الۡحَدِيثُ الثَّامِنُ وَالۡعِشۡرُونَ
٢٨ - عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ لَقِيَهُ فِي بَعۡضِ طُرُقِ الۡمَدِينَةِ، وَهُوَ جُنُبٌ، قَالَ: فَانۡخَنَسۡتُ مِنۡهُ. فَذَهَبۡتُ فَاغۡتَسَلۡتُ، ثُمَّ جِئۡتُ، فَقَالَ: (أَيۡنَ كُنۡتَ يَا أَبَا هُرَيۡرَةَ؟) قَالَ: كُنۡتُ جُنُبًا، فَكَرِهۡتُ أَنۡ أُجَالِسَكَ وَأَنَا عَلَى غَيۡرِ طَهَارَةٍ. فَقَالَ: (سُبۡحَانَ اللهِ إِنَّ الۡمُؤۡمِنَ لَا يَنۡجُسُ)[1].
28. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertemu dengan beliau di sebagian jalan-jalan Madinah dalam keadaan Abu Hurairah junub. Abu Hurairah mengatakan: Maka aku menyingkir dari beliau, lalu pergi dan mandi. Kemudian aku kembali datang menemui beliau. Beliau bertanya, “Di mana kamu tadi, wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab: Saya tadi junub. Saya tidak suka duduk bersama engkau sedangkan aku sedang tidak suci. Nabi bersabda, “Subhanallah, sesungguhnya orang mu`min itu tidak najis.”
غَرِيبُ الۡحَدِيثِ:
١ - انۡخَنَسۡتُ- بِالنُّونِ ثُمَّ الۡخَاءِ الۡمُعۡجَمَةِ وَالسِّينِ الۡمهملةِ، مِنَ الۡخُنُوسِ، وَهُوَ التَّأَخُّرُ وَالۡاخۡتِفَاءُ. يَعۡنِي انۡسَلَلۡتُ وَاخۡتَفَيۡتُ.
قَالَ ابۡنُ فَارِسٍ: (الخنس) الذَّهَابُ بِخَفِيَّةٍ، وَ(خنس) الرجل، تَأَخَّرَ.
٢ - مِنۡهُ أَيۡ مِنۡ أَجۡلِهِ، حَيۡثُ رَأَيۡتُ نَفۡسِي نَجَسًا بِالنِّسۡبَةِ إِلَى طَهَارَتِهِ وَجَلَالَتِهِ ﷺ.
٣ - كُنۡتُ جُنُبًا: أَيۡ كُنۡتُ ذَا جَنَابَةٍ، وَتَقَعُ هٰذِهِ اللَّفۡظَةُ عَلَى الۡوَاحِدِ وَالۡجَمۡعِ الۡمُذَكَّرِ وَالۡمُؤَنَّثِ، كَمَا وَرَدَ فِي الۡقُرۡآنِ وَالۡحَدِيثِ.
قَالَ سُبۡحَانَهُ: ﴿وَإِنۡ كُنۡتُمۡ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا﴾ [المائدة: ٦] وَقَالَتۡ إِحۡدَى أُمَّهَاتِ الۡمُؤۡمِنِينَ: (كُنۡتُ جُنُبًا).
٤ - لَا يَنۡجُسُ - بِضَمِّ الۡجِيمِ وَفَتۡحِهَا.
٥ - سُبۡحَانَ اللهِ: تَعَجَّبَ مِنۡ اعۡتِقَادِ أَبِي هُرَيۡرَةَ التَّنَجُّسِ مِنَ الۡجَنَابَةِ.
Kosa kata asing di dalam hadits:
- انۡخَنَسۡتُ dengan huruf nun kemudian huruf kha` dan huruf sin dari kata الۡخُنُوس, yaitu menjauh dan bersembunyi. Yakni, aku menyelinap dan bersembunyi. Ibnu Faris berkata: الخنس adalah pergi dengan sembunyi-sembunyi dan خنس الرجل artinya menjauh.
- مِنۡهُ artinya karena beliau, dimana aku melihat diriku najis kemudian dibandingkan dengan kesucian dan kemuliaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- كُنۡتُ جُنُبًا artinya saya tadi junub. Lafazh junub ini bisa digunakan untuk satu orang atau banyak orang, laki-laki maupun wanita, sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur`an dan hadits. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَإِنۡ كُنۡتُمۡ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا “Jika kalian junub, maka bersucilah kalian.” (QS. Al-Maidah: 6). Salah satu ibunda kaum mu`minin telah berkata, “Saya tadi junub.”
- لَا يَنۡجُسُ dengan mendhammah huruf jim atau memfathahkannya.
- سُبۡحَانَ اللهِ beliau heran dari keyakinan Abu Hurairah tentang najis karena junub.
الۡمَعۡنَى الۡإِجۡمَالِيُّ:
لَقِيَ أَبُو هُرَيۡرَةَ النَّبِيَّ ﷺ فِي بَعۡضِ طُرُقِ الۡمَدِينَةِ، صَادَفَ أَنَّهُ جُنُبٌ فَكَانَ مِنۡ تَعۡظِيمِهِ لِلنَّبِيِّ ﷺ وَتَكۡرِيمِهِ إِيَّاهُ، أَنۡ كَرِهَ مُجَالَسَتَهُ وَمُحَادَثَتَهُ وَهُوَ عَلَى تِلۡكَ الۡحَالِ.
فَانۡسَلَّ فِي خَفِيَّةٍ مِنَ النَّبِيِّ ﷺ وَاغۡتَسَلَ، ثُمَّ جَاءَ إِلَيۡهِ.
فَسَأَلَهُ النَّبِيُّ ﷺ إِلَى أَيۡنَ ذَهَبَ؟ فَأَخۡبَرَهُ بِحَالِهِ، وَأَنَّهُ كَرِهَ مُجَالَسَتَهُ عَلَى غَيۡرِ طَهَارَةٍ.
فَتَعَجَّبَ النَّبِيُّ ﷺ مِنۡ حَالِ أَبِي هُرَيۡرَةَ حِينَ ظَنَّ نَجَاسَةَ الۡجُنُبِ. وَذَهَبَ لِيَغۡتَسِلَ، وَأَخۡبَرَهُ: أَنَّ الۡمُؤۡمِنَ لَا يَنۡجُسُ عَلَى أَيَّةِ حَالٍ.
Makna secara umum:
Abu Hurairah berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di sebuah jalan di Madinah. Abu Hurairah bertemu dalam keadaan junub. Karena ingin menghormati dan memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak suka untuk duduk dan berbincang dengan beliau dalam keadaan seperti itu. Maka, beliau pun menyelinap pergi sembunyi-sembunyi dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mandi. Setelah itu, beliau kembali datang kepada beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyainya kemana dia tadi pergi. Abu Hurairah pun menceritakan keadaannya dan bahwa beliau tidak suka duduk bersama Nabi dalam keadaan tidak suci. Mendengar itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam heran dari keadaan Abu Hurairah ketika menyangka bahwa orang junub itu najis sehingga pergi untuk mandi. Lalu Nabi memberitakan bahwa seorang mu`min itu tidak najis dalam keadaan apapun.
مَا يُؤۡخَذُ مِنَ الۡحَدِيثِ:
١ - كَوۡنُ الۡجَنَابَةُ لَيۡسَتۡ نَجَاسَةً تَحُلُّ الۡبَدَنَ.
٢ - كَوۡنُ الۡإِنۡسَانُ لَا تَنۡجُسُ ذَاتُهُ، لَا حَيًّا، وَلَا مَيِّتًا. وَلَيۡسَ مَعۡنَاهُ أَنَّ بَدَنَهُ لَا تُصِيبُهُ النَّجَاسَةُ أَوۡ تَحل بِهِ، فَقَدۡ تَكُونُ عَيۡنُهُ -أَيۡ ذَاتُهُ- مُتَنَجّسَةٌ إِذَا أَصَابَتۡهُ النَّجَاسَةُ.
٣ - جَوَازُ تَأۡخِيرِ الۡغُسۡلِ مِنَ الۡجَنَابَةِ.
٤ - تَعۡظِيمُ أَهۡلِ الۡفَضۡلِ، وَالصَّلَاحِ، وَمُجَالَسَتُهُمۡ عَلَى أَحۡسَنِ الۡهَيۡئَاتِ.
٥ - مَشۡرُوعِيَّةُ اسۡتِئۡذَانِ التَّابِعِ لِلۡمَتۡبُوعِ فِي الۡانۡصِرَافِ، فَقَدۡ أَنۡكَرَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَى أَبِي هُرَيۡرَةَ ذَهَابَهُ مِنۡ غَيۡرِ عِلۡمِهِ، وَذٰلِكَ أَنَّ الۡاسۡتِئۡذَانَ مِنۡ حُسۡنِ الۡأَدَبِ.
Faidah hadits:
- Bahwa janabah itu bukanlah najis yang menyatu dengan badan.
- Bahwa manusia itu zatnya tidak najis, baik hidup atau sudah mati. Namun bukan maknanya bahwa badannya tidak bisa terkena najis. Karena terkadang badan bisa ternajisi apabila terkena najis.
- Boleh untuk menunda mandi janabah.
- Menghormati orang yang memiliki keutamaan dan keshalihan. Serta duduk bersama mereka dengan keadaan yang terbaik.
- Disyariatkan orang yang mengikuti untuk meminta izin kepada orang yang diikuti ketika akan pergi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingkari Abu Hurairah pergi tanpa sepengetahuan beliau. Hal ini karena meminta izin termasuk keindahan adab.
[1] رَوَاهُ الۡبُخَارِيُّ (٢٨٣) فِي الۡغُسۡلِ، وَمُسۡلِمٌ (٣٧١) فِي الۡحَيۡضِ، وَأَبُو دَاوُدَ (٢٣١) فِي الطَّهَارَةِ، وَالتِّرۡمِذِيُّ (١٢١) فِي الطَّهَارَةِ، وَالنَّسَائِيُّ (١/١٤٥، ١٤٦) فِي الطَّهَارَةِ، وَابۡنُ مَاجَه (٥٣٤) فِي الطَّهَارَةِ، وَأَحۡمَدُ فِي (الۡمُسۡنَدِ) (٢/٢٣٥، ٣٨٢، ٤٧١، ٤٠٢).