Cari Blog Ini

Khudz 'Aqidatak - Beramal dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits

الۡعَمَلُ بِالۡقُرۡآنِ وَالۡحَدِيثِ

س١ - : لِمَاذَا أَنۡزَلَ اللهُ الۡقُرۡآنَ؟
ج١ - : أَنۡزَلَ اللهُ الۡقُرۡآنَ لِلۡعَمَلِ بِهِ، قَالَ تَعَالَى: ﴿ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡ﴾ (سورة الأعراف).
وَقَالَ ﷺ: (اقۡرَؤُوا الۡقُرۡآنَ، وَاعۡمَلُوا بِهِ، وَلَا تَأۡكُلُوا بِهِ) (صَحِيحٌ رَوَاهُ أَحۡمَدُ).
Soal 1: Untuk apa Allah menurunkan Al-Qur`an?
Jawab 1: Allah menurunkan Al-Qur`an agar kita mengamalkannya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Ikutilah apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian.” (QS. Al-A’raf: 3). Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur`an, beramallah dengannya, dan janganlah kalian mencari makan dengannya.” (Sahih riwayat Ahmad).

س٢ - : مَا حُكۡمُ الۡعَمَلِ بِالۡحَدِيثِ الصَّحِيحِ؟
ج٢ - : الۡعَمَلُ بِالۡحَدِيثِ الصَّحِيحِ وَاجِبٌ، لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُوا۟﴾ (سورة الحشر).
وَقَالَ ﷺ: (عَلَيۡكُمۡ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الۡخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الۡمَهۡدِيِّينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا) (صَحِيحٌ رَوَاهُ أَحۡمَدُ).
Soal 2: Apa hukum beramal dengan hadits sahih?
Jawab 2: Beramal dengan hadits sahih adalah wajib. Berdasarkan firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan setiap yang dibawa Rasul kepada kalian, maka terimalah. Dan setiap apa yang dilarang Rasul, maka jauhilah.” (QS. Al-Hasyr: 7). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk. Berpegang kuatlah dengannya.” (Sahih riwayat Ahmad).

س٣ - : هَلۡ نَسۡتَغۡنِي بِالۡقُرۡآنِ عَنِ الۡحَدِيثِ؟
ج٣ - : لَا نَسۡتَغۡنِي بِالۡقُرۡآنِ عَنِ الۡحَدِيثِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّكۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡهِمۡ﴾ (سورة النحل).
وَقَالَ ﷺ: (أَلَا وَإِنِّي أُوتِيتُ الۡقُرۡآنَ وَمِثۡلَهُ مَعَهُ) (صَحِيحٌ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَغَيۡرُهُ).
Soal 3: Apakah kita mencukupkan diri dengan Al-Qur`an tanpa hadits?
Jawab 3: Kita tidak mencukupkan diri dengan Al-Qur`an tanpa hadits. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu adz-dzikr untuk menjelaskan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.” (QS. An-Nahl: 44). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan yang semisalnya bersamanya.” (Sahih riwayat Abu Dawud dan selain beliau).

س٤ - : هَلۡ نُقَدِّمُ قَوۡلًا عَلَى قَوۡلِ اللهِ وَرَسُولِهِ؟
ج٤ - : لَا نُقَدِّمُ قَوۡلًا عَلَى قَوۡلِ اللهِ وَرَسُولِهِ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيۡنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ﴾ (سورة الحجرات).
وَلِقَوۡلِهِ ﷺ: (لَا طَاعَةَ لِمَخۡلُوقٍ فِي مَعۡصِيَةِ الۡخَالِقِ) (صَحِيحٌ رَوَاهُ الطَّبۡرَانِيُّ).
وَقَوۡلِ ابۡنِ عَبَّاسٍ: (أَخۡشَى أَنۡ تَنۡزِلَ عَلَيۡكُمۡ حِجَارَةٌ مِنَ السَّمَاءِ، أَقُولُ لَكُمۡ: قَالَ رَسُولُ اللهِ، وَتَقُولُونَ قَالَ أَبُو بَكۡرٍ وَعُمَرُ!!).
Soal 4: Apakah kita boleh mendahulukan suatu ucapan di atas perkataan Allah dan RasulNya?
Jawab 4: Kita tidak boleh mendahulukan suatu ucapan di atas perkataan Allah dan RasulNya berdasarkan firman Allah ta’ala yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan RasulNya.” (QS. Al-Hujurat: 1). Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” (Sahih riwayat Ath-Thabrani). Dan ucapan Ibnu ‘Abbas, “Aku khawatir jangan-jangan batu dari langit akan menghujani kalian. Aku mengatakan kepada kalian: Rasulullah bersabda, kalian malah mengatakan: Abu Bakr dan ‘Umar berkata.”

س٥ - : مَاذَا نَفۡعَلُ إِذَا اخۡتَلَفۡنَا؟
ج٥ - : نَعُودُ إِلَى الۡكِتَابِ وَالسُّنَّةِ الصَّحِيحَةِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿فَإِن تَنَـٰزَعۡتُمۡ فِى شَىۡءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡءَاخِرِ ۚ ذَ‌ٰلِكَ خَيۡرٌ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا﴾ (سورة النساء).
وَقَالَ ﷺ: (عَلَيۡكُمۡ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الۡخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا) (صَحِيحٌ رَوَاهُ أَحۡمَدُ).
Soal 5: Apa yang kita lakukan apabila kita berselisih?
Jawab 5: Kita kembali kepada Al-Kitab dan As-Sunnah yang sahih. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Jika kalian berbeda pendapat pada suatu perkara, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa`: 59). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus. Berpegang kuatlah dengannya.” (Sahih riwayat Ahmad).

س٦ - : كَيۡفَ تُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ؟
ج٦ - : أُحِبُّهُمَا بِطَاعَتِهِمَا، وَاتِّبَاعِ أَوَامِرِهِمَا، قَالَ تَعَالَى: ﴿قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴾ (سورة آل عمران).
وَقَالَ ﷺ: (لَا يُؤۡمِنُ أَحَدُكُمۡ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيۡهِ مِنۡ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجۡمَعِينَ) (مُتَّفَقٌ عَلَيۡهِ).
Soal 6: Bagaimana cara kita mencintai Allah dan RasulNya?
Jawab 6: Kita mencintai Allah dan RasulNya dengan mentaati dan mengikuti perintah Allah dan RasulNya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah, jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31). Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai aku menjadi orang yang lebih dia cintai daripada orang tua, anaknya, dan manusia seluruhnya.” (Muttafaqun ‘alaih).

س٧ - : هَلۡ نَتۡرُكُ الۡعَمَلَ وَنَتَّكِلُ عَلَى الۡقَدَرِ؟
ج٧ - : لَا نَتۡرُكُ الۡعَمَلَ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ ۝٥ وَصَدَّقَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ۝٦ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ﴾ (سورة الليل).
وَقَوۡلِهِ ﷺ: (اعۡمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ) (رَوَاهُ الۡبُخَارِيُّ وَمُسۡلِمٌ).
Soal 7: Apakah kita tidak beramal dan bersandar pada takdir?
Jawab 7: Kita tidak boleh meninggalkan amalan berdasarkan firman Allah ta’ala yang artinya, “Adapun siapa saja yang memberi (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), niscaya akan Kami siapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al-Lail: 5-7). Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Beramallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan kepada (jalan) yang menjadi tujuan penciptaannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).