Cari Blog Ini

Ad-Durarul Bahiyyah - Bab Wudu

بَابُ الۡوُضُوءِ

يَجِبُ عَلَى كُلِّ مُكَلَّفٍ أَنۡ يُسَمِّيَ إِذَا ذَكَرَ وَيَتَمَضۡمَضَ وَيَسۡتَنۡشِقَ ثُمَّ يَغۡسِلَ جَمِيعَ وَجۡهِهِ، ثُمَّ يَدَيۡهِ مَعَ مِرۡفَقَيۡهِ، ثُمَّ يَمۡسَحَ رَأۡسَهُ مَعَ أُذُنَيۡهِ وَيُجۡزِىءُ مَسۡحُ بَعۡضِهِ؛ وَالۡمَسۡحُ عَلَى الۡعِمَامَةِ؛ ثُمَّ يَغۡسِلَ رِجۡلَيۡهِ مَعَ الۡكَعۡبَيۡنِ وَلَهُ الۡمَسۡحُ عَلَى الۡخُفَّيۡنِ، وَلَا يَكُونُ وُضُوءًا شَرۡعِيًّا إِلَّا بِالنِّيَّةِ لِاسۡتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ.
Wajib atas setiap mukallaf untuk:
  • membaca basmalah bila ia ingat,
  • berkumur-kumur,
  • memasukkan air ke hidung,
  • membasuh seluruh wajahnya,
  • membasuh kedua tangannya sampai siku,
  • mengusap kepalanya beserta kedua telinga dan cukup mengusap sebagiannya,
  • mengusap serban,
  • membasuh kedua kaki sampai mata kaki dan boleh untuk mengusap di bagian atas dua khuf,
Wudu yang syar’i hanya terwujud dengan niat untuk memulai shalat.

فَصۡلٌ

وَيُسۡتَحَبُّ التَّثۡلِيثُ فِي غَيۡرِ الرَّأۡسِ، وَإِطَالَةُ الۡغُرَّةِ وَالتَّحۡجِيلِ، وَتَقۡدِيمُ السِّوَاكِ اسۡتِحۡبَابًا. وَغَسۡلُ الۡيَدَيۡنِ إِلَى الرُّسۡغَيۡنِ ثَلَاثًا قَبۡلَ الشُّرُوعِ فِي غَسۡلِ الۡأَعۡضَاءِ الۡمُتَقَدِّمَةِ.
Disukai untuk:
  • melakukan tata cara wudu sebanyak tiga kali selain untuk kepala,
  • memanjangkan cahaya pada anggota-anggota wudu,
  • bersiwak terlebih dahulu,
  • membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan sebanyak tiga kali sebelum mulai membasuh anggota-anggota wudu yang telah disebutkan.

فَصۡلٌ

وَيَنۡتَقِضُ الۡوُضُوءُ بِمَا خَرَجَ مِنَ الۡفَرۡجَيۡنِ مِنۡ عَيۡنٍ أَوۡ رِيحٍ؛ وَبِمَا يُوجِبُ الۡغُسۡلَ وَنَوۡمِ الۡمُضۡطَجِعِ وَأَكۡلِ لَحۡمِ الۡإِبِلِ وَالۡقَيۡءِ وَنَحۡوِهِ وَمَسِّ الذَّكَرِ.
Wudu batal karena:
  • setiap yang keluar dari dua jalan baik berupa kotoran atau hanya angin,
  • setiap yang mewajibkan mandi,
  • tidurnya orang yang berbaring,
  • makan daging unta,
  • muntah dan yang semisalnya,
  • menyentuh kemaluan.