﷽
أَحۡمَدُ مَنۡ أَمَرَنَا بِالتَّفَقُّهِ فِي الدِّينِ. وَأَشۡكُرُ مَنۡ أَرۡشَدَنَا إِلَى اتِّبَاعِ سُنَنِ سَيِّدِ الۡمُرۡسَلِينَ، وَأُصَلِّى وَأُسَلِّمُ عَلَى الرَّسُولِ الۡأَمِينِ وَآلِهِ الطَّاهِرِينَ وَأَصۡحَابِهِ الۡأَكۡرَمِينَ.
Aku memuji kepada Allah yang telah memerintahkan kami untuk memahami agama ini. Aku juga bersyukur kepada Allah yang telah membimbing kami untuk menapaki jalan yang telah dicontohkan oleh pemuka para rasul. Aku haturkan shalawat dan salam kepada Rasul yang terpercaya, keluarga beliau yang suci, dan para sahabat beliau yang mulia.
بَابٌ
هَٰذَا الۡبَابُ قَدۡ اشۡتَمَلَ عَلَى مَسَائِلَ
الۡأُولَى الۡمَاءُ طَاهِرٌ مُطَهِّرٌ لَا يُخۡرِجُهُ عَنِ الۡوَصۡفَيۡنِ إِلَّا مَا غَيَّرَ رِيحَهُ أَوۡ لَوۡنَهُ أَوۡ طَعۡمَهُ مِنَ النَّجَاسَاتِ، وَعَنِ الثَّانِي مَا أَخۡرَجَهُ عَنِ اسۡمِ الۡمَاءِ الۡمُطۡلَقِ مِنَ الۡمُغَيِّرَاتِ الطَّاهِرَةِ. وَلَا فَرۡقَ بَيۡنَ قَلِيلٍ وَكَثِيرٍ، وَمَا فَوۡقَ الۡقُلَّتَيۡنِ وَمَا دُونَهُمَا، وَمُتَحَرِّكٍ وَسَاكِنٍ، وَمُسۡتَعۡمَلٍ وَغَيۡرِ مُسۡتَعۡمَلٍ.
Bab ini mencakup beberapa masalah.
Yang pertama, air itu suci lagi mensucikan. Tidak ada yang dapat mengeluarkan dari dua sifat itu kecuali sesuatu yang najis yang dapat mengubah baunya, warnanya,dan rasanya. Tidak ada yang mengeluarkan dari sifat mensucikan kecuali setiap barang suci yang dapat mengubah sifat-sifatnya sehingga mengeluarkannya dari nama air. Dan tidak ada beda antara sedikit atau banyak, antara yang lebih dari dua qullah atau kurang, antara air yang bergerak atau diam, dan antara air yang sudah dipakai atau belum.
فَصۡلٌ
وَالنَّجَاسَاتُ هِيَ غَائِطُ الۡإِنۡسَانِ مُطۡلَقًا وَبَوۡلُهُ إِلَّا الذَّكَرَ الرَّضِيعَ وَلُعَابُ كَلۡبٍ، وَرَوۡثٌ، وَدَمُ حَيۡضٍ، وَلَحۡمُ خِنۡزِيرٍ، وَفِيمَا عَدَا ذٰلِكَ خِلَافٌ. وَالۡأَصۡلُ الطَّهَارَةُ فَلَا يَنۡقُلُ عَنۡهَا إِلَّا نَاقِلٌ صَحِيحٌ لَمۡ يُعَارِضۡهُ مَا يُسَاوِيهِ أَوۡ يُقَدَّمُ عَلَيۡهِ.
Barang najis yaitu kotoran manusia secara mutlak, kencing manusia kecuali bayi laki-laki, air liur anjing, kotoran hewan, darah haid, daging babi. Adapun selain itu ada perselisihan. Dan asal suatu benda adalah suci. Sehingga tidak ada yang mengubah dari sifat kesucian itu kecuali bila ada dalil shahih yang tidak diselisihi oleh dalil lain yang sama kuat atau lebih kuat.
فَصۡلٌ
وَيَطۡهُرُ مَا يَتَنَجَّسُ بِغَسۡلِهِ حَتَّى لَا يَبۡقَى عَيۡنٌ وَلَا لَوۡنٌ وَلَا رِيحٌ وَلَا طَعۡمٌ. وَالنَّعۡلُ بِالۡمَسۡحِ وَالۡاسۡتِحَالَةُ مُطَهِّرَةٌ لِعَدَمِ وُجُودِ الۡوَصۡفِ الۡمَحۡكُومِ عَلَيۡهِ وَمَا لَا يُمۡكِنُ غَسۡلُهُ، فَبِالصَّبِّ عَلَيۡهِ أَوِ النَّزۡحِ مِنۡهُ حَتَّى لَا يَبۡقَى لِلنَّجَاسَةِ أَثَرٌ. وَالۡمَاءُ هُوَ الۡأَصۡلُ فِي التَّطۡهِيرِ فَلَا يَقُومُ غَيۡرُهُ مَقَامَهُ إِلَّا بِإِذۡنٍ مِنَ الشَّارِعِ.
Dan sesuatu yang terkena najis bisa disucikan dengan mencucinya sampai tidak tersisa barang najisnya, warnanya, baunya, dan rasanya. Adapun alas kaki disucikan dengan menggosokkannya ke tanah. Dan perubahan wujud najis dapat mensucikannya karena sudah tidak ada sifat yang bisa dihukumi najis. Dan benda yang tidak mungkin dicuci, maka dengan cara dituangkan air di atasnya atau dikeringkan sampai tidak ada bekas najisnya. Asal dalam menyucikan adalah menggunakan air, sehingga tidak ada yang dapat menggantikan kedudukan air kecuali ada izin dari Pembuat Syariat.