Cari Blog Ini

At-Tuhfatul Wushabiyyah - Rangkuman Mudah tentang Isim Ghairu Munsharif (3)

وَمِثَالُ اجۡتِمَاعِ الۡوَصۡفِيَّةِ مَعَ زِيَادَةِ الۡأَلِفِ وَالنُّونِ: (جَوۡعَانُ وَعَطۡشَانُ) تَقُولُ: (تَصَدَّقۡتُ عَلَى جَوۡعَانَ) فَـ(جَوۡعَانَ) اسۡمٌ مَخۡفُوضٌ؛ لِدُخُولِ حَرۡفِ الۡخَفۡضِ عَلَيۡهِ. وَعَلَامَةُ خَفۡضِهِ الۡفَتۡحَةُ نِيَابَةً عَنِ الۡكَسۡرَةِ؛ لِأَنَّهُ اسۡمٌ لَا يَنۡصَرِفُ، وَالۡمَانِعُ لَهُ مِنَ الصَّرۡفِ الۡوَصۡفِيَّةُ وَزِيَادَةُ الۡأَلِفِ وَالنُّونِ.
Contoh terkumpulnya washfiyyah bersama tambahan huruf alif dan nun adalah جَوۡعَانُ وَعَطۡشَانُ. Engkau katakan: تَصَدَّقۡتُ عَلَى جَوۡعَانَ. Di sini, جَوۡعَانَ adalah isim yang dikhafdh karena diawali huruf khafdh. Tanda khafdhnya adalah fathah sebagai ganti dari kasrah karena merupakan isim ghairu munsharif. Yang menghalangi dari tanwin adalah washfiyyah dan tambahan huruf alif dan nun.
وَمِثَالُ اجۡتِمَاعِ الۡوَصۡفِيَّةِ مَعَ الۡعَدۡلِ: (مَثۡنَى وَثَلَاثُ وَرُبَاعُ) كَقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿أُو۟لِىٓ أَجۡنِحَةٍ مَّثۡنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَ﴾ [فاطر: ١] فَـ(مَثۡنَى) وَمَا بَعۡدَهُ صِفَةٌ لِ(أَجۡنِحَةٍ)، وَصِفَةُ الۡمَخۡفُوضِ مَخۡفُوضٌ مِثۡلُهُ، وَعَلَامَةُ خَفۡضِهِ الۡفَتۡحَةُ نِيَابَةً عَنِ الۡكَسۡرَةِ؛ لِأَنَّهُ اسۡمٌ لَا يَنۡصَرِفُ. وَالۡمَانِعُ مِنَ الصَّرۡفِ الۡوَصۡفِيَّةُ وَالۡعَدۡلُ؛ لِأَنَّ هٰذِهِ الۡأَلۡفَاظَ مَعۡدُولَةٌ عَنۡ أَلۡفَاظِ الۡعَدَدِ الۡمُكَرَّرِ فَـ(مَثۡنَى) مَعۡدُولٌ عَنۡ (اثۡنَيۡنِ اثۡنَيۡنِ). وَمَثِّلۡهُ مَا بَعۡدَهُ.
Contoh terkumpulnya washfiyyah bersama 'adl adalah مَثۡنَى وَثَلَاثُ وَرُبَاعُ seperti firman Allah ta'ala: أُو۟لِىٓ أَجۡنِحَةٍ مَّثۡنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَ (QS. Fathir: 1). Di sini مَثۡنَى dan setelahnya adalah sifat bagi أَجۡنِحَةٍ (sayap). Dan sifat isim yang dikhafdh adalah dikhafdh juga. Tanda khafdhnya adalah fathah sebagai ganti dari kasrah karena merupakan isim ghairu munsharif. Yang menghalangi dari tanwin adalah washfiyah dan 'adl, karena lafazh-lafazh ini diubah dari lafazh bilangan yang diulang. Kata مَثۡنَى diubah dari اثۡنَيۡنِ اثۡنَيۡنِ (dua dua). Dan permisalkan ini kepada kata-kata setelahnya.
وَمِثَالُ الۡوَصۡفِيَّةُ مَعَ وَزۡنِ الۡفِعۡلِ: (أَكۡرَمُ وَأَفۡضَلُ وَأَحۡسَنُ) تَقُولُ: (مَرَرۡتُ بِرَجُلٍ أَكۡرَمَ مِنۡكَ) فَـ(أَكۡرَمَ) صِفَةٌ لِرَجُلٍ وَصِفَةُ الۡمَخۡفُوضِ مَخۡفُوضٌ مِثۡلُهُ، وَعَلَامَةُ خَفۡضِهِ الۡفَتۡحَةُ نِيَابَةً عَنِ الۡكَسۡرَةِ؛ لِأَنَّهُ غَيۡرُ مُنۡصَرِفٍ، وَالۡمَانِعُ لَهُ مِنَ الصَّرۡفِ الۡوَصۡفِيَّةُ وَوَزۡنُ الۡفِعۡلِ.
Contoh washfiyyah bersama wazan fi'il adalah أَكۡرَمُ وَأَفۡضَلُ وَأَحۡسَنُ. Engkau katakan: مَرَرۡتُ بِرَجُلٍ أَكۡرَمَ مِنۡكَ. Di sini, kata أَكۡرَمَ adalah sifat bagi kata رَجُلٍ. Dan sifat isim yang dikhafdh adalah dikhafdh juga. Tanda khafdhnya adalah fathah sebagai ganti dari kasrah karena merupakan isim ghairu munsharif. Yang menghalangi dari tanwin adalah washfiyyah dan wazan fi'il.
وَإِذَا تَأَمَّلۡتَ فِيمَا تَقَدَّمَ وَجَدۡتَ أَنَّ الۡعَلَمِيَّةَ تَجۡتَمِعُ مَعَ الۡعِلَلِ اللَّفۡظِيَّةِ كُلِّهَا، وَأَمَّا الۡوَصۡفِيَّةُ فَلَا تَجۡتَمِعُ إِلَّا مَعَ ثَلَاثَةٍ مِنۡهَا فَقَطۡ.
Jadi, jika engkau perhatikan pembahasan yang lalu, maka engkau dapati bahwa 'alamiyyah berkumpul dengan seluruh sebab-sebab yang kembali kepada lafazh. Adapun washfiyyah hanya berkumpul dengan tiga sebab saja.