Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6031 dan 6032

٦٠٣١ - حَدَّثَنَا أَصۡبَغُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي ابۡنُ وَهۡبٍ: أَخۡبَرَنَا أَبُو يَحۡيَى، هُوَ فُلَيۡحُ بۡنُ سُلَيۡمَانَ، عَنۡ هِلَالِ بۡنِ أُسَامَةَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: لَمۡ يَكُنِ النَّبِيُّ ﷺ سَبَّابًا، وَلَا فَحَّاشًا، وَلَا لَعَّانًا، كَانَ يَقُولُ لِأَحَدِنَا عِنۡدَ الۡمَعۡتَبَةِ: (مَا لَهُ تَرِبَ جَبِينُهُ). [الحديث ٦٠٣١ - طرفه في: ٦٠٤٦].

6031. Ashbagh telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepadaku: Abu Yahya Fulaih bin Sulaiman mengabarkan kepada kami dari Hilal bin Usamah, dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bukanlah orang yang suka mencela, berkata keji, atau melaknat. Dahulu beliau mengatakan kepada salah seorang kami ketika menegur, “Ada apa dengannya? Semoga pelipisnya terkena tanah.”

٦٠٣٢ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عِيسَى: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ سَوَاءٍ: حَدَّثَنَا رَوۡحُ بۡنُ الۡقَاسِمِ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ الۡمُنۡكَدِرِ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ: أَنَّ رَجُلًا اسۡتَأۡذَنَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَلَمَّا رَآهُ قَالَ: (بِئۡسَ أَخُو الۡعَشِيرَةِ، وَبِئۡسَ ابۡنُ الۡعَشِيرَةِ). فَلَمَّا جَلَسَ تَطَلَّقَ النَّبِيُّ ﷺ فِي وَجۡهِهِ وَانۡبَسَطَ إِلَيۡهِ، فَلَمَّا انۡطَلَقَ الرَّجُلُ قَالَتۡ لَهُ عَائِشَةُ: يَا رَسُولَ اللهِ، حِينَ رَأَيۡتَ الرَّجُلَ قُلۡتَ لَهُ كَذَا وَكَذَا، ثُمَّ تَطَلَّقۡتَ فِي وَجۡهِهِ وَانۡبَسَطۡتَ إِلَيۡهِ؟! فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَا عَائِشَةُ، مَتَى عَهِدۡتِنِي فَحَّاشًا، إِنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنۡدَ اللهِ مَنۡزِلَةً يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ مَنۡ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ شَرِّهِ). [الحديث ٦٠٣٢ - طرفاه في: ٦٠٥٤، ٦١٣١].

6032. ‘Amr bin ‘Isa telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Sawa` menceritakan kepada kami: Rauh bin Al-Qasim menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Al-Munkadir, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah:

Seorang lelaki minta izin masuk menemui Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Ketika melihatnya, beliau berkata (kepada ‘Aisyah), “Dia ini sejelek-jelek saudara dari kabilahnya dan sejelek-jelek putra kabilah.”

Kemudian orang itu duduk, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bermuka manis dan bersikap baik kepadanya. Ketika orang itu telah pergi, ‘Aisyah berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, ketika engkau melihat orang itu, engkau berkata begini dan begitu. Namun mengapa kemudian engkau bermuka manis dan bersikap baik kepadanya?!”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wahai ‘Aisyah, kapan engkau pernah menyaksikan aku suka berbicara keji? Sesungguhnya seburuk-buruk kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh orang lain karena takut dari keburukannya.”