٣ – بَابُ مَا جَاءَ فِي التَّغۡلِيظِ فِي تَرۡكِ الۡحَجِّ
3. Bab tentang ancaman keras dalam meninggalkan haji
٨١٢ – (ضعيف) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يَحۡيَى الۡقُطَعِيُّ الۡبَصۡرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُسۡلِمُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِلَالُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ، مَوۡلَى رَبِيعَةَ بۡنِ عَمۡرِو بۡنِ مُسۡلِمٍ الۡبَاهِلِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو إِسۡحَاقَ الۡهَمۡدَانِيُّ، عَنِ الۡحَارِثِ، عَنۡ عَلِيٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ مَلَكَ زَادًا وَرَاحِلَةً تُبَلِّغُهُ إِلَى بَيۡتِ اللهِ وَلَمۡ يَحُجَّ، فَلَا عَلَيۡهِ أَنۡ يَمُوتَ يَهُودِيًّا أَوۡ نَصۡرَانِيًّا، وَذٰلِكَ أَنَّ اللهَ يَقُولُ فِي كِتَابِهِ: ﴿وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الۡبَيۡتِ مَنِ اسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلًا﴾) [آل عمران: ٩٧]. هٰذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعۡرِفُهُ إِلَّا مِنۡ هٰذَا الۡوَجۡهِ. وَفِي إِسۡنَادِهِ مَقَالٌ، وَهِلَالُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ مَجۡهُولٌ، وَالۡحَارِثُ يُضَعَّفُ فِي الۡحَدِيثِ. [(المشكاة)(٢٥٢١)، (التعليق الرغيب)(٢/١٣٤)].
812. Muhammad bin Yahya Al-Qutha’i Al-Bashri telah menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Hilal bin ‘Abdullah maula Rabi’ah bin ‘Amr bin Muslim Al-Bahili menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Abu Ishaq Al-Hamdani menceritakan kepada kami, dari Al-Harits, dari ‘Ali, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang memiliki bekal dan tunggangan yang dapat menyampaikannya ke rumah Allah, namun ia tidak berangkat haji, berarti ia tidak peduli akan mati dalam keadaan sebagai seorang Yahudi atau Nasrani. Hal itu karena Allah berfirman di kitabNya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Ali ‘Imran: 97).” Ini adalah hadis garib yang tidak kami ketahui kecuali dari jalan ini. Dalam sanadnya ada pembicaraan. Hilal bin ‘Abdullah adalah seorang majhul dan Al-Harits dilemahkan dalam hadis.