٤٨ – بَابُ مَنۡعِ الۡمَارِّ بَيۡنَ يَدَيِ الۡمُصَلِّي
48. Bab menahan orang lewat di hadapan orang yang salat
٢٥٨ – (٥٠٥) – حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ يَحۡيَىٰ، قَالَ: قَرَأۡتُ عَلَى مَالِكٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ أَسۡلَمَ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ بۡنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ الۡخُدۡرِيِّ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (إِذَا كَانَ أَحَدُكُمۡ يُصَلِّي فَلَا يَدَعۡ أَحَدًا يَمُرُّ بَيۡنَ يَدَيۡهِ، وَلۡيَدۡرَأۡهُ مَا اسۡتَطَاعَ، فَإِنۡ أَبَىٰ فَلۡيُقَاتِلۡهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيۡطَانٌ).
258. (505). Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Aku membaca di hadapan Malik, dari Zaid bin Aslam, dari ‘Abdurrahman bin Abu Sa’id, dari Abu Sa’id Al-Khudri: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang kalian salat, maka janganlah ia membiarkan seorang pun lewat di hadapannya. Dan hendaknya ia menahannya semampunya. Apabila ia menolak dan bersikeras lewat, maka hendaknya ia menahannya lebih keras karena ia adalah setan.”
٢٥٩ – (...) – حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ بۡنُ فَرُّوخَ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ الۡمُغِيرَةِ: حَدَّثَنَا ابۡنُ هِلَالٍ – يَعۡنِي حُمَيۡدًا – قَالَ: بَيۡنَمَا أَنَا وَصَاحِبٌ لِي نَتَذَاكَرُ حَدِيثًا، إِذۡ قَالَ أَبُو صَالِحٍ السَّمَّانُ: أَنَا أُحَدِّثُكَ مَا سَمِعۡتُ مِنۡ أَبِي سَعِيدٍ وَرَأَيۡتُ مِنۡهُ. قَالَ: بَيۡنَمَا أَنَا مَعَ أَبِي سَعِيدٍ يُصَلِّي يَوۡمَ الۡجُمُعَةِ إِلَى شَيۡءٍ يَسۡتُرُهُ مِنَ النَّاسِ، إِذۡ جَاءَ رَجُلٌ شَابٌّ مِنۡ بَنِي أَبِي مُعَيۡطٍ، أَرَادَ أَنۡ يَجۡتَازَ بَيۡنَ يَدَيۡهِ، فَدَفَعَ فِي نَحۡرِهِ، فَنَظَرَ فَلَمۡ يَجِدۡ مَسَاغًا إِلَّا بَيۡنَ يَدَيۡ أَبِي سَعِيدٍ، فَعَادَ، فَدَفَعَ فِي نَحۡرِهِ أَشَدَّ مِنَ الدَّفۡعَةِ الۡأُولَىٰ، فَمَثَلَ قَائِمًا، فَنَالَ مِنۡ أَبِي سَعِيدٍ. ثُمَّ زَاحَمَ النَّاسَ، فَخَرَجَ، فَدَخَلَ عَلَى مَرۡوَانَ، فَشَكَا إِلَيۡهِ مَا لَقِيَ. قَالَ: وَدَخَلَ أَبُو سَعِيدٍ عَلَى مَرۡوَانَ. فَقَالَ لَهُ مَرۡوَانُ: مَالَكَ وَلِابۡنِ أَخِيكَ جَاءَ يَشۡكُوكَ؟ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمۡ إِلَى شَيۡءٍ يَسۡتُرُهُ مِنَ النَّاسِ، فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنۡ يَجۡتَازَ بَيۡنَ يَدَيۡهِ، فَلۡيَدۡفَعۡ فِي نَحۡرِهِ، فَإِنۡ أَبَىٰ فَلۡيُقَاتِلۡهُ، فَإِنَّمَا هُوَ شَيۡطَانٌ).
[البخاري: كتاب الصلاة، باب يرد المصلي على من مر بين يديه، رقم: ٥٠٩].
259. Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami: Sulaiman bin Al-Mughirah menceritakan kepada kami: Humaid bin Hilal menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Ketika aku dan sahabatku saling menyebutkan suatu hadis, Abu Shalih As-Samman mengatakan: Aku menceritakan kepadamu apa yang aku dengar dari Abu Sa’id dan aku lihat dari beliau. Beliau mengatakan: Ketika aku dan Abu Sa’id, beliau salat pada hari Jumat menghadap sutrah, tiba-tiba seorang pemuda dari Bani Abu Mu’aith datang hendak lewat di hadapan beliau. Beliau pun menahannya pada lehernya. Orang itu melihat-lihat sekeliling namun ia tidak mendapati tempat lewat kecuali di hadapan Abu Sa’id, sehingga ia pun mengulanginya. Abu Sa’id kembali menahannya pada lehernya lebih keras daripada yang pertama. Maka ia pun diam berdiri dan merasa jengkel dengan Abu Sa’id, lalu ia menyeruak orang-orang kemudian keluar. Lalu orang itu menemui Marwan dan mengadukan peristiwa yang ia alami. Beliau berkata: Lalu Abu Sa’id menyusul masuk menemui Marwan. Marwan bertanya kepadanya: Ada apa antara engkau dengan putra saudaramu yang telah datang mengadukanmu? Abu Sa’id menjelaskan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang kalian salat menghadap sutrah, lalu ada seseorang yang ingin lewat di hadapannya, maka hendaknya ia menahannya di lehernya. Apabila ia menolak dan bersikeras lewat, maka tahanlah lebih keras, karena itu adalah perbuatan setan.”