Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6135 dan 6136

٨٥ - بَابُ إِكۡرَامِ الضَّيۡفِ وَخِدۡمَتِهِ إِيَّاهُ بِنَفۡسِهِ
85. Bab Memuliakan dan Melayani Tamu Sendiri


وَقَوۡلِهِ: ﴿ضَيۡفِ إِبۡرَاهِيمَ الۡمُكۡرَمِينَ﴾ [الذاريات: ٢٤].

Dan firman Allah, “… tamu-tamu Ibrahim yang dimuliakan?” (QS Az-Zariyat: 24).

قَالَ أَبُو عَبۡد اللهِ: يُقَالُ: هُوَ زَوۡرٌ، وَهٰؤُلَاءِ زَوۡرٌ وَضَيۡفٌ، وَمَعۡنَاهُ أَضۡيَافُهُ وَزُوَّارُهُ، لِأَنَّهَا مَصۡدَرٌ، مِثۡلُ قَوۡمٍ رِضًا وَعَدۡلٍ. وَيُقَالُ: مَاءٌ غَوۡرٌ، وَبِئۡرٌ غَوۡرٌ، وَمَاءَانِ غَوۡرٌ، وَمِيَاهٌ غَوۡرٌ. وَيُقَالُ: الۡغَوۡرُ الۡغَائِرُ لَا تَنَالُهُ الدِّلَاءُ، كُلَّ شَيۡءٍ غُرۡتَ فِيهِ فَهُوَ مَغَارَةٌ، ﴿تَزَاوَرُ﴾ [الكهف: ١٧]: تَمِيلُ، مِنۡ الزَّوَرِ، وَالۡأَزۡوَرُ الۡأَمۡيَلُ.

Abu ‘Abdullah berkata: Dikatakan: Huwa zaur, hā’ulāi zaur wa ḍaif maknanya adalah tamu-tamunya dan orang-orang yang mengunjunginya karena kata itu adalah masdar seperti qaum, riḍā, dan ‘adl.

Dikatakan: Ma’un gaurun, bi’run gaurun, ma’āni gaurun, miyāhun gaurun. Dikatakan: al-gaur adalah al-gā’ir (yang masuk/turun ke bumi) yang tidak bisa diambil oleh ember. Segala sesuatu (tempat di bumi) yang bisa engkau masuki disebut magārah (gua).

Tazāwaru (QS Al-Kahfi: 17) artinya condong, dari kata az-zawar. Al-Azwar artinya al-amyal (paling condong).

٦١٣٥ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ أَبِي سَعِيدٍ الۡمَقۡبُرِيِّ، عَنۡ أَبِي شُرَيۡحٍ الۡكَعۡبِيِّ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (مَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلۡيُكۡرِمۡ ضَيۡفَهُ جَائِزَتُهُ يَوۡمٌ وَلَيۡلَةٌ، وَالضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ، فَمَا بَعۡدَ ذٰلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ، وَلَا يَحِلُّ لَهُ أَنۡ يَثۡوِيَ عِنۡدَهُ حَتَّى يُحۡرِجَهُ).

حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ مِثۡلَهُ، وَزَادَ: (مَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلۡيَقُلۡ خَيۡرًا أَوۡ لِيَصۡمُتۡ). [طرفه في: ٦٠١٩].

6135. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, dari Abu Syuraih Al-Ka’bi:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya. Penghargaan terhadap tamu adalah sehari semalam dan waktu penjamuan adalah tiga hari. Selebihnya adalah sedekah dan tidak halal bagi tamu untuk terus tetap di tempat tuan rumah sehingga menyusahkannya.”

Isma’il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan semisal hadis tersebut kepadaku dan menambahkan, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, ucapkan ucapan yang baik atau diam.”

٦١٣٦ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا ابۡنُ مَهۡدِيٍّ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ أَبِي حَصِينٍ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلَا يُؤۡذِ جَارَهُ، وَمَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلۡيُكۡرِمۡ ضَيۡفَهُ، وَمَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلۡيَقُلۡ خَيۡرًا أَوۡ لِيَصۡمُتۡ). [طرفه في: ٥١٨٥].

6136. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Ibnu Mahdi menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah menyakiti tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakan tamunya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, ucapkan ucapan yang baik atau diam.”