Cari Blog Ini

Al-Qawa'idul Mutsla - Muqaddimah

الۡمُقَدِّمَةُ

Mukadimah

الۡحَمۡدُ لِلهِ، نَحۡمَدُهُ، وَنَسۡتَعِينُهُ، وَنَسۡتَغۡفِرُهُ، وَنَتُوبُ إِلَيۡهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنۡ شُرُورِ أَنۡفُسِنَا، وَمِنۡ سَيِّئَاتِ أَعۡمَالِنَا، مَنۡ يَهۡدِهِ اللهُ فَلَا مُضَلَّ لَهُ، وَمَنۡ يُضۡلِلۡ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشۡهَدُ أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَحۡدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشۡهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبۡدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصۡحَابِهِ، وَمَنۡ تَبِعَهُمۡ بِإِحۡسَانٍ، وسَلَّمَ تَسۡلِيمًا.
Segala puji bagi Allah, kami memujiNya, meminta pertolonganNya, memohon ampunanNya, dan bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa-jiwa kami dan kejelekan amalan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tiada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah, satu-satunya tidak ada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan RasulNya. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga dan sahabat beliau, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
وَبَعۡدُ:
فَإِنَّ الۡإِيَمانَ بِأَسۡمَاءِ اللهِ وَصِفَاتِهِ أَحَدُ أَرۡكَانِ الۡإِيمَانِ بِاللهِ تَعَالَى، وَهِيَ الۡإِيمَانُ بِوُجُودِ اللهِ تَعَالَى، وَالۡإِيَمانُ بِرُبُوبِيَّتِهِ، وَالۡإِيمَانُ بِأُلُوهِيَّتِهِ، وَالۡإِيمَانُ بِأَسۡمَائِهِ وَصِفَاتِهِ.
Sesungguhnya iman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah merupakan salah satu rukun iman kepada Allah ta'ala. Karena iman kepada Allah itu meliputi mengimani wujud Allah ta'ala, beriman terhadap rububiyyah Allah, beriman terhadap uluhiyyah Allah, dan beriman kepada nama-nama dan sifat-sifatNya.
وَتَوۡحِيدُ اللهِ بِهِ أَحَدُ أَقۡسَامِ التَّوۡحِيدِ الثَّلَاثَةِ: تَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ، وَتَوۡحِيدِ الۡأُلُوهِيَّةِ، وَتَوۡحِيدِ الۡأَسۡمَاءِ وَالصِّفَاتِ.
Dan mentauhidkan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifatNya merupakan satu bagian dari tiga bagian tauhid. Yaitu, tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid al-asma` wash-shifat.
فَمَنۡزِلَتُهُ فِي الدِّينِ عَالِيَةٌ، وَأَهَمِّيَتُهُ عَظِيمَةٌ، وَلَا يُمۡكِنُ أَحَدًا أَنۡ يَعۡبُدَ اللهَ عَلَى الۡوَجۡهِ الۡأَكۡمَلِ حَتَّى يَكُونَ عَلَى عِلۡمٍ بِأَسۡمَاءِ اللهِ تَعَالَى وَصِفَاتِهِ، لِيَعۡبُدَهُ عَلَى بَصِيرَةٍ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَلِلهِ الۡأَسۡمَآءُ الۡحُسۡنَىٰ فَادۡعُوهُ بِهَا﴾ (الأعراف: ١٨٠). وَهٰذَا يَشۡمَلُ دُعَاءَ الۡمَسۡأَلَةِ، وَدُعَاءَ الۡعِبَادَةِ.
فَدُعَاءُ الۡمَسۡأَلَةِ: أَنۡ تُقَدِّمَ بَيۡنَ يَدَيۡ مَطۡلُوبِكَ مِنۡ أَسۡمَاءِ اللهِ تَعَالَى مَا يَكُونُ مُنَاسِبًا مِثۡلَ أَنۡ تَقُولَ: يَا غَفُورُ اغۡفِرۡ لِي. وَيَا رَحِيمُ ارۡحَمۡنِي. وَيَا حَفِيظُ احۡفَظۡنِي. وَنَحۡوُ ذٰلِكَ.
Oleh karena itulah, kedudukannya di dalam agama ini sangatlah tinggi dan urgensinya sangat agung. Tidak mungkin bagi seseorangpun untuk beribadah kepada Allah secara sempurna sampai dia berilmu terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah ta'ala. Agar dia dapat beribadah di atas ilmu. Allah ta'ala berfirman,
وَلِلهِ الۡأَسۡمَآءُ الۡحُسۡنَىٰ فَادۡعُوهُ بِهَا
Dan hanya bagi Allah lah nama-nama yang baik, maka berdoalah dengannya. (QS. Al-A'raf: 180)
Hal ini juga mencakup doa permintaan dan doa ibadah.
Doa permintaan yaitu sebelum engkau meminta, engkau mendahulukan nama-nama Allah ta'ala yang sesuai. Semisal engkau ucapkan, “Ya Ghafur, ampunilah aku. Ya Rahim, kasihilah aku. Ya Hafizh, jagalah aku.” Dan semisal itu.
وَدُعَاءُ الۡعِبَادَةِ: أَنۡ تَتَعَبَّدَ لِلهِ تَعَالَى بِمُقۡتَضَى هٰذِهِ الۡأَسۡمَاءِ، فَتَقُومُ بِالتَّوۡبَةِ إِلَيۡهِ؛ لِأَنَّهُ التَّوَّابُ، وَتَذۡكُرُهُ بِلِسَانِكَ لِأَنَّهُ السَّمِيعُ، وَتَتَعَبَّدُ لَهُ بَجَوَارِحِكَ لِأَنَّهُ الۡبَصِيرُ، وَتَخۡشَاهُ فِي السِّرِّ لِأَنَّهُ اللَّطِيفُ الۡخَبِيرُ، وَهٰكَذَا.
Doa ibadah yaitu engkau beribadah kepada Allah ta'ala sesuai tuntutan nama-nama ini. Sehingga engkau bertaubat kepadaNya karena Dia adalah At-Tawwab (Maha Penerima Taubat). Engkau berdzikir dengan lisanmu karena Dia adalah As-Sami' (Maha Mendengar). Engkau beribadah kepadaNya dengan anggota tubuhmu karena Dia adalah Al-Bashir (Maha Melihat). Engkau takut kepadaNya ketika sendirian karena Dia adalah Al-Lathif (Maha Lembut) dan Al-Khabir (Maha Mengetahui). Demikian seterusnya.
وَمِنۡ أَجۡلِ مَنۡزِلَتِهِ هٰذِهِ، وَمِنۡ أَجۡلِ كَلَامِ النَّاسِ فِيهِ بِالۡحَقِّ تَارَةً وَبِالۡبَاطِلِ النَّاشِئِ عَنِ الۡجَهۡلِ أَوِ التَّعَصُّبِ تَارَةً أُخۡرَى، أَحۡبَبۡتُ أَنۡ أَكۡتُبَ فِيهِ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الۡقَوَاعِدِ، رَاجِيًا مِنَ اللهِ تَعَالَى أَنۡ يَجۡعَلَ عَمَلِي خَالِصًا لَوَجۡهِهِ، مُوَافِقًا لِمَرۡضَاتِهِ، نَافِعًا لِعِبَادِهِ.
Karena kedudukannya ini dan karena ucapan manusia tentangnya pada satu saat benar dan pada saat lain keliru yang muncul dari sebab kebodohan dan fanatik, maka aku ingin untuk menulis dalam masalah ini kaidah-kaidah yang mudah dengan mengharap dari Allah ta'ala agar menjadikan amalanku ini ikhlas mengharap wajahNya, mencocoki ridhaNya, dan bermanfaat untuk para hambaNya.
وَسَمَّيۡتُهُ: (الۡقَوَاعِدُ الۡمُثۡلَى فِي صِفَاتِ اللهِ تَعَالَى وَأَسۡمَائِهِ الۡحُسۡنَى).
Aku namai tulisan ini dengan “Al-Qawa'idul Mutsla fi Shifatillahi ta'ala wa Asma`ihil Husna”.