١٧ - بَابُ مَا جَاءَ فِي الۡحَامِلِ الۡمُتَوَفَّى عَنۡهَا زَوۡجُهَا تَضَعُ
17. Bab tentang wanita hamil yang ditinggal mati suaminya lalu melahirkan
١١٩٣ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ مَنِيعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا حُسَيۡنُ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ إِبۡرَاهِيمَ، عَنِ الۡأَسۡوَدِ، عَنۡ أَبِي السَّنَابِلِ بۡنِ بَعۡكَكٍ، قَالَ: وَضَعَتۡ سُبَيۡعَةُ بَعۡدَ وَفَاةِ زَوۡجِهَا بِثَلاَثَةٍ وَعِشۡرِينَ أَوۡ خَمۡسَةٍ وَعِشۡرِينَ يَوۡمًا، فَلَمَّا تَعَلَّتۡ تَشَوَّفَتۡ لِلنِّكَاحِ فَأُنۡكِرَ عَلَيۡهَا، فَذُكِرَ ذٰلِكَ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: (إِنۡ تَفۡعَلۡ فَقَدۡ حَلَّ أَجَلُهَا). [(ابن ماجه)(٢٠٢٧)].
1193. Ahmad bin Mani’ telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Husain bin Muhammad menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syaiban menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Ibrahim, dari Al-Aswad, dari Abu As-Sanabil bin Ba’kak. Beliau berkata: Suba’iah melahirkan dua puluh tiga atau dua puluh lima hari setelah wafat suaminya. Ketika selesai nifas, dia berhias untuk menikah, lalu aku mengingkarinya. Hal itu diceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Dia boleh melakukannya, karena masa idahnya sudah selesai.”
١١٩٣ (م) - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ مَنِيعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الۡحَسَنُ بۡنُ مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، نَحۡوَهُ. وَفِي الۡبَابِ عَنۡ أُمِّ سَلَمَةَ. حَدِيثُ أَبِي السَّنَابِلِ حَدِيثٌ مَشۡهُورٌ مِنۡ هٰذَا الۡوَجۡهِ، وَلَا نَعۡرِفُ لِلأَسۡوَدِ سَمَاعًا مِنۡ أَبِي السَّنَابِلِ، وَسَمِعۡتُ مُحَمَّدًا يَقُولُ: لَا أَعۡرِفُ أَنَّ أَبَا السَّنَابِلِ عَاشَ بَعۡدَ النَّبِيِّ ﷺ. وَالۡعَمَلُ عَلَى هَٰذَا عِنۡدَ أَكۡثَرِ أَهۡلِ العِلۡمِ مِنۡ أَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ وَغَيۡرِهِمۡ؛ أَنَّ الۡحَامِلَ الۡمُتَوَفَّى عَنۡهَا زَوۡجُهَا، إِذَا وَضَعَتۡ فَقَدۡ حَلَّ التَّزۡوِيجُ لَهَا، وَإِنۡ لَمۡ تَكُنِ انۡقَضَتۡ عِدَّتُهَا. وَهُوَ قَوۡلُ سُفۡيَانَ الثَّوۡرِيِّ، وَالشَّافِعِيِّ، وَأَحۡمَدَ، وَإِسۡحَاقَ. وقَالَ بَعۡضُ أَهۡلِ الۡعِلۡمِ مِنۡ أَصۡحَابِ النَّبِيِّ ﷺ وَغَيۡرِهِمۡ: تَعۡتَدُّ آخِرَ الۡأَجَلَيۡنِ. وَالۡقَوۡلُ الۡأَوَّلُ أَصَحُّ.
1193. Ahmad bin Mani’ telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Hasan bin Musa menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syaiban menceritakan kepada kami dari Manshur semisal hadis itu. Di dalam bab ini ada riwayat dari Ummu Salamah. Hadis Abu As-Sanabil adalah hadis yang masyhur dari jalur ini. Kami tidak mengetahui Al-Aswad pernah mendengar dari Abu As-Sanabil dan aku mendengar Muhammad berkata: Aku tidak mengetahui bahwa Abu As-Sanabil masih hidup sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian besar ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selain mereka beramal berdasarkan hadis ini; bahwa wanita hamil yang ditinggal mati suaminya, ketika telah melahirkan, maka dia sudah halal untuk menikah walaupun idah (karena ditinggal suami) belum habis. Ini adalah pendapat Sufyan Ats-Tsauri, Asy-Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq. Sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selain mereka ada yang berpendapat bahwa wanita itu harus menjalani idah yang paling akhir di antara dua idah tersebut. Namun pendapat pertama lebih sahih.
١١٩٤ – (صحيح) حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ، عَنۡ سُلَيۡمَانَ بۡنِ يَسَارٍ؛ أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ وَابۡنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا سَلَمَةَ بۡنَ عَبۡدِ الرَّحۡمَٰنِ تَذَاكَرُوا الۡمُتَوَفَّى عَنۡهَا زَوۡجُهَا الۡحَامِلُ تَضَعُ عِنۡدَ وَفَاةِ زَوۡجِهَا، فَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ، تَعۡتَدُّ آخِرَ الۡأَجَلَيۡنِ. وَقَالَ أَبُو سَلَمَةَ: بَلۡ تَحِلُّ حِينَ تَضَعُ. وَقَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ: أَنَا مَعَ ابۡنِ أَخِي، يَعۡنِي أَبَا سَلَمَةَ. فَأَرۡسَلُوا إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ، زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَتۡ: قَدۡ وَضَعَتۡ سُبَيۡعَةُ الۡأَسۡلَمِيَّةُ بَعۡدَ وَفَاةِ زَوۡجِهَا بِيَسِيرٍ، فَاسۡتَفۡتَتۡ رَسُولَ اللهِ، فَأَمَرَهَا أَنۡ تَتَزَوَّجَ. هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. [(الإرواء)(٢١١٣)، (صحيح أبي داود)(١١٩٦): ق].
1194. Qutaibah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa’id, dari Sulaiman bin Yasar; bahwa Abu Hurairah, Ibnu ‘Abbas, dan Abu Salamah bin ‘Abdurrahman saling mengingatkan tentang wanita hamil yang ditinggal mati suaminya, lalu melahirkan tidak lama setelah suaminya wafat. Ibnu ‘Abbas mengatakan: Wanita itu menjalani idah yang paling akhir di antara dua idah. Abu Salamah berkata: Wanita itu sudah selesai idahnya ketika melahirkan. Abu Hurairah berkata: Aku sependapat dengan putra saudaraku, yakni Abu Salamah. Lalu mereka mengutus seseorang kepada Ummu Salamah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Ummu Salamah mengatakan: Subai’ah Al-Aslamiyyah telah melahirkan tidak lama setelah suaminya wafat. Lalu dia meminta fatwa kepada Rasulullah. Rasulullah memerintahkannya untuk menikah. Ini adalah hadis hasan sahih.