تَرۡفَعُونَ أَصۡوَاتَكُمۡ كَمَا تَجۡأَرُ الۡبَقَرَةُ.

Abu Humaid berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku akan perlihatkan kedatangan seseorang kepada Allah (pada hari kiamat) dengan membawa sapi yang memiliki suara.”

Ada yang berkata, “Ju’ār.” “Taj’arūn” (QS. An-Nahl: 53) artinya kalian angkat suara kalian sebagaimana sapi melenguh.

١٤٦٠ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ حَفۡصِ بۡنِ غِيَاثٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ، عَنِ الۡمَعۡرُورِ بۡنِ سُوَيۡدٍ، عَنۡ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: انۡتَهَيۡتُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: (وَالَّذِي نَفۡسِي بِيَدِهِ – أَوۡ: وَالَّذِي لَا إِلٰهَ غَيۡرُهُ؛ أَوۡ كَمَا حَلَفَ - مَا مِنۡ رَجُلٍ تَكُونُ لَهُ إِبِلٌ، أَوۡ بَقَرٌ، أَوۡ غَنَمٌ، لَا يُؤَدِّي حَقَّهَا، إِلَّا أُتِيَ بِهَا يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ، أَعۡظَمَ مَا تَكُونُ وَأَسۡمَنَهُ، تَطَؤُهُ بِأَخۡفَافِهَا، وَتَنۡطَحُهُ بِقُرُونِهَا، كُلَّمَا جَازَتۡ أُخۡرَاهَا رُدَّتۡ عَلَيۡهِ أُولَاهَا، حَتَّى يُقۡضَى بَيۡنَ النَّاسِ). رَوَاهُ بُكَيۡرٌ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. [الحديث ١٤٦٠ - طرفه في: ٦٦٣٨].

1460. ‘Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami dari Al-Ma’rur bin Suwaid, dari Abu Dzarr—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Aku menemui Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Beliau bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya—atau: Demi Allah yang tidak ada tuhan yang benar selain Dia, atau sebagaimana beliau bersumpah—tidaklah seseorang yang memiliki unta, sapi, atau kambing, yang dia tidak menunaikan haknya kecuali binatang itu akan didatangkan pada hari kiamat dalam keadaan badannya menjadi paling besar dan paling gemuk. Binatang-binatang itu akan menginjak orang tersebut dengan kaki-kakinya dan menyeruduknya dengan tanduk. Setiap kali binatang yang paling akhir berlalu, binatang yang paling awal akan kembali ke orang itu sampai perkara antara manusia diputuskan.”

Shahih Muslim hadis nomor 2876

١٨ - بَابُ إِثۡبَاتِ الۡحِسَابِ
18. Bab penetapan adanya hisab


٧٩ - (٢٨٧٦) - حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ وَعَلِيُّ بۡنُ حُجۡرٍ. جَمِيعًا عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ. قَالَ أَبُو بَكۡرٍ: حَدَّثَنَا ابۡنُ عُلَيَّةَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي مُلَيۡكَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ. قَالَتۡ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ حُوسِبَ، يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ، عُذِّبَ) فَقُلۡتُ: أَلَيۡسَ قَدۡ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا ۝٨﴾ [الانشقاق: ٨]؟ فَقَالَ: (لَيۡسَ ذَاكِ الۡحِسَابُ. إِنَّمَا ذَاكِ الۡعَرۡضُ. مَنۡ نُوقِشَ الۡحِسَابَ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ عُذِّبَ).


79. (2876). Abu Bakr bin Abu Syaibah dan ‘Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami. Semuanya dari Isma’il. Abu Bakr berkata: Ibnu ‘Ulayyah menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari ‘Abdullah bin Abu Mulaikah, dari ‘Aisyah. ‘Aisyah mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa yang dihisab pada hari kiamat, dia akan diazab.”

Aku bertanya, “Bukankah Allah—‘azza wa jalla—berfirman, ‘Maka kelak dia akan dihisab dengan hisab yang mudah.’ (QS. Al-Insyiqaq: 8)?”

Rasulullah menjawab, “Itu bukan hisab. Itu hanya penampakan (amalan). Siapa saja yang dihisab dengan saksama pada hari kiamat, dia akan diazab.”

(...) - حَدَّثَنِي أَبُو الرَّبِيعِ الۡعَتَكِيُّ وَأَبُو كَامِلٍ. قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ، نَحۡوَهُ.

Abu Ar-Rabi’ Al-‘Ataki dan Abu Kamil telah menceritakan kepadaku. Keduanya berkata: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami melalui sanad ini semisal hadis tersebut.

٨٠ - (...) - وَحَدَّثَنِي عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ بِشۡرِ بۡنِ الۡحَكَمِ الۡعَبۡدِيُّ: حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ - يَعۡنِي ابۡنَ سَعِيدٍ الۡقَطَّانَ -: حَدَّثَنَا أَبُو يُونُسَ الۡقُشَيۡرِيُّ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي مُلَيۡكَةَ، عَنِ الۡقَاسِمِ، عَنۡ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَيۡسَ أَحَدٌ يُحَاسَبُ إِلَّا هَلَكَ)‏.‏ قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَلَيۡسَ اللهُ يَقُولُ: حِسَابًا يَسِيرًا؟ قَالَ: (ذَاكِ الۡعَرۡضُ. وَلَكِنۡ مَنۡ نُوقِشَ الۡحِسَابَ هَلَكَ).


80. ‘Abdurrahman bin Bisyr bin Al-Hakam Al-‘Abdi telah menceritakan kepadaku: Yahya bin Sa’id Al-Qaththan menceritakan kepada kami: Abu Yunus Al-Qusyairi menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Mulaikah menceritakan kepada kami dari Al-Qasim, dari ‘Aisyah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Beliau bersabda, “Tidaklah seorang pun yang dihisab kecuali dia binasa.”

Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah Allah berfirman, ‘… hisab yang mudah’?”

Nabi menjawab, “Itu adalah penampakan (amalan). Tetapi barang siapa dihisab dengan saksama, dia akan binasa.”

(...) - وَحَدَّثَنِي عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ بِشۡرٍ: حَدَّثَنِي يَحۡيَىٰ - وَهُوَ الۡقَطَّانُ -، عَنۡ عُثۡمَانَ بۡنِ الۡأَسۡوَدِ، عَنِ ابۡنِ أَبِي مُلَيۡكَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ نُوقِشَ الۡحِسَابَ هَلَكَ). ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثۡلِ حَدِيثِ أَبِي يُونُسَ.

‘Abdurrahman bin Bisyr telah menceritakan kepadaku: Yahya Al-Qaththan menceritakan kepadaku dari ‘Utsman bin Al-Aswad, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari ‘Aisyah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Barang siapa dihisab dengan saksama, dia akan binasa.” Kemudian beliau menyebutkan semisal hadis Abu Yunus.

Musnad Ahmad hadis nomor 3991

٣٩٩١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ الصَّمَدِ، وَحَسَنُ بۡنُ مُوسَى، قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنۡ عَاصِمٍ، عَنۡ زِرِّ بۡنِ حُبَيۡشٍ عَنِ ابۡنِ مَسۡعُودٍ، أَنَّهُ كَانَ يَجۡتَنِي سِوَاكًا مِنَ الۡأَرَاكِ، وَكَانَ دَقِيقَ السَّاقَيۡنِ، فَجَعَلَتِ الرِّيحُ (١/٤٢١) تَكۡفَؤُهُ، فَضَحِكَ الۡقَوۡمُ مِنۡهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: مِمَّ تَضۡحَكُونَ؟ قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللهِ، مِنۡ دِقَّةِ سَاقَيۡهِ، فَقَالَ: وَالَّذِي نَفۡسِي بِيَدِهِ، لَهُمَا أَثۡقَلُ فِي الۡمِيزَانِ مِنۡ أُحُدٍ. [قال شعيب: صحيح لغيره، وهذا إسناد حسن].

3991. ‘Abdush Shamad dan Hasan bin Musa telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Hammad menceritakan kepada kami dari ‘Ashim, dari Zirr bin Hubaisy, dari Ibnu Mas’ud.

Beliau pernah berusaha mengambil dahan siwak dari pohon Arak. Beliau memiliki dua betis yang kecil. Tiba-tiba angin mencondongkan tubuhnya sehingga orang-orang tertawa.

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya, “Karena apa kalian tertawa?”

Mereka menjawab, “Wahai Nabi, karena kecilnya kedua betisnya.”

Rasulullah bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kedua betis itu lebih berat di mizan daripada gunung Uhud.”

Shahih Muslim hadis nomor 2999

١٣ - بَابٌ (الۡمُؤۡمِنُ أَمۡرُهُ كُلُّهُ خَيۡرٌ)
13. Bab “Seluruh keadaan seorang mukmin itu baik”


٦٤ - (٢٩٩٩) - حَدَّثَنَا هَدَّابُ بۡنُ خَالِدٍ الۡأَزۡدِيُّ وَشَيۡبَانُ بۡنُ فَرُّوخَ. جَمِيعًا عَنۡ سُلَيۡمَانَ بۡنِ الۡمُغِيرَةِ وَاللَّفۡظُ لِشَيۡبَانَ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ أَبِي لَيۡلَىٰ، عَنۡ صُهَيۡبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (عَجَبًا لِأَمۡرِ الۡمُؤۡمِنِ، إِنَّ أَمۡرَهُ كُلَّهُ خَيۡرٌ. وَلَيۡسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلۡمُؤۡمِنِ. إِنۡ أَصَابَتۡهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيۡرًا لَهُ. وَإِنۡ أَصَابَتۡهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيۡرًا لَهُ).

64. (2999). Haddab bin Khalid Al-Azdi dan Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami. Semuanya dari Sulaiman bin Al-Mughirah. Lafaz hadis ini milik Syaiban. Sulaiman menceritakan kepada kami: Tsabit menceritakan kepada kami dari ‘Abdurrahman bin Abu Laila, dari Shuhaib. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Keadaan seorang mukmin menakjubkan. Semua keadaannya baik dan hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun kecuali oleh seorang mukmin. Jika dia mendapat kesenangan, dia bersyukur. Itu baik baginya. Jika dia mendapatkan kesusahan, dia bersabar. Itu pun baik baginya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1456 dan 1457

٤١ - بَابُ أَخۡذِ الۡعَنَاقِ فِي الصَّدَقَةِ
41. Bab mengambil anak kambing untuk zakat


١٤٥٦ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ (ح). وَقَالَ اللَّيۡثُ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ خَالِدٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ بۡنِ مَسۡعُودٍ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: وَاللهِ لَوۡ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، لَقَاتَلۡتُهُمۡ عَلَى مَنۡعِهَا. [طرفه في: ١٤٠٠].

1456. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. (Dalam riwayat lain) Al-Laits berkata: ‘Abdurrahman bin Khalid menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud: Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan: Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—berkata, “Demi Allah, andai mereka tidak menyerahkan seekor anak kambing yang dahulu mereka tunaikan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, pasti aku perangi mereka bila tidak menyerahkannya.

١٤٥٧ - قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: فَمَا هُوَ إِلَّا أَنۡ رَأَيۡتُ أَنَّ اللهَ شَرَحَ صَدۡرَ أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ بِالۡقِتَالِ، فَعَرَفۡتُ أَنَّهُ الۡحَقُّ. [طرفه في: ١٣٩٩].

1457. ‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—berkata, “Tidaklah keadaan saat itu kecuali aku berpandangan bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—untuk berperang. Lalu aku mengetahui bahwa langkah beliau memang tepat.”

Pengembalian Roh ke Jasad Asal saat Kebangkitan Hari Kiamat

Syekh 'Abdul Muhsin bin Hamad Al-'Abbad Al-Badr--hafizhahullah--di dalam Syarh Hadits Jibril fi Ta'lim Ad-Din berkata,

وَالۡبَعۡثُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ يَكُونُ بِإِعَادَةِ الۡأَجۡسَادِ الَّتِي كَانَتۡ فِي الدُّنۡيَا لِتَلۡقَى مَعَ الۡأَرۡوَاحِ الثَّوَابَ وَالۡعِقَابَ، وَلَيۡسَ لِأَجۡسَادٍ جَدِيدَةٍ لَمۡ تَكُنۡ مَوۡجُودَةً فِي الدُّنۡيَا، وَهٰذَا هُوَ الَّذِي اسۡتَبۡعَدَهُ الۡكُفَّارُ وَأَنۡكَرُوهُ،

Kebangkitan pada hari kiamat terjadi dengan pengembalian jasad yang dahulu di dunia untuk merasakan ganjaran dan hukuman bersama dengan rohnya. Bukan ditujukan kepada jasad baru yang belum ada sebelumnya di dunia. Inilah yang dianggap mustahil dan diingkari oleh orang-orang kafir.

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿بَلۡ عَجِبُوٓا۟ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٌ مِّنۡهُمۡ فَقَالَ ٱلۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا شَىۡءٌ عَجِيبٌ ۝٢ أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابًا ۖ ذَٰلِكَ رَجۡعُۢ بَعِيدٌ ۝٣ قَدۡ عَلِمۡنَا مَا تَنقُصُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۡهُمۡ ۖ وَعِندَنَا كِتَٰبٌ حَفِيظُۢ﴾، فَبَيَّنَ سُبۡحَانَهُ أَنَّهُ عَالِمٌ بِكُلِّ ذَرَّةٍ مِنۡ ذَرَّاتِ أَجۡسَادِهِمُ الَّتِي تَنۡقُصُهَا الۡأَرۡضُ مِنۡهُمۡ، فَيُعِيدُهَا كَمَا كَانَتۡ فَيَبۡعَثُ ذٰلِكَ الۡمَيِّتَ بِجَسَدِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيۡهِ فِي الدُّنۡيَا،

Allah—‘azza wa jalla—berfirman, “Tetapi mereka heran dengan datangnya seorang pemberi peringatan dari kaum mereka, lalu orang-orang kafir berkata, ‘Ini adalah suatu hal yang mengherankan. Apakah ketika kami telah mati dan menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? Itu suatu pengembalian yang tidak mungkin.’ Kami mengetahui segala bagian (tubuh) mereka yang dihancurkan oleh bumi. Dan di sisi Kami ada kitab yang semua itu tercatat.” (QS. Qaf: 2-4).

Allah—subhanahu—menerangkan bahwa Dia Maha Tahu dengan setiap partikel penyusun jasad mereka yang terurai oleh tanah, lalu Dia mengembalikannya seperti semula sehingga Dia membangkitkan mayit itu dengan jasad yang dahulu dia gunakan di dunia.

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِى كَيۡفَ تُحۡىِ ٱلۡمَوۡتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمۡ تُؤۡمِن ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطۡمَئِنَّ قَلۡبِى ۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةً مِّنَ ٱلطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنۡهُنَّ جُزۡءًا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ يَأۡتِينَكَ سَعۡيًا ۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾، وَالۡمَعۡنَى كَمَا ذَكَرَ ابۡنُ كَثِيرٍ عَنۡ جَمَاعَةٍ مِنَ السَّلَفِ أَنَّ إِبۡرَاهِيمَ عَلَيۡهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ قَطَعَ الطُّيُورَ الۡأَرۡبَعَةَ وَخَلَطَ لُحُومَهَا، وَجَعَلَ عَلَى كُلِّ رَأۡسِ جَبَلٍ مِنۡهَا قِطۡعَةً، ثُمَّ دَعَاهُنَّ فَتَجَمَّعَتۡ أَجۡزَاءُ كُلِّ طَائِرٍ، حَتَّى عَادَتِ الطُّيُورُ عَلَى مَا كَانَتۡ عَلَيۡهِ، وَأَتَتۡ إِلَيۡهِ سَعۡيًا.

Allah taala berfirman, “Ingatlah ketika Ibrahim berkata, ‘Ya Rabi, perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan yang mati.’ Allah berkata, ‘Apakah engkau belum percaya?’ Ibrahim berkata, ‘Sudah, tetapi agar hatiku tenteram.’ Allah berkata, ‘Ambillah empat ekor burung dan cincanglah! Kemudian letakkan sepotong dari keempat burung itu di atas setiap bukit! Lalu panggillah! Niscaya mereka akan segera mendatangimu.’ Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana!” (QS. Al-Baqarah: 260).

Makna ayat ini, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dari beberapa ulama salaf, adalah Nabi Ibrahim—‘alaihish shalatu was salam—memotong-motong keempat burung itu dan mencampur dagingnya. Beliau meletakkan sepotong daging yang telah dicampur itu di setiap puncak bukit. Kemudian beliau memanggilnya. Bagian-bagian setiap burung menyatu hingga burung-burung itu kembali seperti semula dan mereka segera terbang mendatangi Nabi Ibrahim.

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَيَوۡمَ يُحۡشَرُ أَعۡدَآءُ ٱللَّهِ إِلَى ٱلنَّارِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ ۝١٩ حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعۡمَلُونَ ۝٢٠ وَقَالُوا۟ لِجُلُودِهِمۡ لِمَ شَهِدتُّمۡ عَلَيۡنَا ۖ قَالُوٓا۟ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنطَقَ كُلَّ شَىۡءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ۝٢١ وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَتِرُونَ أَن يَشۡهَدَ عَلَيۡكُمۡ سَمۡعُكُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُكُمۡ وَلَا جُلُودُكُمۡ وَلَٰكِن ظَنَنتُمۡ أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعۡلَمُ كَثِيرًا مِّمَّا تَعۡمَلُونَ ۝٢٢ وَذَٰلِكُمۡ ظَنُّكُمُ ٱلَّذِى ظَنَنتُم بِرَبِّكُمۡ أَرۡدَىٰكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ﴾، وَهٰذِهِ الۡآيَاتُ تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الۡأَجۡسَادَ الَّتِي فِي الدُّنۡيَا هِيَ الَّتِي أُعِيدَتۡ وَشَهِدَتِ الۡأَسۡمَاعُ وَالۡأَبۡصَارُ وَالۡجُلُودُ بِالۡمَعَاصِي الَّتِي عَمِلَهَا أَصۡحَابُهَا.

Allah taala berfirman, “Pada hari para musuh Allah digiring menuju neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya, hingga ketika mereka telah mendatanginya, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka akan bersaksi terhadap perbuatan mereka dahulu. Mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa engkau bersaksi terhadap kami?’ Kulit-kulit akan menjawab, ‘Allah yang mampu membuat segala sesuatu berbicara telah menjadikan kami bisa berbicara.’ Dia telah menciptakan kalian di awal kali dan hanya kepada-Nya kalian akan dikembalikan. Kalian tidak bisa bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulit kalian bahkan kalian mengira Allah tidak mengetahui banyak hal yang kalian kerjakan. Itulah persangkaan kalian terhadap Tuhan kalian yang akan membinasakan kalian sehingga kalian menjadi orang yang rugi.” (QS. Fushshilat: 19-23).

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa jasad yang di dunia itulah yang akan dikembalikan dan pendengaran, penglihatan, kulit akan bersaksi dengan kemaksiatan yang dikerjakan oleh pelakunya.

وَمِثۡلُ هٰذِهِ الۡآيَاتِ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكۡسِبُونَ﴾، وَقَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿يَوۡمَ تَشۡهَدُ عَلَيۡهِمۡ أَلۡسِنَتُهُمۡ وَأَيۡدِيهِمۡ وَأَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعۡمَلُونَ﴾.

Semisal ayat-ayat tersebut adalah firman Allah taala, “Pada hari ini, Kami tutup mulut-mulut mereka, lalu tangan-tangan mereka berbicara kepada Kami dan kaki-kaki mereka bersaksi tentang perbuatan mereka dahulu.”

Juga firman Allah taala, “Pada hari lisan, tangan, dan kaki mereka akan bersaksi tentang segala yang mereka dahulu kerjakan.”

وَيَدُلُّ عَلَى ذٰلِكَ مِنَ السُّنَّةِ حَدِيثُ قِصَّةِ الرَّجُلِ الَّذِي أَوۡصَى بَنِيهِ إِذَا مَاتَ أَنۡ يُحَرِّقُوا جَسَدَهُ وَيَرۡمُوا جُزۡءًا مِنۡ رَمَادِهِ فِي الۡبَرِّ وَجُزۡءًا مِنۡهُ فِي الۡبَحۡرِ، فَأَمَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ الۡبَحۡرَ بِأَنۡ يُخۡرِجَ مَا فِيهِ، وَالۡبَرَّ بِأَنۡ يُخۡرِجَ مَا فِيهِ، حَتَّى عَادَ الۡجَسَدُ كَمَا كَانَ، وَالۡحَدِيثُ رَوَاهُ الۡبُخَارِيُّ (٧٥٠٦)، وَمُسۡلِمٌ (٢٧٥٦) مِنۡ حَدِيثِ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ.

Dalil sunah yang menunjukkan hal itu adalah hadis kisah seseorang yang berwasiat kepada putranya apabila dia mati agar membakar jasadnya dan melemparkan sebagian abunya di darat dan sebagian lainnya di laut. Lalu Allah—‘azza wa jalla—memerintahkan lautan agar mengeluarkan isinya dan daratan agar mengeluarkan isinya hingga jasadnya kembali seperti semula.

Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari nomor 7506 dan Muslim nomor 2756 dari hadis Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1455

٤٠ - بَابٌ لَا تُؤۡخَذُ فِي الصَّدَقَةِ هَرِمَةٌ، وَلَا ذَاتُ عَوَارٍ، وَلَا تَيۡسٌ، إِلَّا مَا شَاءَ الۡمُصَدِّقُ
40. Bab hewan ternak yang sudah tua, atau cacat, atau kambing jantan tidak diambil untuk zakat kecuali petugas pengambil zakat menghendakinya


١٤٥٥ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنِي ثُمَامَةُ: أَنَّ أَنَسًا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ حَدَّثَهُ: أَنَّ أَبَا بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ كَتَبَ لَهُ، الَّتِي أَمَرَ اللهُ رَسُولَهُ ﷺ: (وَلَا يُخۡرَجُ فِي الصَّدَقَةِ هَرِمَةٌ، وَلَا ذَاتُ عَوَارٍ، وَلَا تَيۡسٌ، إِلَّا مَا شَاءَ الۡمُصَدِّقُ). [طرفه في: ١٤٤٨].

1455. Muhammad bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Tsumamah menceritakan kepadaku: Anas—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan kepadanya: Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—menulis surat kepadanya yang isinya adalah (aturan zakat) yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, “Hewan ternak yang sudah tua atau cacat atau kambing jantan tidak dikeluarkan untuk zakat kecuali petugas pengambil zakat menghendakinya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1454

٣٩ - بَابُ زَكَاةِ الۡغَنَمِ
39. Bab zakat kambing


١٤٥٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ الۡمُثَنَّى الۡأَنۡصَارِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنِي ثُمَامَةُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَنَسٍ: أَنَّ أَنَسًا حَدَّثَهُ: أَنَّ أَبَا بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، كَتَبَ لَهُ هٰذَا الۡكِتَابَ، لَمَّا وَجَّهَهُ إِلَى الۡبَحۡرَيۡنِ:


هٰذِهِ فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ، الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَلَى الۡمُسۡلِمِينَ، وَالَّتِي أَمَرَ اللهُ بِهَا رَسُولَهُ ﷺ، فَمَنۡ سُئِلَهَا مِنَ الۡمُسۡلِمِينَ عَلَى وَجۡهِهَا فَلۡيُعۡطِهَا، وَمَنۡ سُئِلَ فَوۡقَهَا فَلَا يُعۡطِ:

1454. Muhammad bin ‘Abdullah bin Al-Mutsanna Al-Anshari telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Tsumamah bin ‘Abdullah bin Anas menceritakan kepadaku: Anas menceritakan kepada beliau: Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—menulis surat ini kepada Anas ketika memberangkatkan beliau ke Bahrain:

Bismillāhirraḥmānirraḥīm. Ini adalah kewajiban sedekah (zakat) yang diwajibkan oleh Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kepada kaum muslimin dan yang diperintahkan oleh Allah kepada Rasul-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Apabila ada dari kaum muslimin yang dimintai zakat sesuai aturannya, hendaknya dia memberikannya, dan apabila ada yang dimintai lebih daripada itu, jangan dia beri.

(فِي أَرۡبَعٍ وَعِشۡرِينَ مِنَ الۡإِبِلِ فَمَا دُونَهَا، مِنَ الۡغَنَمِ مِنۡ كُلِّ خَمۡسٍ شَاةٌ، إِذَا بَلَغَتۡ خَمۡسًا وَعِشۡرِينَ إِلَى خَمۡسٍ وَثَلَاثِينَ فَفِيهَا بِنۡتُ مَخَاضٍ أُنۡثَى، فَإِذَا بَلَغَتۡ سِتًّا وَثَلَاثِينَ إِلَى خَمۡسٍ وَأَرۡبَعِينَ فَفِيهَا بِنۡتُ لَبُونٍ أُنۡثَى، فَإِذَا بَلَغَتۡ سِتًّا وَأَرۡبَعِينَ إِلَى سِتِّينَ فَفِيهَا حِقَّةٌ طَرُوقَةُ الۡجَمَلِ، فَإِذَا بَلَغَتۡ وَاحِدَةً وَسِتِّينَ إِلَى خَمۡسٍ وَسَبۡعِينَ فَفِيهَا جَذَعَةٌ، فَإِذَا بَلَغَتۡ - يَعۡنِي - سِتًّا وَسَبۡعِينَ إِلَى تِسۡعِينَ فَفِيهَا بِنۡتَا لَبُونٍ، فَإِذَا بَلَغَتۡ إِحۡدَى وَتِسۡعِينَ إِلَى عِشۡرِينَ وَمِائَةٍ، فَفِيهَا حِقَّتَانِ طَرُوقَتَا الۡجَمَلِ، فَإِذَا زَادَتۡ عَلَى عِشۡرِينَ وَمِائَةٍ، فَفِي كُلِّ أَرۡبَعِينَ بِنۡتُ لَبُونٍ، وَفِي كُلِّ خَمۡسِينَ حِقَّةٌ، وَمَنۡ لَمۡ يَكُنۡ مَعَهُ إِلَّا أَرۡبَعٌ مِنَ الۡإِبِلِ فَلَيۡسَ فِيهَا صَدَقَةٌ، إِلَّا أَنۡ يَشَاءَ رَبُّهَا، فَإِذَا بَلَغَتۡ خَمۡسًا مِنَ الۡإِبِلِ فَفِيهَا شَاةٌ.

Pada dua puluh empat ekor unta atau kurang, zakat setiap lima ekor unta adalah seekor kambing. Apabila jumlahnya mencapai dua puluh lima sampai tiga puluh lima ekor, wajib zakat bintu makhadh (unta betina yang berumur satu tahun). Apabila jumlahnya mencapai tiga puluh enam sampai empat puluh lima ekor, wajib zakat bintu labun (unta betina yang berumur dua tahun). Apabila jumlahnya mencapai empat puluh enam sampai enam puluh ekor, wajib zakat seekor hiqqah (unta betina yang berumur tiga tahun) yang bisa dikawini oleh unta jantan. Apabila jumlahnya mencapai enam puluh satu sampai tujuh puluh lima ekor, wajib zakat seekor jadza’ah (unta betina yang berumur empat tahun). Apabila jumlahnya mencapai tujuh puluh enam sampai sembilan puluh ekor, wajib zakat dua ekor bintu labun. Apabila jumlahnya mencapai sembilan puluh satu sampai seratus dua puluh ekor, wajib zakat dua ekor hiqqah yang bisa dikawini oleh unta jantan. Apabila jumlahnya lebih dari seratus dua puluh ekor, setiap empat puluh ekor, wajib zakat seekor bintu labun, dan setiap lima puluh ekor, wajib zakat seekor hiqqah. Barang siapa yang hanya punya empat ekor unta, tidak ada zakatnya kecuali si pemiliknya ingin bersedekah. Apabila jumlahnya mencapai lima ekor unta, wajib zakat seekor kambing.

وَفِي صَدَقَةِ الۡغَنَمِ: فِي سَائِمَتِهَا إِذَا كَانَتۡ أَرۡبَعِينَ إِلَى عِشۡرِينَ وَمِائَةٍ شَاةٌ، فَإِذَا زَادَتۡ عَلَى عِشۡرِينَ وَمِائَةٍ إِلَى مِائَتَيۡنِ شَاتَانِ، فَإِذَا زَادَتۡ عَلَى مِائَتَيۡنِ إِلَى ثَلَاثِمِائَةٍ فَفِيهَا ثَلَاثٌ، فَإِذَا زَادَتۡ عَلَى ثَلَاثِمِائَةٍ فَفِي كُلِّ مِائَةٍ شَاةٌ، فَإِذَا كَانَتۡ سَائِمَةُ الرَّجُلِ نَاقِصَةً مِنۡ أَرۡبَعِينَ شَاةً وَاحِدَةً، فَلَيۡسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إِلَّا أَنۡ يَشَاءَ رَبُّهَا. وَفِي الرِّقَةِ رُبۡعُ الۡعُشۡرِ، فَإِنۡ لَمۡ تَكُنۡ إِلَّا تِسۡعِينَ وَمِائَةً فَلَيۡسَ فِيهَا شَيۡءٌ إِلَّا أَنۡ يَشَاءَ رَبُّهَا). [طرفه في: ١٤٤٨].

Untuk zakat kambing yang digembalakan, apabila jumlahnya mencapai empat puluh sampai seratus dua puluh ekor, wajib zakat seekor kambing. Apabila jumlahnya lebih dari seratus dua puluh hingga dua ratus ekor, wajib zakat dua ekor kambing. Apabila jumlahnya lebih dari dua ratus sampai tiga ratus, wajib zakat tiga ekor kambing. Apabila jumlahnya lebih dari tiga ratus ekor, setiap seratusnya wajib zakat seekor kambing. Apabila kambing gembalaan seseorang berjumlah empat puluh kurang seekor, tidak wajib sedekah, kecuali sekehendak pemiliknya.

Untuk perak, zakatnya 2,5%. Jika seseorang hanya punya seratus sembilan puluh dirham, tidak wajib sedekah kecuali sekehendak pemiliknya.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1399 dan 1400

١٣٩٩ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ الۡحَكَمُ بۡنُ نَافِعٍ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبُ بۡنُ أَبِي حَمۡزَةَ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ بۡنِ مَسۡعُودٍ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَكَانَ أَبُو بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، وَكَفَرَ مَنۡ كَفَرَ مِنَ الۡعَرَبِ، فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: كَيۡفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدۡ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أُمِرۡتُ أَنۡ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، فَمَنۡ قَالَهَا فَقَدۡ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفۡسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ؟). [الحديث ١٣٩٩ - أطرافه في: ١٤٥٧، ٦٩٢٤، ٧٢٨٤].

1399. Abu Al-Yaman Al-Hakam bin Nafi’ telah menceritakan kepada kami: Syu’aib bin Abu Hamzah mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri: ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud menceritakan kepada kami: Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—berkata:

Ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—wafat, di masa kekhalifahan Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—, ada sebagian orang-orang Arab yang kembali kafir.

‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—berkata: Bagaimana engkau akan memerangi orang-orang itu sementara Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku diperintahkan memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan lā ilāha illallāh. Barang siapa telah mengucapkannya, maka dia telah menjadikan harta dan jiwanya terlindung dariku kecuali dengan haknya. Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah.”?

١٤٠٠ – فَقَالَ: وَاللهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنۡ فَرَّقَ بَيۡنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ، فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الۡمَالِ، وَاللهِ لَوۡ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ لَقَاتَلۡتُهُمۡ عَلَى مَنۡعِهَا. قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: فَوَاللهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنۡ قَدۡ شَرَحَ اللهُ صَدۡرَ أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، فَعَرَفۡتُ أَنَّهُ الۡحَقُّ. [الحديث ١٤٠٠ - أطرافه في: ١٤٥٦، ٦٩٢٥، ٧٢٨٥].

1400. Abu Bakr berkata, “Demi Allah, aku pasti akan memerangi siapa saja yang membeda-bedakan antara (kewajiban) salat dengan (kewajiban) zakat karena zakat adalah kewajiban terhadap harta. Demi Allah, andai mereka tidak menyerahkan seekor anak kambing yang dahulu mereka tunaikan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, pasti aku perangi mereka bila tidak menyerahkannya.

‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—berkata, “Demi Allah, tidaklah keadaan saat itu kecuali Allah telah melapangkan dada Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—untuk melakukannya. Lalu aku mengetahui bahwa langkah beliau memang tepat.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1448

٣٤ - بَابُ الۡعَرۡضِ فِي الزَّكَاةِ
34. Bab harta benda (selain dinar dan dirham) untuk zakat


وَقَالَ طَاوُسٌ: قَالَ مُعَاذٌ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ لِأَهۡلِ الۡيَمَنِ: ائۡتُونِي بِعَرۡضٍ، ثِيَابٍ خَمِيصٍ أَوۡ لَبِيسٍ، فِي الصَّدَقَةِ، مَكَانَ الشَّعِيرِ وَالذُّرَةِ، أَهۡوَنُ عَلَيۡكُمۡ، وَخَيۡرٌ لِأَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ بِالۡمَدِينَةِ.

Thawus berkata: Mu’adz—radhiyallahu ‘anhu—berkata kepada penduduk Yaman, “Berikan harta benda kepadaku, bisa berupa baju atau pakaian, untuk sedekah, sebagai ganti barli dan jagung. Itu lebih mudah bagi kalian dan lebih baik untuk sahabat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di Madinah.”

وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وَأَمَّا خَالِدٌ احۡتَبَسَ أَدۡرَاعَهُ وَأَعۡتُدَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ).

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Khalid telah mewakafkan baju-baju besinya dan perlengkapan perangnya di jalan Allah.”

وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (تَصَدَّقۡنَ وَلَوۡ مِنۡ حُلِيِّكُنَّ) - فَلَمۡ يَسۡتَثۡنِ صَدَقَةَ الۡفَرۡضِ مِنۡ غَيۡرِهَا - فَجَعَلَتِ الۡمَرۡأَةُ تُلۡقِي خُرۡصَهَا وَسِخَابَهَا. وَلَمۡ يَخُصَّ الذَّهَبَ وَالۡفِضَّةَ مِنَ الۡعُرُوضِ.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Bersedekahlah wahai para wanita walaupun dari perhiasan kalian!” Beliau tidak mengecualikan sedekah yang wajib dari selainnya. Mulailah ada wanita yang melemparkan anting-anting dan kalungnya. Nabi tidak mengkhususkan emas dan perak dari harta benda.

١٤٤٨ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنِي ثُمَامَةُ: أَنَّ أَنَسًا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ حَدَّثَهُ: أَنَّ أَبَا بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، كَتَبَ لَهُ الَّتِي أَمَرَ اللهُ رَسُولَهُ ﷺ: (وَمَنۡ بَلَغَتۡ صَدَقَتُهُ بِنۡتَ مَخَاضٍ وَلَيۡسَتۡ عِنۡدَهُ، وَعِنۡدَهُ بِنۡتُ لَبُونٍ، فَإِنَّهَا تُقۡبَلُ مِنۡهُ، وَيُعۡطِيهِ الۡمُصَدِّقُ عِشۡرِينَ دِرۡهَمًا أَوۡ شَاتَيۡنِ، فَإِنۡ لَمۡ يَكُنۡ عِنۡدَهُ بِنۡتُ مَخَاضٍ عَلَى وَجۡهِهَا، وَعِنۡدَهُ ابۡنُ لَبُونٍ، فَإِنَّهُ يُقۡبَلُ مِنۡهُ، وَلَيۡسَ مَعَهُ شَيۡءٌ).

[الحديث ١٤٤٨ - أطرافه في: ١٤٥٠، ١٤٥١، ١٤٥٣، ١٤٥٤، ١٤٥٥، ٢٤٨٧، ٣١٠٦، ٥٨٧٨، ٦٩٥٥].

1448. Muhammad bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Tsumamah menceritakan kepadaku: Anas—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan kepadanya: Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—menulis kepadanya yang diperintahkan oleh Allah kepada Rasul-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Barang siapa yang zakatnya sudah sampai bintu makhadh (unta betina berumur satu tahun) namun tidak punya dan hanya punya bintu labun (unta betina berumur dua tahun), maka diterima darinya dan orang yang mengambil zakat memberinya dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Atau jika dia tidak punya bintu makhadh sesuai yang diwajibkan dan dia punya ibnu labun (unta jantan berumur dua tahun), maka diterima darinya namun dia tidak diberi apa-apa.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1452

٣٧ - بَابُ زَكَاةِ الۡإِبِلِ
37. Bab zakat unta


ذَكَرَهُ أَبُو بَكۡرٍ، وَأَبُو ذَرٍّ، وَأَبُو هُرَيۡرَةَ، رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمۡ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

Abu Bakr, Abu Dzarr, Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhum—menyebutkannya dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

١٤٥٢ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا الۡوَلِيدُ بۡنُ مُسۡلِمٍ: حَدَّثَنَا الۡأَوۡزَاعِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي ابۡنُ شِهَابٍ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَزِيدَ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ أَعۡرَابِيًّا سَأَلَ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَنِ الۡهِجۡرَةِ، فَقَالَ: (وَيۡحَكَ، إِنَّ شَأۡنَهَا شَدِيدٌ، فَهَلۡ لَكَ مِنۡ إِبِلٍ تُؤَدِّي صَدَقَتَهَا؟) قَالَ: نَعَمۡ، قَالَ: (فَاعۡمَلۡ مِنۡ وَرَاءِ الۡبِحَارِ، فَإِنَّ اللهَ لَنۡ يَتِرَكَ مِنۡ عَمَلِكَ شَيۡئًا). [الحديث ١٤٥٢ - أطرافه في: ٢٦٣٣، ٣٩٢٣، ٦١٦٥].

1452. ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Al-Walid bin Muslim menceritakan kepada kami: Al-Auza’i menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Syihab menceritakan kepadaku dari ‘Atha` bin Yazid, dari Abu Sa’id Al-Khudri—radhiyallahu ‘anhu—:

Seorang badui Arab bertanya kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tentang hijrah, lalu beliau bersabda, “Kasihan engkau. Sesungguhnya perkara hijrah itu berat. Apakah engkau mempunyai unta yang engkau tunaikan zakatnya?”

Dia menjawab, “Iya.”

Rasulullah bersabda, “Beramallah di seberang lautan! Sesungguhnya Allah tidak mengurangi sedikit pun pahala amalanmu.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1447

٣٣ - بَابُ زَكَاةِ الۡوَرِقِ
33. Bab zakat perak


١٤٤٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ يَحۡيَى الۡمَازِنِيِّ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبَا سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيَّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَيۡسَ فِيمَا دُونَ خَمۡسِ ذَوۡدٍ صَدَقَةٌ مِنَ الۡإِبِلِ، وَلَيۡسَ فِيمَا دُونَ خَمۡسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ، وَلَيۡسَ فِيمَا دُونَ خَمۡسَةِ أَوۡسُقٍ صَدَقَةٌ).

1447. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari ‘Amr bin Yahya Al-Mazini, dari ayahnya. Beliau berkata: Aku mendengar Abu Said Al-Khudri berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Tidak ada zakat pada unta yang berjumlah kurang dari lima ekor. Tidak ada zakat pada perak yang kurang dari lima uqiyyah (1 uqiyyah = 40 dirham). Tidak ada zakat pada bahan makanan pokok yang kurang dari lima wasq (1 wasq = 60 sha’).”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ قَالَ: حَدَّثَنِي يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عَمۡرٌو: سَمِعَ أَبَاهُ: عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ: بِهٰذَا. [طرفه في: ١٤٠٥].

Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahhab menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepadaku. Beliau berkata: ‘Amr mengabarkan kepadaku: Beliau mendengar ayahnya: Dari Abu Sa’id—radhiyallahu ‘anhu—: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengucapkan hadis ini.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1446

٣٢ - بَابٌ قَدۡرُ كَمۡ يُعۡطَى مِنَ الزَّكَاةِ وَالصَّدَقَةِ، وَمَنۡ أَعۡطَى شَاةً
32. Bab berapa kadar zakat dan sedekah yang akan diberikan dan barang siapa yang memberi seekor kambing


١٤٤٦ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا أَبُو شِهَابٍ، عَنۡ خَالِدٍ الۡحَذَّاءِ، عَنۡ حَفۡصَةَ بِنۡتِ سِيرِينَ، عَنۡ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: بُعِثَ إِلَى نُسَيۡبَةَ الۡأَنۡصَارِيَّةِ بِشَاةٍ، فَأَرۡسَلَتۡ إِلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا مِنۡهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (عِنۡدَكُمۡ شَيۡءٌ؟) فَقُلۡتُ: لَا، إِلَّا مَا أَرۡسَلَتۡ بِهِ نُسَيۡبَةُ مِنۡ تِلۡكَ الشَّاةِ، فَقَالَ: (هَاتِ، فَقَدۡ بَلَغَتۡ مَحِلَّهَا). [الحديث ١٤٤٦ - طرفاه في: ١٤٩٤، ٢٥٧٩].

1446. Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami: Abu Syihab menceritakan kepada kami dari Khalid Al-Hadzdza`, dari Hafshah binti Sirin, dari Umu ‘Athiyyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan:

Seekor kambing dikirim kepada Nusaibah Al-Anshariyyah. Lalu Nusaibah mengirimkan sebagiannya kepada ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya, “Apakah kalian punya makanan?”

Aku (‘Aisyah) menjawab, “Tidak ada kecuali kambing yang dikirim oleh Nusaibah.”

Nabi bersabda, “Hidangkanlah! Karena kambing itu sudah sampai ke tempatnya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1445

٣١ - بَابٌ عَلَى كُلِّ مُسۡلِمٍ صَدَقَةٌ، فَمَنۡ لَمۡ يَجِدۡ فَلۡيَعۡمَلۡ بِالۡمَعۡرُوفِ
31. Bab setiap muslim disunahkan bersedekah, barang siapa tidak mendapati, dia bisa beramal kebaikan


١٤٤٥ - حَدَّثَنَا مُسۡلِمُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ أَبِي بُرۡدَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ جَدِّهِ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (عَلَى كُلِّ مُسۡلِمٍ صَدَقَةٌ). فَقَالُوا: يَا نَبِيَّ اللهِ، فَمَنۡ لَمۡ يَجِدۡ؟ قَالَ: (يَعۡمَلُ بِيَدِهِ، فَيَنۡفَعُ نَفۡسَهُ وَيَتَصَدَّقُ). قَالُوا: فَإِنۡ لَمۡ يَجِدۡ؟ قَالَ: (يُعِينُ ذَا الۡحَاجَةِ الۡمَلۡهُوفَ). قَالُوا: فَإِنۡ لَمۡ يَجِدۡ؟ قَالَ: (فَلۡيَعۡمَلۡ بِالۡمَعۡرُوفِ، وَلۡيُمۡسِكۡ عَنِ الشَّرِّ، فَإِنَّهَا لَهُ صَدَقَةٌ). [الحديث ١٤٤٥ - طرفه في: ٦٠٢٢].

1445. Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Sa’id bin Abu Burdah menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Setiap muslim hendaknya bersedekah.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Nabi, bagaimana dengan orang yang tidak mendapati sesuatu untuk disedekahkan?”

Nabi menjawab, “Dia bekerja dengan tangannya lalu dia bisa memberi manfaat kepada dirinya dan bisa bersedekah.”

Para sahabat bertanya, “Jika dia masih belum bisa mendapati sesuatu yang bisa disedekahkan?”

Nabi menjawab, “Dia bisa membantu orang yang memiliki kebutuhan dan orang yang kesusahan.”

Para sahabat bertanya, “Jika dia masih belum mendapati?”

Nabi menjawab, “Hendaknya dia melakukan kebaikan dan menahan dari perbuatan jelek. Sesungguhnya bagi dia hal itu merupakan sedekah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1443 dan 1444

٢٩ - بَابُ مَثَلِ الۡمُتَصَدِّقِ وَالۡبَخِيلِ
29. Bab perumpamaan orang yang bersedekah dan orang yang bakhil


١٤٤٣ - حَدَّثَنَا مُوسَى: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ: حَدَّثَنَا ابۡنُ طَاوُسٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَثَلُ الۡبَخِيلِ وَالۡمُتَصَدِّقِ، كَمَثَلِ رَجُلَيۡنِ، عَلَيۡهِمَا جُبَّتَانِ مِنۡ حَدِيدٍ). ح. وَحَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ: حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ: أَنَّ عَبۡدَ الرَّحۡمٰنِ حَدَّثَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (مَثَلُ الۡبَخِيلِ وَالۡمُنۡفِقِ، كَمَثَلِ رَجُلَيۡنِ، عَلَيۡهِمَا جُبَّتَانِ مِنۡ حَدِيدٍ، مِنۡ ثُدِيِّهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا الۡمُنۡفِقُ: فَلَا يُنۡفِقُ إِلَّا سَبَغَتۡ، أَوۡ وَفَرَتۡ عَلَى جِلۡدِهِ، حَتَّى تُخۡفِيَ بَنَانَهُ، وَتَعۡفُوَ أَثَرَهُ. وَأَمَّا الۡبَخِيلُ: فَلَا يُرِيدُ أَنۡ يُنۡفِقَ شَيۡئًا إِلَّا لَزِقَتۡ كُلُّ حَلۡقَةٍ مَكَانَهَا، فَهُوَ يُوَسِّعُهَا وَلَا تَتَّسِعُ). تَابَعَهُ الۡحَسَنُ بۡنُ مُسۡلِمٍ، عَنۡ طَاوُسٍ: فِي الۡجُبَّتَيۡنِ. [الحديث ١٤٤٣ - أطرافه في: ١٤٤٤، ٢٩١٧، ٥٢٩٩، ٥٧٩٧].

1443. Musa telah menceritakan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami: Ibnu Thawus menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Permisalan orang yang bakhil dan orang yang gemar bersedekah seperti dua orang yang memakai jubah dari besi.”

(Dalam riwayat lain) Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami: Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami: ‘Abdurrahman menceritakan kepadanya: Beliau mendengar Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Beliau mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Permisalan orang yang bakhil dan orang yang gemar berinfak seperti dua orang yang memakai jubah dari besi yang menutupi puting susu hingga selangkanya. Adapun orang yang berinfak, tidaklah dia berinfak kecuali jubahnya jadi memanjang atau menyelimuti kulitnya, sampai-sampai dapat menutupi ujung jarinya dan menghapus jejak langkahnya. Adapun orang yang bakhil, tidaklah dia ingin menginfakkan sesuatu kecuali seluruh lingkar jubahnya akan menyusut, lalu dia berusaha keras untuk melonggarkan jubahnya namun tidak bisa longgar.”

Al-Hasan bin Muslim mengiringi Ibnu Thawus dari Thawus: (dengan ungkapan) fil jubbatain.

١٤٤٤ - وَقَالَ حَنۡظَلَةُ، عَنۡ طَاوُسٍ: جُنَّتَانِ. وَقَالَ اللَّيۡثُ: حَدَّثَنِي جَعۡفَرٌ، عَنِ ابۡنِ هُرۡمُزٍ، سَمِعۡتُ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: جُنَّتَانِ. [طرفه في: ١٤٤٣].

1444. Hanzhalah berkata dari Thawus: junnatān (dua tameng). Al-Laits berkata: Ja’far menceritakan kepadaku dari Ibnu Hurmuz: Aku mendengar Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—: junnatān.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1442

٢٨ - بَابُ قَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالۡحُسۡنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلۡيُسۡرَى وَأَمَّا مَنۡ بَخِلَ وَاسۡتَغۡنَى وَكَذَّبَ بِالۡحُسۡنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلۡعُسۡرَى﴾ [الليل: ٥-١٠]
28. Bab firman Allah taala, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah), bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (janah), kelak Kami akan mudahkan dia kepada jalan kemudahan. Adapun orang yang bakhil, merasa tidak butuh (pahala), dan mendustakan pahala terbaik, kelak Kami akan mudahkan dia kepada jalan kesulitan.” (QS. Al-Lail: 5-10)


(اللَّهُمَّ أَعۡطِ مُنۡفِقَ مَالٍ خَلَفًا).

“Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menginfakkan harta.”

١٤٤٢ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي أَخِي، عَنۡ سُلَيۡمَانَ، عَنۡ مُعَاوِيَةَ بۡنِ أَبِي مُزَرِّدٍ، عَنۡ أَبِي الۡحُبَابِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (مَا مِنۡ يَوۡمٍ يُصۡبِحُ الۡعِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنۡزِلَانِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللّٰهُمَّ أَعۡطِ مُنۡفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الۡآخَرُ: اللّٰهُمَّ أَعۡطِ مُمۡسِكًا تَلَفًا).

1442. Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Saudaraku menceritakan kepadaku dari Sulaiman, dari Mu’awiyah bin Abu Muzarrid, dari Abu Al-Hubab, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Tidaklah ada satu hari pun yang dijalani oleh para hamba, kecuali ada dua malaikat turun. Salah satunya berkata, ‘Ya Allah, berilah ganti orang yang berinfak.’ Yang lainnya berkata, ‘Ya Allah, berilah kerusakan harta kepada orang yang kikir (tidak mau berinfak).’”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1439, 1440, dan 1441

٢٧ - بَابُ أَجۡرِ الۡمَرۡأَةِ إِذَا تَصَدَّقَتۡ أَوۡ أَطۡعَمَتۡ مِنۡ بَيۡتِ زَوۡجِهَا غَيۡرَ مُفۡسِدَةٍ
27. Bab pahala istri apabila dia bersedekah atau memberi makan dari rumah suaminya tanpa berlebihan


١٤٣٩ - حَدَّثَنَا آدَمُ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا مَنۡصُورٌ وَالۡأَعۡمَشُ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، تَعۡنِي: (إِذَا تَصَدَّقَتِ الۡمَرۡأَةُ مِنۡ بَيۡتِ زَوۡجِهَا). ح.

1439. Adam telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Manshur dan Al-A’masy menceritakan kepada kami dari Abu Wa`il, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Yakni hadis, “Apabila seorang istri bersedekah dari harta di rumah suaminya…”

١٤٤٠ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ حَفۡصٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ، عَنۡ شَقِيقٍ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِذَا أَطۡعَمَتِ الۡمَرۡأَةُ مِنۡ بَيۡتِ زَوۡجِهَا، غَيۡرَ مُفۡسِدَةٍ، لَهَا أَجۡرُهَا، وَلَهُ مِثۡلُهُ، وَلِلۡخَازِنِ مِثۡلُ ذٰلِكَ، لَهُ بِمَا اكۡتَسَبَ وَلَهَا بِمَا أَنۡفَقَتۡ). [طرفه في: ١٤٢٥].

1440. (Dalam riwayat lain) ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami dari Syaqiq, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila seorang wanita memberi makan dari (makanan di) rumah suaminya tanpa berlebihan, dia mendapat pahalanya, suaminya mendapat pahala semisalnya, dan penjaga lumbungnya pun juga mendapat pahala semisal itu. Bagi suami dengan sebab jerih payahnya dan bagi istri dengan sebab infaknya.”

١٤٤١ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ يَحۡيَى: أَخۡبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ شَقِيقٍ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (إِذَا أَنۡفَقَتِ الۡمَرۡأَةُ مِنۡ طَعَامِ بَيۡتِهَا، غَيۡرَ مُفۡسِدَةٍ، فَلَهَا أَجۡرُهَا، وَلِلزَّوۡجِ بِمَا اكۡتَسَبَ، وَلِلۡخَازِنِ مِثۡلُ ذٰلِكَ). [طرفه في: ١٤٢٥].

1441. Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami: Jarir mengabarkan kepada kami dari Manshur, dari Syaqiq, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Apabila seorang istri berinfak dari bahan makanan di rumahnya tanpa berlebihan, dia mendapat pahalanya, suami mendapat pahala dengan sebab kerjanya, dan penjaga lumbungnya pun mendapat pahala semisal itu.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1437 dan 1438

٢٦ - بَابُ أَجۡرِ الۡخَادِمِ إِذَا تَصَدَّقَ بِأَمۡرِ صَاحِبِهِ غَيۡرَ مُفۡسِدٍ
26. Bab pahala pelayan apabila dia bersedekah dengan perintah pemilik harta tanpa berlebihan


١٤٣٧ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا تَصَدَّقَتِ الۡمَرۡأَةُ مِنۡ طَعَامِ زَوۡجِهَا، غَيۡرَ مُفۡسِدَةٍ، كَانَ لَهَا أَجۡرُهَا، وَلِزَوۡجِهَا بِمَا كَسَبَ، وَلِلۡخَازِنِ مِثۡلُ ذٰلِكَ). [طرفه في: ١٤٢٥].

1437. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Wa`il, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila seorang istri bersedekah dari makanan suaminya tanpa berlebihan, dia akan mendapat pahala. Suaminya juga mendapat pahala karena jerih payahnya dan penjaga lumbungnya juga mendapatkan semisal itu.”

١٤٣٨ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡعَلَاءِ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنۡ بُرَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِي بُرۡدَةَ، عَنۡ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (الۡخَازِنُ الۡمُسۡلِمُ الۡأَمِينُ، الَّذِي يُنۡفِذُ - وَرُبَّمَا قَالَ: يُعۡطِي - مَا أُمِرَ بِهِ، كَامِلًا مُوَفَّرًا، طَيِّبٌ بِهِ نَفۡسُهُ، فَيَدۡفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ، أَحَدُ الۡمُتَصَدِّقَيۡنِ). [الحديث ١٤٣٨ - طرفاه في: ٢٢٦٠، ٢٣١٩].

1438. Muhammad bin Al-‘Ala telah menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Buraid bin ‘Abdullah, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Seorang bendahara muslim yang amanah yang melaksanakan—atau bisa jadi beliau berkata: memberikan—apa yang diperintahkan secara sempurna paripurna dengan kerelaan jiwanya, lalu dia salurkan kepada yang diperintahkan, adalah salah satu dari dua orang yang bersedekah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1436

٢٥ - بَابُ مَنۡ تَصَدَّقَ فِي الشِّرۡكِ ثُمَّ أَسۡلَمَ
25. Bab barang siapa bersedekah ketika masih musyrik kemudian masuk Islam


١٤٣٦ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ: حَدَّثَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ حَكِيمِ بۡنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيۡتَ أَشۡيَاءَ، كُنۡتُ أَتَحَنَّثُ بِهَا فِي الۡجَاهِلِيَّةِ، مِنۡ صَدَقَةٍ، أَوۡ عَتَاقَةٍ، وَصِلَةِ رَحِمٍ، فَهَلۡ فِيهَا مِنۡ أَجۡرٍ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (أَسۡلَمۡتَ عَلَى مَا سَلَفَ مِنۡ خَيۡرٍ). [الحديث ١٤٣٦ - أطرافه في: ٢٢٢٠، ٢٥٣٨، ٥٩٩٢].

1436. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami: Ma’mar menceritakan kepada kami dari ‘Urwah, dari Hakim bin Hizam—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu terhadap amalan-amalan ibadah yang dahulu aku lakukan di masa jahiliah berupa sedekah, pembebasan budak, silaturahmi? Apakah ada pahalanya?”

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Engkau masuk Islam dengan membawa semua kebaikan yang dahulu engkau lakukan.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1434

٢٣ - بَابُ الصَّدَقَةِ فِيمَا اسۡتَطَاعَ
23. Bab sedekah dalam perkara yang dia mampu


١٤٣٤ - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابۡنِ جُرَيۡجٍ. ح. وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحِيمِ، عَنۡ حَجَّاجِ بۡنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابۡنِ جُرَيۡجٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي ابۡنُ أَبِي مُلَيۡكَةَ، عَنۡ عَبَّادِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ الزُّبَيۡرِ أَخۡبَرَهُ، عَنۡ أَسۡمَاءَ بِنۡتِ أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّهَا جَاءَتۡ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: (لَا تُوعِي فَيُوعِيَ اللهُ عَلَيۡكِ، ارۡضَخِي مَا اسۡتَطَعۡتِ). [طرفه في: ١٤٣٣].

1434. Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij. (Dalam riwayat lain) Muhammad bin ‘Abdurrahim telah menceritakan kepadaku dari Hajjaj bin Muhammad, dari Ibnu Juraij. Beliau berkata: Ibnu Abu Mulaikah mengabarkan kepadaku dari ‘Abbad bin ‘Abdullah bin Az-Zubair. Beliau mengabarkan kepadanya dari Asma` binti Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhuma—: Beliau datang kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Lalu Nabi bersabda, “Janganlah engkau menahan (sedekah), nanti Allah akan menahan (rezeki-Nya) kepadamu. Berinfaklah sesuai kemampuanmu!”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1432 dan 1433

١٤٣٢ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَاحِدِ: حَدَّثَنَا أَبُو بُرۡدَةَ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي بُرۡدَةَ: حَدَّثَنَا أَبُو بُرۡدَةَ بۡنُ أَبِي مُوسَى، عَنۡ أَبِيهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا جَاءَهُ السَّائِلُ، أَوۡ طُلِبَتۡ إِلَيۡهِ حَاجَةٌ، قَالَ: (اشۡفَعُوا تُؤۡجَرُوا، وَيَقۡضِي اللهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ ﷺ مَا شَاءَ). [الحديث ١٤٣٢ - أطرافه في: ٦٠٢٧، ٦٠٢٨، ٧٤٧٦].

1432. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahid menceritakan kepada kami: Abu Burdah bin ‘Abdullah bin Abu Burdah menceritakan kepada kami: Abu Burdah bin Abu Musa menceritakan kepada kami dari ayahnya—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Apabila Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—didatangi peminta-minta atau diminta bantuan, beliau bersabda, “Berilah bantuan dengan perantara kalian, niscaya kalian akan diberi pahala. Allah menetapkan apa saja yang Dia kehendaki melalui lisan Nabi-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

١٤٣٣ - حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بۡنُ الۡفَضۡلِ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدَةُ، عَنۡ هِشَامٍ، عَنۡ فَاطِمَةَ، عَنۡ أَسۡمَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: قَالَ لِي النَّبِيُّ ﷺ: (لَا تُوكِي فَيُوكَى عَلَيۡكِ).

[الحديث ١٤٣٣ - أطرافه في: ١٤٣٤، ٢٥٩٠، ٢٥٩١].

1433. Shadaqah bin Al-Fadhl telah menceritakan kepada kami: ‘Abdah mengabarkan kepada kami dari Hisyam, dari Fathimah, dari Asma`—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda kepadaku, “Jangan engkau kikir (dalam bersedekah)! Nanti rezekimu akan disempitkan.”

حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ، عَنۡ عَبۡدَةَ، وَقَالَ: (لَا تُحۡصِي فَيُحۡصِيَ اللهُ عَلَيۡكِ).

‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami dari ‘Abdah. Nabi bersabda, “Jangan mempersulit, nanti Allah akan mempersulitmu.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1429

١٤٢٩ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ (ح). وَحَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ، وَهُوَ عَلَى الۡمِنۡبَرِ، وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ وَالۡمَسۡأَلَةَ: (الۡيَدُ الۡعُلۡيَا خَيۡرٌ مِنَ الۡيَدِ السُّفۡلَى، فَالۡيَدُ الۡعُلۡيَا هِيَ الۡمُنۡفِقَةُ، وَالسُّفۡلَى هِيَ السَّائِلَةُ).

1429. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau berkata: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

(Dalam riwayat lain) ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda ketika di mimbar dan sedang menyebutkan sedekah, sikap menjaga kehormatan diri, dan meminta-minta, “Tangan yang atas lebih baik daripada tangan yang bawah. Tangan yang atas adalah yang memberi infak. Tangan yang bawah adalah yang meminta sedekah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1426, 1427, dan 1428

١٩ - بَابٌ لَا صَدَقَةَ إِلَّا عَنۡ ظَهۡرِ غِنًى
19. Bab tidak ada sedekah kecuali dari sisa harta untuk mencukupi kebutuhan hidup


وَمَنۡ تَصَدَّقَ وَهُوَ مُحۡتَاجٌ، أَوۡ أَهۡلُهُ مُحۡتَاجٌ، أَوۡ عَلَيۡهِ دَيۡنٌ، فَالدَّيۡنُ أَحَقُّ أَنۡ يُقۡضَى مِنَ الصَّدَقَةِ وَالۡعِتۡقِ وَالۡهِبَةِ، وَهُوَ رَدٌّ عَلَيۡهِ، لَيۡسَ لَهُ أَنۡ يُتۡلِفَ أَمۡوَالَ النَّاسِ. قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَنۡ أَخَذَ أَمۡوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ إِتۡلَافَهَا أَتۡلَفَهُ اللهُ). إِلَّا أَنۡ يَكُونَ مَعۡرُوفًا بِالصَّبۡرِ، فَيُؤۡثِرَ عَلَى نَفۡسِهِ، وَلَوۡ كَانَ بِهِ خَصَاصَةٌ، كَفِعۡلِ أَبِي بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ حِينَ تَصَدَّقَ بِمَالِهِ، وَكَذٰلِكَ آثَرَ الۡأَنۡصَارُ الۡمُهَاجِرِينَ، وَنَهَى النَّبِيُّ ﷺ عَنۡ إِضَاعَةِ الۡمَالِ. فَلَيۡسَ لَهُ أَنۡ يُضَيِّعَ أَمۡوَالَ النَّاسِ بِعِلَّةِ الصَّدَقَةِ.

Barang siapa ingin bersedekah dalam keadaan dia membutuhkan atau keluarganya membutuhkan atau memiliki hutang, hutang lebih berhak dilunasi daripada sedekah, membebaskan budak, atau pemberian dan sedekah itu tertolak. Dia tidak boleh menghilangkan harta manusia (dengan alasan sedekah).

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa mengambil harta manusia dengan tujuan mencelakainya, niscaya Allah akan mencelakakan dia.”

Kecuali jika yang bersedekah sudah dikenal akan kesabarannya sehingga dia mengedepankan orang lain di atas dirinya walaupun dia sendiri butuh. Seperti perbuatan Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—ketika beliau menyedekahkan hartanya. Demikian pula sikap kaum ansar yang lebih mengutamakan kaum muhajirin daripada diri mereka sendiri. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melarang membuang-buang harta. Jadi dia tidak boleh untuk menghambur-hamburkan harta orang dengan alasan sedekah.

وَقَالَ كَعۡبٌ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ مِنۡ تَوۡبَتِي أَنۡ أَنۡخَلِعَ مِنۡ مَالِي صَدَقَةً إِلَى اللهِ وَإِلَى رَسُولِهِ ﷺ، قَالَ: (أَمۡسِكۡ عَلَيۡكَ بَعۡضَ مَالِكَ، فَهُوَ خَيۡرٌ لَكَ). قُلۡتُ: فَإِنِّي أُمۡسِكُ سَهۡمِي الَّذِي بِخَيۡبَرَ.

Ka’b—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya di antara bentuk tobatku adalah aku ingin melepas hartaku untuk sedekah di jalan Allah dan Rasul-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.”

Rasulullah bersabda, “Tahanlah sebagian hartamu! Hal itu baik untukmu.”

Aku berkata, “Sesungguhnya aku menahan jatahku di Khaibar.”

١٤٢٦ - حَدَّثَنَا عَبۡدَانُ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ، عَنۡ يُونُسَ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي سَعِيدُ بۡنُ الۡمُسَيَّبِ: أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (خَيۡرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنۡ ظَهۡرِ غِنًى، وَابۡدَأۡ بِمَنۡ تَعُولُ). [الحديث ١٤٢٦ - أطرافه في: ١٤٢٨، ٥٣٥٥، ٥٣٥٦].

1426. ‘Abdan telah menceritakan kepada kami: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami dari Yunus, dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Sa’id bin Al-Musayyab mengabarkan kepadaku: Beliau mendengar Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Sebaik-baik sedekah adalah harta dari sisa untuk mencukupi kebutuhan hidup. Mulailah dari orang yang engkau tanggung!”

١٤٢٧ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ حَكِيمِ بۡنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (الۡيَدُ الۡعُلۡيَا خَيۡرٌ مِنَ الۡيَدِ السُّفۡلَى، وَابۡدَأۡ بِمَنۡ تَعُولُ، وَخَيۡرُ الصَّدَقَةِ عَنۡ ظَهۡرِ غِنًى، وَمَنۡ يَسۡتَعۡفِفۡ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنۡ يَسۡتَغۡنِ يُغۡنِهِ اللهُ).

1427. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami: Hisyam menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Hakim bin Hizam—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tangan yang atas lebih baik daripada tangan yang bawah. Mulailah memberi sedekah dari orang yang engkau tanggung! Sebaik-beik sedekah adalah dari harta sisa untuk mencukupi kebutuhan hidup. Barang siapa memohon penjagaan kehormatan dirinya, niscaya Allah akan menjaga kehormatannya. Barang siapa memohon kecukupan, niscaya Allah akan mencukupinya.”

١٤٢٨ - وَعَنۡ وُهَيۡبٍ قَالَ: أَخۡبَرَنَا هِشَامٌ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: بِهٰذَا. [طرفه في: ١٤٢٦].

1428. Dan dari Wuhaib. Beliau berkata: Hisyam mengabarkan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Dengan hadis ini.