٢٢٠ – (٧٦٢) – وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ حَاتِمٍ وَابۡنُ أَبِي عُمَرَ. كِلَاهُمَا عَنِ ابۡنِ عُيَيۡنَةَ. قَالَ ابۡنُ حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ بۡنُ عُيَيۡنَةَ، عَنۡ عَبۡدَةَ وَعَاصِمِ بۡنِ أَبِي النَّجُودِ، سَمِعَا زِرَّ بۡنَ حُبَيۡشٍ يَقُولُ: سَأَلۡتُ أُبَيَّ بۡنَ كَعۡبٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ فَقُلۡتُ: إِنَّ أَخَاكَ ابۡنَ مَسۡعُودٍ يَقُولُ: مَنۡ يَقُمِ الۡحَوۡلَ يُصِبۡ لَيۡلَةَ الۡقَدۡرِ. فَقَالَ: رَحِمَهُ اللهُ، أَرَادَ أَنۡ لَا يَتَّكِلَ النَّاسُ. أَمَا إِنَّهُ قَدۡ عَلِمَ أَنَّهَا فِي رَمَضَانَ، وَأَنَّهَا فِي الۡعَشۡرِ الۡأَوَاخِرِ، وَأَنَّهَا لَيۡلَةُ سَبۡعٍ وَعِشۡرِينَ، ثُمَّ حَلَفَ لَا يَسۡتَثۡنِي أَنَّهَا لَيۡلَةُ سَبۡعٍ وَعِشۡرِينَ. فَقُلۡتُ: بِأَيِّ شَيۡءٍ تَقُولُ ذٰلِكَ يَا أَبَا الۡمُنۡذِرِ؟ قَالَ: بِالۡعَلَامَةِ، أَوۡ بِالۡآيَةِ الَّتِي أَخۡبَرَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ أَنَّهَا تَطۡلُعُ يَوۡمَئِذٍ، لَا شُعَاعَ لَهَا.
220. (762). Muhammad bin Hatim dan Ibnu Abu ‘Umar telah menceritakan kepada kami. Masing-masing keduanya dari Ibnu ‘Uyainah. Ibnu Hatim berkata: Sufyan bin ‘Uyainah menceritakan kepada kami, dari ‘Abdah dan ‘Ashim bin Abun Najud. Keduanya mendengar Zirr bin Hubaisy berkata: Aku bertanya kepada Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu, aku berkata: Sesungguhnya saudaramu Ibnu Mas’ud mengatakan: Siapa yang salat malam dalam satu tahun penuh, niscaya ia akan mendapatkan lailatulkadar. Ubay mengatakan: Semoga Allah merahmatinya, beliau ingin agar orang-orang tidak bersandar (pada malam-malam tertentu). Sesungguhnya beliau tahu bahwa lailatulkadar berada di bulan Ramadan. Beliau tahu bahwa lailatulkadar berada di sepuluh malam terakhir. Dan beliau tahu bahwa lailatulkadar adalah malam dua puluh tujuh. Kemudian Ubay bersumpah memastikan bahwa lailatulkadar adalah malam dua puluh tujuh. Aku bertanya: Dengan dasar apa engkau mengucapkan hal itu wahai Abul Mundzir? Beliau berkata: Dengan tanda atau dengan ayat yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita bahwa pada hari itu matahari terbit tanpa ada pancaran sinar yang menyilaukan.
٢٢١ – (...) – وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: سَمِعۡتُ عَبۡدَةَ بۡنَ أَبِي لُبَابَةَ يُحَدِّثُ، عَنۡ زِرِّ بۡنِ حُبَيۡشٍ، عَنۡ أُبَيِّ بۡنِ كَعۡبٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ أُبَيٌّ فِي لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ: وَاللهِ، إِنِّي لَأَعۡلَمُهَا. قَالَ شُعۡبَةُ: وَأَكۡبَرُ عِلۡمِي هِيَ اللَّيۡلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيۡلَةُ سَبۡعٍ وَعِشۡرِينَ.
وَإِنَّمَا شَكَّ شُعۡبَةُ فِي هٰذَا الۡحَرۡفِ: هِيَ اللَّيۡلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ، قَالَ: وَحَدَّثَنِي بِهَا صَاحِبٌ لِي عَنۡهُ.
221. Muhammad ibnul Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku mendengar ‘Abdah bin Abu Lubabah menceritakan dari Zirr bin Hubaisy, dari Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: Ubay berkata tentang lailatulkadar: Demi Allah, sungguh aku benar-benar mengetahuinya. Syu’bah berkata: Dan pengetahuanku yang paling kuat, lailatulkadar adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan kami untuk salat malam padanya, yaitu malam dua puluh tujuh.
Syu’bah hanya ragu pada potongan kalimat: Lailatulkadar adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan kami. Beliau berkata: Sahabatku menceritakannya kepadaku darinya.