Cari Blog Ini

Syarh Al-Ajurrumiyyah - Tanda-tanda Fiil

عَلَامَاتُ الۡأَفۡعَالِ:
Tanda-tanda fiil:
قَوۡلُهُ: (وَالۡفِعۡلُ يُعۡرَفُ بِقَدۡ، وَالسِّينِ، وَسَوۡفَ، وَتَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ).
Ucapan mualif, “Fiil dikenali dengan قَدۡ, huruf sin, سَوۡفَ, dan huruf ta ta`nits sakinah.”
أَرۡبَعُ عَلَامَاتٍ، كُلُّ كَلِمَةٍ مَسۡبُوقَةٍ بِـ(قَدۡ) فَهِيَ فِعۡلٌ، وَكُلُّ كَلِمَةٍ مَسۡبُوقَةٍ (بِالسِّينِ، وَسَوۡفَ) فَهِيَ فِعۡلٌ، وَكُلُّ كَلِمَةٍ مَخۡتُومَةٍ بِتَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ فَهِيَ فِعۡلٌ.
Tanda fiil ada empat tanda. Setiap kata yang diawali oleh قَدۡ, berarti kata itu adalah fiil. Setiap kata yang didahului oleh huruf sin dan سَوۡفَ, maka kata tersebut merupakan fiil. Dan setiap kata yang diakhiri oleh huruf ta ta`nits sakinah (huruf ta disukun yang menyebabkan kata menjadi muanas), maka kata tersebut adalah fiil.
مِثَالُ الۡأَوَّلِ: ﴿قَدۡ أَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُونَ﴾ [المؤمنون: ١]، (أَفۡلَحَ) فِعۡلٌ؛ وَالدَّلِيلُ دُخُولُ (قَدۡ)، وَ(الۡمُؤۡمِنُونَ) اسۡمٌ؛ وَالدَّلِيلُ دُخُولُ الۡأَلِفِ وَاللَّامِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿قَدۡ يَعۡلَمُ مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ﴾ [النور: ٦٤]، فَهِيَ هُنَا لِلتَّحۡقِيقِ.
(قَدۡ يَجُودُ الۡبَخِيلُ): هُنَا لِلتَّقۡلِيلِ.
(قَدۡ يَفۡهَمُ الۡبَلِيدُ): لِلتَّقۡلِيلِ.
(قَدۡ يُنۡفِقُ الۡفَقِيرُ): لِلتَّقۡلِيلِ.
Contoh pertama adalah, “قَدۡ أَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُونَ (Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman).” (QS. Al-Mu`minun: 1). أَفۡلَحَ adalah fiil. Dalilnya adalah didahului oleh قَدۡ. Adapun الۡمُؤۡمِنُونَ adalah isim. Dalilnya adalah didahului oleh huruf alif lam.
Allah taala berfirman, “قَدۡ يَعۡلَمُ مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kalian berada di dalamnya (sekarang).” (QS. An-Nur: 64). قَدۡ di sini bermakna untuk penegasan.
“قَدۡ يَجُودُ الۡبَخِيلُ (Orang yang bakhil jarang bederma),” قَدۡ di sini bermakna taqlil (jarang).
“قَدۡ يَفۡهَمُ الۡبَلِيدُ (Orang bodoh jarang bisa memahami).” قَدۡ bermakna jarang.
“قَدۡ يُنۡفِقُ الۡفَقِيرُ (Orang yang fakir jarang berinfak).” قَدۡ bermakna jarang.
وَ(السِّينِ) كَمَا فِي قَوۡلِهِ: ﴿كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ﴾ [النبأ: ٤]، (يَعۡلَمُونَ) فِعۡلٌ؛ لِدُخُولِ السِّينِ، وَفِي سُورَةِ (ألهاكم): ﴿كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ﴾ [التكاثر: ٣]، (تَعۡلَمُونَ) فِعۡلٌ؛ لِدُخُولِ سَوۡفَ، فَكُلُّ كَلِمَةٍ دَخَلَتۡ عَلَيۡهَا السِّينُ فَهِيَ فِعۡلٌ، وَكُلُّ كَلِمَةٍ دَخَلَتۡ عَلَيۡهَا سَوۡفَ فَهِيَ فِعۡلٌ.
فَإِذَا كَانَتِ السِّينُ مِنۡهَا فَقَدۡ تَكُونُ فِعۡلًا، وَقَدۡ لَا تَكُونُ فَمَثَلًا: (سِحۡرٌ)، فَالسِّينُ هُنَا مِنۡ بِنۡيَةِ الۡكَلِمَةِ، وَهِيَ اسۡمٌ، فَالسِّينُ الَّتِي هِيَ عَلَامَةٌ عَلَى الۡفِعۡلِ خَارِجَةٌ عَنۡ بِنۡيَةِ الۡكَلِمَةِ، فَمَثَلًا (سَيَعۡلَمُونَ)، أَوَّلُ الۡفِعۡلِ (يَاءٌ) وَالسِّينُ دَخَلَتۡ عَلَيۡهِ.
Huruf sin sebagaimana dalam firman Allah, “كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ (Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui).” (QS. An-Naba`: 4). يَعۡلَمُونَ adalah fiil karena didahului oleh huruf sin. Dan di dalam surah At-Takatsur, “كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ (Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)).” (QS. At-Takatsur: 3). تَعۡلَمُونَ adalah fiil karena diawali oleh سَوۡفَ. Jadi setiap kata yang diawali oleh huruf sin, maka kata tersebut adalah fiil. Dan setiap kata yang didahului oleh سَوۡفَ, maka kata tersebut adalah fiil.
Jika huruf sin adalah bagian dari suatu kata, maka kata tersebut bisa menjadi fiil dan bisa jadi bukan fiil. Contoh, “سِحۡرٌ (Sihir).” Huruf sin di sini termasuk dari pokok sebuah kata dan kata ini adalah isim. Jadi huruf sin yang merupakan tanda fiil adalah yang bukan bagian pokok sebuah kata. Contoh “سَيَعۡلَمُونَ (Kelak mereka akan mengetahui).” Huruf awal fiil adalah huruf ya, sedangkan huruf sin dimasukkan ke awalnya.
وَقَوۡلُهُ: (تَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ)؛ اشۡتَرَطَ شَرۡطَيۡنِ:
الۡأَوَّلُ: تَاءُ تَأۡنِيثٍ.
وَالثَّانِي: سَاكِنَةٌ.
فَكُلُّ كَلِمَةٍ خُتِمَتۡ بِتَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ فَهِيَ فِعۡلٌ، مِثَالُ ذٰلِكَ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿قَالَتِ الۡأَعۡرَابُ﴾ [الحجرات: ١٤]، فَكَلِمَةُ (قَالَتۡ) فِعۡلٌ؛ لِأَنَّهَا خُتِمَتۡ بِتَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ.
Ucapan mualif, “Huruf ta ta`nits sakinah,” mensyaratkan dua syarat: (1) huruf ta ta`nits dan (2) huruf ta disukun.
Jadi setiap kata yang diakhiri dengan huruf ta ta`nits sakinah, maka kata itu merupakan fiil. Contoh hal itu adalah firman Allah taala, “قَالَتِ الۡأَعۡرَابُ (Orang-orang Arab badui itu berkata).” (QS. Al-Hujurat: 14). Kata قَالَتۡ adalah fiil karena ditutup oleh huruf ta ta`nits sakinah.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَقَالَتۡ عَجُوزٌ عَقِيمٌ﴾ [الذاريات: ٢٩]، (فَقَالَتۡ) فِعۡلٌ؛ لِأَنَّهَا خُتِمَتۡ بِتَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿قَالَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا يَـٰٓأَبَتِ ٱسۡتَـٔۡجِرۡهُ﴾ [القصص: ٢٦]، (فَقَالَتۡ) فِعۡلٌ؛ لِأَنَّهَا خُتِمَتۡ بِتَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ.
فَإِنۡ خُتِمَتِ الۡكَلِمَةُ بِتَاءٍ لِغَيۡرِ التَّأۡنِيثِ، مِثۡلُ: (بَيۡتٌ) آخِرُهَا تَاءٌ، لَكِنَّهَا لَيۡسَتۡ لِلتَّأۡنِيثِ؛ بَلۡ هِيَ مِنۡ بِنۡيَةِ الۡكَلِمَةِ، فَلَا تَكُونُ هَٰذِهِ عَلَامَةً عَلَى أَنَّهَا فِعۡلٌ.
Allah taala berfirman, “وَقَالَتۡ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (Seraya berkata: (Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul).” (QS. Adz-Dzariyat: 29). فَقَالَتۡ adalah fiil karena ditutup oleh huruf ta ta`nits sakinah.
Allah taala berfirman, “قَالَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا يَـٰٓأَبَتِ ٱسۡتَـٔۡجِرۡهُ (Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)).” (QS. Al-Qashsash: 26). قَالَتۡ adalah fiil karena ditutup oleh huruf ta ta`nits sakinah.
Jika sebuah kata ditutup oleh huruf ta bukan untuk ta`nits, contoh: بَيۡتٌ (rumah). Akhir kata ini adalah huruf ta, namun bukan untuk ta`nits. Tetapi huruf ta di sini merupakan bagian dari pokok kata. Maka, huruf ta ini bukanlah tanda bahwa kata tersebut fiil.
وَقَوۡلُهُ: (تَاءِ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةِ)؛ احۡتِرَازًا مِنۡ غَيۡرِ السَّاكِنَةِ، فَإِنَّ تَاءَ التَّأۡنِيثِ غَيۡرَ السَّاكِنَةِ لَيۡسَتۡ مِنۡ عَلَامَاتِ الۡفِعۡلِ، تَقُولُ: (هَٰذِهِ شَجَرَةٌ)، (هَٰذِهِ بَقَرَةٌ)، فَهَٰذِهِ التَّاءُ تَاءُ تَأۡنِيثٍ، وَلٰكِنۡ غَيۡرُ سَاكِنَةٍ، إِذَنۡ (شَجَرَةٌ) لَيۡسَتۡ فِعۡلًا؛ لِأَنَّ تَاءَ التَّأۡنِيثِ غَيۡرُ سَاكِنَةٍ، وَ(بَقَرَةٌ) لَيۡسَتۡ فِعۡلًا؛ لِأَنَّ تَاءَ التَّأۡنِيثِ غَيۡرُ سَاكِنَةٍ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿قَالَ هَٰذَا رَحۡمَةٌ مِّن رَّبِّي﴾ [الكهف: ٩٨]، (رَحۡمَةٌ) لَيۡسَتۡ فِعۡلًا؛ لِأَنَّ تَاءَ التَّأۡنِيثِ غَيۡرُ سَاكِنَةٍ.
Ucapan mualif, “Huruf ta ta`nits sakinah,” adalah untuk mengeluarkan huruf ta yang tidak disukun. Karena ta ta`nits yang tidak disukun bukan termasuk tanda fiil. Engkau berkata, “هٰذِهِ شَجَرَةٌ (Ini adalah sebuah pohon), هٰذِهِ بَقَرَةٌ (Ini adalah seekor sapi betina).” Huruf ta ini adalah ta ta`nits tapi tidak disukun. Maka dari itu, شَجَرَةٌ bukanlah fiil karena huruf ta ta`nits-nya tidak disukun. بَقَرَةٌ juga bukan fiil karena huruf ta ta`nits tidak disukun.
Allah taala berfirman, “قَالَ هَٰذَا رَحۡمَةٌ مِّن رَّبِّي (Dzulqarnain berkata: Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabb-ku).” (QS. Al-Kahfi: 98). رَحۡمَةٌ bukanlah fiil karena huruf ta ta`nits tidak disukun.
أَمَّا فِعۡلُ الۡأَمۡرِ فَلَهُ عَلَامَةٌ؛ وَلٰكِنَّهَا عَلَامَةٌ مَعۡنَوِيَّةٌ، وَهِيَ دَلَالَتُهَا عَلَى الطَّلَبِ، مَعَ قَبُولِهِ يَاءَ الۡمُخَاطَبَةِ.
(كُلۡ): فِعۡلُ أَمۡرٍ لِدَلَالَتِهِ عَلَى الطَّلَبِ، وَقَبُولِهِ يَاءَ الۡمُخَاطَبَةِ، قَالَ تَعَالَى: ﴿فَكُلِى وَاشۡرَبِى﴾ [مريم: ٢٦].
(اقۡعُدۡ): فِعۡلُ أَمۡرٍ لِدَلَالَتِهِ عَلَى الطَّلَبِ، وَقَبُولِهِ يَاءَ الۡمُخَاطَبَةِ.
Adapun fiil amr (perintah) memiliki satu tanda. Akan tetapi tanda tersebut adalah tanda maknawi. Tanda tersebut adalah bahwa kata itu menunjukkan perintah (untuk melakukan sesuatu) disertai kata itu bisa menerima huruf ya mukhathabah.
كُلۡ adalah fiil amr karena menunjukkan perintah dan menerima huruf ya mukhathabah. Allah taala berfirman, “فَكُلِى وَاشۡرَبِى (Makan dan minumlah).” (QS. Maryam: 26).
اقۡعُدۡ adalah fiil amr karena menunjukkan perintah dan menerima huruf ya mukhathabah.
إِذَنۡ لِلۡفِعۡلِ أَرۡبَعُ عَلَامَاتٍ: وَهَٰذِهِ الۡعَلَامَاتُ مِنۡهَا مَا يَكُونُ لِلۡمَاضِي، وَمِنۡهَا مَا يَكُونُ لِلۡمُضَارِعِ، وَمِنۡهَا مَا هُوَ مُشۡتَرِكٌ.
فَـ(تَاءُ التَّأۡنِيثِ السَّاكِنَةُ) تَخۡتَصُّ بِالۡمَاضِي، وَ(السِّينُ وَسَوۡفَ) تَخۡتَصُّ بِالۡمُضَارِعِ، وَ(قَدۡ) وَهِيَ تَدۡخُلُ عَلَى الۡمَاضِي، وَيَكُونُ مَعۡنَاهَا التَّحۡقِيقَ، وَتَدۡخُلُ عَلَى الۡمُضَارِعِ، وَيَكُونُ مَعۡنَاهَا التَّقۡلِيلَ، وَقَدۡ تَكُونُ لِلتَّحۡقِيقِ.
Dengan demikian, fiil memiliki empat tanda. Tanda-tanda ini sebagiannya terdapat pada fiil madhi, sebagiannya terdapat pada fiil mudhari’, dan sebagian yang lain terdapat pada keduanya.
Huruf ta ta`nits sakinah khusus pada fiil madhi. Huruf sin dan سَوۡفَ khusus pada fiil mudhari’. Adapun قَدۡ bisa masuk pada fiil madhi dan bermakna tahqiq (penegasan). Dan bisa masuk ke fiil mudhari’ dan bermakna taqlil (jarang), terkadang juga bisa bermakna tahqiq.