Syekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin--rahimahullah--berkata:
وَقَوۡلُهُ: (مَنۡ): مِنۡ أَدَوَاتِ الۡجَزۡمِ الَّتِي تَجۡزِمُ
فِعۡلَيۡنِ.
Ucapan mualif, “مَنۡ”: termasuk peranti jazm yang men-jazm-kan dua fiil.
كَقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرًا يَرَهُۥ﴾
[الزلزلة: ٧]، (يَعۡمَلۡ): فِعۡلُ الشَّرۡطِ، (يَرَهُ): جَوَابُ
الشَّرۡطِ.
(يَعۡمَلۡ): فِعۡلُ الشَّرۡطِ مَجۡزُومٌ بِـ(مَنۡ) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ.
(يَرَهُ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(مَنۡ) لِوُقُوعِهِ جَوَابَ
الشَّرۡطِ وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ حَذۡفُ الۡأَلِفِ؛ لِأَنَّهُ مُعۡتَلٌّ
بِالۡأَلِفِ، وَالۡفَتۡحَةُ قَبۡلَهَا دَلِيلٌ عَلَيۡهَا. وَ(الۡهَاءُ):
مَفۡعُولٌ بِهِ.
Seperti firman Allah taala, “فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرًا يَرَهُۥ
(Barang siapa beramal kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihatnya).”
(QS. Az-Zalzalah: 7).
يَعۡمَلۡ adalah fi’l asy-syarth. يَرَهُ adalah jawab asy-syarth.
يَعۡمَلۡ adalah fi’l asy-syarth yang di-jazm dengan sebab مَنۡ. Tanda jazm-nya
adalah sukun yang tampak di akhir kata.
يَرَهُ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm dengan sebab مَنۡ karena dia sebagai
jawab asy-syarth. Tanda jazm-nya adalah dihapusnya huruf alif karena dia
adalah kata yang diakhiri dengan huruf ilat alif. Harakat fatah sebelumnya
adalah tanda yang menunjukkan akan hal itu. Huruf ha adalah maf’ul bih.
وَقَالَ تَعَالَى: ﴿مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءًا يُجۡزَ بِهِۦ﴾ [النساء:
۱۲۳].
(مَنۡ): أَدَاةُ شَرۡطٍ تَجۡزِمُ فِعۡلَيۡنِ.
(يَعۡمَلۡ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(مَنۡ)، وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ، عَلَى أَنَّهُ فِعۡلُ الشَّرۡطِ، وَالۡفَاعِلُ ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ
تَقۡدِيرُهُ (هُوَ).
(سُوءًا): مَفۡعُولٌ بِهِ مَنۡصُوبٌ، وَعَلَامَهُ نَصۡبِهِ
الۡفَتۡحَةُ.
(يُجۡزَ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَبۡنِيٌّ لِمَا لَمۡ يُسَمَّ فَاعِلُهُ مَجۡزُومٌ
بِـ(مَنۡ)، وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ حَذۡفُ الۡأَلِفِ، وَالۡفَتۡحَةُ قَبۡلَهَا
دَلِيلٌ عَلَيۡهَا، عَلَى أَنَّهُ جَوَابُ الشَّرۡطِ، وَنَائِبُ الۡفَاعِلِ
ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ جَوَازًا تَقۡدِيرُهُ (هُوَ).
Allah taala berfirman, “مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءًا يُجۡزَ بِهِۦ (Barang siapa yang
beramal kejelekan, niscaya dia akan dibalas dengan sebab itu).” (QS. An-Nisa`:
123).
مَنۡ adalah peranti syarat yang men-jazm-kan dua fiil.
يَعۡمَلۡ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm dengan sebab مَنۡ. Tanda jazm-nya
adalah sukun sebagai fi’l asy-syarth. Fa’il-nya adalah kata ganti yang
disembunyikan. Asumsinya adalah huwa.
سُوءًا adalah maf’ul bih yang di-nashb. Tanda nashb-nya adalah harakat
fatah.
يُجۡزَ adalah fiil mudhari’ yang dibentuk untuk fiil yang tidak disebutkan
fa’il-nya yang di-jazm dengan sebab مَنۡ. Tanda jazm-nya adalah dihapusnya
huruf alif. Harakat fatah sebelumnya adalah tanda yang menunjukkan akan hal
itu. Kata ini berkedudukan sebagai jawab asy-syarth. Na`ib al-fa’il adalah
kata ganti yang boleh disembunyikan. Asumsinya adalah huwa.
تَقُولُ: (مَنۡ يَقُمۡ أَقُمۡ مَعَهُ).
(مَنۡ): أَدَاةُ شَرۡطٍ تَجۡزِمُ فِعۡلَيۡنِ.
(يَقُمۡ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(مَنۡ)، وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ، عَلَى أَنَّهُ فِعۡلُ الشَّرۡطِ، وَالۡفَاعِلُ ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ
تَقۡدِيرُهُ (هُوَ).
(أَقُمۡ): فِعۡلٌ مُضَارِعٌ مَجۡزُومٌ بِـ(مَنۡ) وَعَلَامَةُ جَزۡمِهِ
السُّكُونُ، عَلَى أَنَّهُ جَوَابُ الشَّرۡطِ، وَالۡفَاعِلُ ضَمِيرٌ مُسۡتَتِرٌ
تَقۡدِيرُهُ (أَنَا).
Engkau katakan, “مَنۡ يَقُمۡ أَقُمۡ مَعَهُ (Barang siapa yang berdiri, maka
aku berdiri bersamanya).”
مَنۡ adalah peranti syarat yang men-jazm-kan dua fiil.
يَقُمۡ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm dengan sebab مَنۡ. Tanda jazm-nya
adalah sukun sebagai fi’l asy-syarth. Fa’il-nya adalah kata ganti yang
disembunyikan. Asumsinya adalah dia (laki-laki).
أَقُمۡ adalah fiil mudhari’ yang di-jazm dengan sebab مَنۡ. Tanda jazm-nya
adalah sukun sebagai jawab asy-syarth. Fa’il-nya adalah kata ganti yang
disembunyikan. Asumsinya adalah ana.