Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 78

٢٠ - بَابُ الۡخُرُوجِ فِي طَلَبِ الۡعِلۡمِ
20. Bab keluar bepergian menuntut ilmu


وَرَحَلَ جَابِرُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ مَسِيرَةَ شَهۡرٍ إِلَى عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أُنَيۡسٍ فِي حَدِيثٍ وَاحِدٍ. 

Jabir bin ‘Abdullah melakukan perjalanan sejarak satu bulan ke tempat ‘Abdullah bin Unais untuk satu hadis. 

٧٨ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡقَاسِمِ خَالِدُ بۡنُ خَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ حَرۡبٍ قَالَ: قَالَ الۡأَوۡزَاعِيُّ: أَخۡبَرَنَا الزُّهۡرِيُّ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ بۡنِ مَسۡعُودٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ: أَنَّهُ تَمَارَى هُوَ وَالۡحُرُّ بۡنُ قَيۡسِ بۡنِ حِصۡنٍ الۡفَزَارِيُّ فِي صَاحِبِ مُوسَى، فَمَرَّ بِهِمَا أُبَىُّ بۡنُ كَعۡبٍ، فَدَعَاهُ ابۡنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ: إِنِّي تَمَارَيۡتُ أَنَا وَصَاحِبِي هَٰذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى الَّذِي سَأَلَ السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ، هَلۡ سَمِعۡتَ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَذۡكُرُ شَأۡنَهُ؟ فَقَالَ أُبَىٌّ: نَعَمۡ، سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَذۡكُرُ شَأۡنَهُ يَقُولُ: 

78. Abu Al-Qasim Khalid bin Khali telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Muhammad bin Harb menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Auza’i berkata: Az-Zuhri mengabarkan kepada kami dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud, dari Ibnu ‘Abbas: Bahwa beliau dan Al-Hurr bin Qais bin Hishn Al-Fazari saling berdebat tentang sahabat Musa. 

Ubai bin Ka’b melewati keduanya, lalu Ibnu ‘Abbas memanggilnya seraya berkata: Sesungguhnya aku dan sahabatku ini saling berdebat tentang sahabat Musa. Yaitu, yang Musa menanyakan jalan untuk berjumpa dengannya. Apakah engkau mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyebutkan perihal dia? 

Ubai berkata: Iya. Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyebutkan perihal dia. Beliau bersabda, 

(بَيۡنَمَا مُوسَى فِي مَلَإٍ مِنۡ بَنِي إِسۡرَائِيلَ، إِذۡ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: أَتَعۡلَمُ أَحَدًا أَعۡلَمَ مِنۡكَ؟ قَالَ مُوسَى: لَا، فَأَوۡحَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى مُوسَى: بَلَى، عَبۡدُنَا خَضِرٌ، فَسَأَلَ السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ، فَجَعَلَ اللهُ لَهُ الۡحُوتَ آيَةً، وَقِيلَ لَهُ: إِذَا فَقَدۡتَ الۡحُوتَ فَارۡجِعۡ، فَإِنَّكَ سَتَلۡقَاهُ، فَكَانَ مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَسَلَّمَ يَتَّبِعُ أَثَرَ الۡحُوتِ فِي الۡبَحۡرِ، فَقَالَ فَتَى مُوسَى لِمُوسَى: ﴿أَرَءَيۡتَ إِذۡ أَوَيۡنَآ إِلَى ٱلصَّخۡرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلۡحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَنۡ أَذۡكُرَهُۥ﴾‏ قَالَ مُوسَى: ﴿ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبۡغِ ۚ فَٱرۡتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا﴾ [الكهف: ٦٣-٦٤] فَوَجَدَا خَضِرًا، فَكَانَ مِنۡ شَأۡنِهِمَا مَا قَصَّ اللهُ فِي كِتَابِهِ). [طرفه في: ٧٤]. 

Ketika Musa berada di tengah-tengah pemuka Bani Israil, tiba-tiba ada seseorang datang kepadanya seraya bertanya, “Apakah engkau mengetahui seseorang yang lebih berilmu daripada engkau?” 

Musa berkata, “Tidak.” 

Lalu Allah azza wajalla mewahyukan kepada Musa, “Ada, yaitu hamba Kami Khadhir.” 

Lalu Musa menanyakan jalan untuk menjumpainya. Allah menjadikan ikan sebagai tanda untuk beliau. Dikatakan kepada Musa, “Apabila engkau kehilangan ikan ini, maka kembalilah karena engkau akan menemuinya.” 

Maka Musa—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengikuti jejak ikan tadi di laut. 

Murid Musa berkata kepada Musa, “Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan.” 

Musa berkata, “Itulah (tempat) yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (QS. Al-Kahfi: 63-64). 

Lalu keduanya menjumpai Khadhir. Lalu peristiwa keduanya sebagaimana dikisahkan oleh Allah di dalam kitab-Nya.