الۡمَفۡعُولُ الۡمُطۡلَقُ
قَالَ: (بَابُ الۡمَصۡدَرِ) الۡمَصۡدَرُ هُوَ: الۡإِسۡمُ، الۡمَنۡصُوبُ، الَّذِي يَجِيءُ ثَالِثًا فِي تَصۡرِيفِ الۡفِعۡلِ، نَحۡوُ: (ضَرَبَ يَضۡرِبُ ضَرۡبًا).
Ibnu Ajrum berkata: Bab Mashdar. Mashdar adalah isim manshub yang datang pada urutan ketiga dalam tashrif fi'il, contoh: ضَرَبَ يَضۡرِبُ ضَرۡبًا.
أَقُولُ: الثَّانِي مِنَ الۡمَنۡصُوبَاتِ الۡمَصۡدَرُ، وَهُوَ -عِنۡدَ النَّحۡوِيِّينَ- الۡإِسۡمُ الۡمَنۡصُوبُ الَّذِي يَجِيءُ ثَالِثًا فِي تَصۡرِيفِ الۡفِعۡلِ. وَمَعۡنَى (تَصۡرِيفِ الۡفِعۡلِ) تَغۡيِيرُهُ مِنۡ صِيغَةٍ إِلَى صِيغَةٍ أُخۡرَى، كَمَا إِذَا قِيلَ لَكَ: صَرِّفۡ (ضَرَبَ) فَإِنَّكَ تَذۡكُرُ الۡمَاضِيَ أَوَّلًا ثُمَّ الۡمُضَارِعَ ثَانِيًا ثُمَّ الۡمَصۡدَرَ ثَالِثًا فَتَقُولُ: (ضَرَبَ يَضۡرِبُ ضَرۡبًا) فَـ(ضَرۡبًا) مَصۡدَرٌ: لِأَنَّهُ جَاءَ ثَالِثًا فِي تَغۡيِيرِ الۡفِعۡلِ مِنۡ صِيغَةِ الۡمَاضِي إِلَى صِيغَةِ الۡمُضَارِعِ، وَمِنۡ صِيغَةِ الۡمُضَارِعِ إِلَى صِيغَةِ الۡمصَدَرِ.
Ahmad bin Tsabit berkata: Jenis kedua dari isim yang dinashab adalah mashdar. Menurut ahli nahwu, mashdar adalah isim manshub yang datang pada urutan ketiga dalam tashrif fi'il. Makna tashrif fi'il adalah perubahan fi'il dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Sebagaimana jika dikatakan kepadamu: Tashriflah ضرب, lalu engkau menyebutkan fi'il madhi pertama kali, kemudian fi'il mudhari' pada kali yang kedua, kemudian mashdar pada kali yang ketiga. Yaitu engkau ucapkan: ضَرَبَ يَضۡرِبُ ضَرۡبًا. Maka ضَرۡبًا adalah mashdar, karena ia ada di urutan ketiga pada perubahan fi'il dari bentuk madhi ke bentuk mudhari' dan dari bentuk mudhari' ke bentuk mashdar.
وَلَيۡسَ الۡمُرَادُ هُنَا بَيَانَ الۡمَصۡدَرِ لِذَاتِهِ، وَإِنَّمَا الۡمُرَادُ بَيَانُ انۡتِصَابِهِ عَلَى الۡمَفۡعُولِيَّةِ الۡمُطۡلَقَةِ. وَالۡمَفۡعُولُ الۡمُطۡلَقُ هُوَ: (الۡمَصۡدَرُ الۡمَنۡصُوبُ الۡمُؤَكِّدُ لِعَامِلِهِ أَوِ الۡمُبَيِّنُ لِنَوۡعِهِ أَوۡ عَدَدِهِ)، وَسُمِّيَ مُطۡلَقًا؛ لِأَنَّهُ لَمۡ يُقَيَّدۡ بِأَدَاةٍ كَمَا قُيِّدَ غَيۡرُهُ مِنَ الۡمَفَاعِيلِ كَالۡمَفۡعُولِ بِهِ وَلَهُ وَفِيهِ وَمَعَهُ.
Bukanlah yang diinginkan di sini penjelasan mashdar secara dzatnya. Namun yang diinginkan hanyalah keterangan manshubnya mashdar sebagai maf'ul muthlaq. Dan Maf'ul muthlaq adalah mashdar yang manshub yang menguatkan 'amilnya atau menjelaskan jenis atau bilangannya. Dinamakan muthlaq karena maf'ul muthlaq tidak diikat dengan suatu alat pun sebagaimana diikatnya selain maf'ul muthlaq dari maf'ul-maf'ul yang lain seperti maf'ul bih, maf'ul li ajlih, maf'ul fih, dan maf'ul ma'ah.
فَقَوۡلُهُمۡ: (الۡمُؤَكِّدُ لِعَامِلِهِ...) إلخ. أَيۡ: أَنَّ الۡمَفۡعُولَ الۡمُطۡلَقَ عَلَى ثَلَاثَةِ أَقۡسَامٍ:
Ucapan mereka: الۡمُؤَكِّدُ لِعَامِلِهِ sampai akhir, maksudnya: bahwa maf'ul muthlaq terbagi menjadi tiga bagian:
الۡأَوَّلُ: الۡمُؤَكِّدُ لِعَامِلِهِ وَهُوَ (الَّذِي يَدُلُّ عَلَى مَا دَلَّ عَلَيۡهِ عَامِلُهُ مِنَ الۡحَدَثِ مِنۡ غَيۡرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذٰلِكَ) نَحۡوُ: (قَامَ زَيۡدٌ قِيَامًا) وَقَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿وَكَلَّمَ اللهُ مُوسَىٰ تَكۡلِيمًا﴾ [النساء: ١٦٤] فَكُلٌّ مِنۡ (قَامَ وَكَلَّمَ) فِعۡلٌ مَاضٍ دَلَّ عَلَى حُصُولِ حَدَثٍ وَهُوَ (الۡقِيَامُ وَالتَّكۡلِيمُ) وَكُلٌّ مِنۡ (قِيَامًا وَتَكۡلِيمًا) مَفۡعُولٌ مُطۡلَقٌ دَلَّ عَلَى تَأۡكِيدِ ذٰلِكَ الۡحَدَثِ، وَأَنَّهُ حَصَلَ مِنۡ فَاعِلِهِ حَقِيقَةً.
1. Yang menguatkan 'amilnya, yaitu: yang menunjukkan atas apa yang ditunjukkan 'amilnya berupa peristiwa dengan tanpa ada lafazh tambahan. Contoh: قَامَ زَيۡدٌ قِيَامًا (Zaid benar-benar telah berdiri) dan firman Allah ta'ala: وَكَلَّمَ اللهُ مُوسَىٰ تَكۡلِيمًا (Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung) (QS. An-Nisa`: 164). Maka, setiap dari kata قَامَ dan كَلَّمَ adalah fi'il madhi yang menunjukkan terjadinya suatu peristiwa yaitu الۡقِيَامُ dan التَّكۡلِيمُ. Dan setiap dari kata قِيَامًا dan تَكۡلِيمًا adalah maf'ul muthlaq yang menunjukkan untuk menguatkan peristiwa itu dan bahwa peristiwa itu dihasilkan dari pelakunya secara hakiki.
الثَّانِي: الۡمُبَيِّنُ لِنَوۡعِ عَامِلِهِ، وَهُوَ (الَّذِي يَدُلُّ عَلَى الۡهَيۡئَةِ الَّتِي صَدَرَ عَلَيۡهَا الۡفِعۡلُ نَحۡوُ: (ضَرَبۡتُ زَيۡدًا ضَرۡبًا شَدِيدًا) وَ (جَلَسۡتُ فِي الدَّرۡسِ جُلُوسَ الۡمُؤَدَّبِ) فَـ(ضَرۡبًا) مَفۡعُولٌ مُطۡلَقٌ دَلَّ -بِوَاسِطَةِ وَصۡفِهِ الَّذِي بَعۡدَهُ وَهُوَ (شَدِيدًا)- عَلَى نَوۡعِ الضَّرۡبِ الَّذِي وَقَعَ عَلَى زَيۡدٍ، وَأَنَّهُ كَانَ شَدِيدًا. وَمِثۡلُهُ مِنَ التَّنۡزِيلِ قَوۡلُهُ جَلَّ ذِكۡرُهُ: ﴿اذۡكُرُوا اللهَ ذِكۡرًا كَثِيرًا﴾ [الأحزاب: ٤١]. وَ (جُلُوسَ) مَفۡعُولٌ مُطۡلَقٌ دَلَّ -بِوَاسِطَةِ الۡمُضَافِ إِلَيۡهِ الَّذِي بَعۡدَهُ وَهُوَ (الۡمُؤَدَّبِ)- عَلَى نَوۡعِ الۡجُلُوسِ الَّذِي حَصَلَ مِنَ الۡفَاعِلِ، وَأَنَّهُ كَانَ جُلُوسَ مُؤَدَّبٍ. وَمِثۡلُهُ مِنَ الۡكِتَابِ الۡعَزِيزِ قَوۡلُهُ جَلَّتۡ قُدۡرَتُهُ: ﴿فَأَخَذۡنَٰهُمۡ أَخۡذَ عَزِيزٍ مُّقۡتَدِرٍ﴾ [القمر: ٤٢].
2. Yang menjelaskan jenis 'amilnya. Yaitu yang menunjukkan atas keadaan yang dimunculkan oleh perbuatan itu. Contoh: ضَرَبۡتُ زَيۡدًا ضَرۡبًا شَدِيدًا (Aku memukul Zaid dengan pukulan yang keras) dan جَلَسۡتُ فِي الدَّرۡسِ جُلُوسَ الۡمُؤَدَّبِ (Aku duduk di pelajaran itu dengan duduk yang beradab). Maka ضَرۡبًا adalah maf'ul muthlaq yang menunjukkan -dengan perantaraan sifat yang datang setelahnya yaitu شَدِيدًا- kepada jenis pukulan yang terjadi pada Zaid, yaitu bahwa jenis pukulan tersebut adalah pukulan yang keras. Contoh lain dari Al-Qur`an adalah firman Allah jalla dzikruh: اذۡكُرُوا اللهَ ذِكۡرًا كَثِيرًا (Berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak) (QS. Al-Ahzab: 41). Dan جُلُوسَ adalah maf'ul muthlaq yang menunjukkan -dengan perantara mudhaf ilaih setelahnya yaitu الۡمُؤَدَّبِ- kepada jenis duduk yang dihasilkan oleh pelaku, yaitu bahwa jenis duduknya adalah duduk yang beradab. Dan contohnya dari Al-Qur`an firman Allah: فَأَخَذۡنَٰهُمۡ أَخۡذَ عَزِيزٍ مُّقۡتَدِرٍ (lalu Kami adzab mereka dengan adzab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa) (QS. Al-Qamar: 42).
الثَّالِثُ: الۡمُبَيِّنُ لِعَدَدِ عَامِلِهِ وَهُوَ (الَّذِي يَدُلُّ عَلَى مَرَّاتِ وُقُوعِ الۡفِعۡلِ) نَحۡوُ: (ضَرَبۡتُ ضَرۡبَةً أَوۡ ضَرۡبَتَيۡنِ أَوۡ ضَرَبَاتٍ) فَكُلٌّ مِنۡ (ضَرۡبَةً وَضَرۡبَتَيۡنِ وَضَرَبَاتٍ) مَفۡعُولٌ مُطۡلَقٌ دَلَّ عَلَى عَدَدِ وُقُوعِ الۡفِعۡلِ، وَأَنَّهُ كَانَ مَرَّةً أَوۡ مَرَّتَيۡنِ أَوۡ مَرَّاتٍ. وَمِثۡلُهُ مِنۡ كَلَامِ الۡبَارِي جَلَّ وَعَلَا قَوۡلُهُ سُبۡحَانَهُ: ﴿فَدُكَّتَا دَكَّةً وَٰحِدَةً﴾ [الحاقة: ١٤].
3. Yang menjelaskan bilangan 'amilnya. Yaitu yang menunjukkan atas berapa kali terjadinya perbuatan itu. Contoh: ضَرَبۡتُ ضَرۡبَةً أَوۡ ضَرۡبَتَيۡنِ أَوۡ ضَرَبَاتٍ (Aku telah memukul satu pukulan atau dua pukulan atau banyak pukulan). Maka setiap dari kata ضَرۡبَةً وَضَرۡبَتَيۡنِ وَضَرَبَاتٍ adalah maf'ul mutlak yang menunjukkan atas bilangan terjadinya perbuatan itu, yaitu bahwa pukulan itu satu kali, dua kali, atau berkali-kali. Contohnya dari firman Allah jalla wa 'ala adalah firmanNya subhanah: فَدُكَّتَا دَكَّةً وَٰحِدَةً (lalu dibenturkan keduanya sekali bentur) (QS. Al-Haqqah: 14).
Lihat pula:
Lihat pula:
- Pembahasan Mashdar dari Kitab At-Tuhfatus Saniyyah
- Pembahasan selanjutnya: Jenis-jenis Maf'ul Mutlak
- Pembahasan sebelumnya: Jenis-jenis Maf'ul Bih