Cari Blog Ini

Tha`if

Kota Tha`if yang artinya “mengelilingi” terletak di timur lereng pegunungan Sarawat, di bagian barat kerajaan Arab Saudi dengan posisi ketinggian 1800m di atas permukaan laut. Luasnya sekarang sekitar 800 km² (pada tahun 1951) hanya sekitar 2,5 km²), dengan jumlah penduduk sekitar 350.000 jiwa.

Pada musim panas suhunya tidak begitu tinggi, hanya sekitar 29-35ºC. Karena suhunya relatif lebih sejuk dibanding daerah Arab Saudi yang lain, maka Tha`if ramai dikunjungi orang Arab Saudi ketika liburan musim panas.

Sejak dulu, perkebunan merupakan sumber pencaharian utama di kota ini. Bahkan sebelum datangnya Islam, para petani di kota ini sudah bisa membuat pengairan yang cukup berkembang. Mereka membendung mata air di pegunungan lalu mengalirkannya ke kebun-kebun mereka. Suku-suku di Tha`if sejak dulu menanam gandum dan buah-buahan seperti jeruk, zaitun, delima, anggur, dan kurma. Setiap hari selalu ada rombongan dagang yang membeli hasil kebun lalu dijual ke Makkah.

Pada masa awal kenabian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat diusir oleh para penduduk Thaif. Namun beliau tetap bersabar dan tetap mengharapkan kebaikan bagi mereka, walau malaikat Jibril menawarkan untuk menimpakan azab kepada mereka (atas seizin Allah subhanahu wa ta’ala).
وَقَالُوا۟ لَوۡلَا نُزِّلَ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ عَلَىٰ رَجُلٍ مِّنَ ٱلۡقَرۡيَتَيۡنِ عَظِيمٍ
“Dan mereka berkata, ‘Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif)?’” [Q.S. Az Zukhruf: 31]
Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan budak bernama Addas yang memberi beliau anggur. Setelah dijelaskan oleh Rasulullah mengenai Islam, Addas kemudian masuk Islam. Ia adalah orang Thaif pertama yang masuk Islam. Hingga kini terdapat masjid yang bernama Addas di Thaif.

Pada tahun 9 H, setelah perang Hunain, pasukan Hawazin dan Tsaqif yang menjadi lawan kaum muslimin melarikan diri. Mereka akhirnya masuk ke benteng Thaif bersama panglima mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama pasukan muslimin pun lalu mengejar mereka dan mengepung benteng Thaif selama dua puluh hari. Terjadi saling panah di antara mereka. Namun, para penghuni benteng Thaif tetap tidak mau menyerah. Mereka bahkan sudah menyimpan bahan pangan selama setahun di dalam benteng.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mundur, sambil berdoa kepada Allah agar orang-orang Tsaqif mendapat hidayah masuk Islam. Beberapa bulan kemudian, datang beberapa utusan Tsaqif yang menyatakan masuk ke dalam Islam. (ristyandani)

Sumber: Majalah Tashfiyah edisi 11 volume 1 1433H - 2011M, rubrik Ensiklopedi.