الۡقَاعِدَةُ الۡأُولَى: أَنۡ تَعۡلَمَ أَنَّ الۡكُفَّارَ الَّذِينَ قَاتَلَهُمۡ رَسُولُ اللهِ ﷺ مُقِرُّونَ بِأَنَّ اللهَ تَعَالَى هُوَ الۡخَالِقُ الۡمُدَبِّرُ، وَأَنَّ ذٰلِكَ لَمۡ يُدۡخِلۡهُمۡ فِي الۡإِسۡلَامِ، وَالدَّلِيلُ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ السَّمۡعَ وَالۡأَبۡصَارَ وَمَن يُخۡرِجُ الۡحَيَّ مِنَ الۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ الۡمَيِّتَ مِنَ الۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الۡأَمۡرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللهُ ۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ﴾ [يونس: ٣١].
Kaidah pertama: hendaknya engkau mengetahui bahwa orang-orang kafir yang dahulu diperangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakui bahwa Allah ta’ala adalah yang menciptakan dan mengatur. Namun hal itu tidak membuat mereka masuk ke dalam Islam. Dan dalilnya adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Katakanlah, siapa yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Niscaya mereka akan mengatakan, Allah. Lalu katakanlah, mengapa kalian tidak bertakwa?” (QS. Yunus: 31).
الۡقَاعِدَةُ الۡأُولَى: أَنۡ تَعۡرِفَ أَنَّ الۡكُفَّارَ الَّذِينَ قَاتَلَهُمۡ رَسُولُ اللهِ ﷺ كَانُوا مُقِرُّونَ بِتَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ، وَمَعَ ذٰلِكَ إِقۡرَارِهِمۡ بِتَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ لَمۡ يُدۡخِلۡهُمۡ فِي الۡإِسۡلَامِ، وَلَمۡ يُحَرِّمُ دِمَاءَهُمۡ وَلَا أَمۡوَالَهُمۡ.
Kaidah pertama: Hendaknya engkau mengetahui bahwa orang-orang kafir yang dahulu diperangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkan tauhid rububiyyah. Bersamaan dengan penetapan mereka terhadap tauhid rububiyyah, tidak menjadikan mereka masuk ke dalam Islam dan tidak pula menyebabkan darah-darah dan harta-harta mereka terjaga.
فَدَلَّ عَلَى أَنَّ التَّوۡحِيدَ لَيۡسَ هُوَ الۡإِقۡرَارُ بِالرُّبُوبِيَّةِ فَقَطۡ، وَأَنَّ الشِّرۡكَ لَيۡسَ هُوَ الشِّرۡكُ فِي الرُّبُوبِيَّةِ فَقَطۡ، بَلۡ لَيۡسَ هُنَاكَ أَحَدٌ أَشۡرَكَ فِي الرُّبُوبِيَّةِ إِلَّا شَوَاذٌّ مِنَ الۡخَلۡقِ، وَإِلَّا فَكُلُّ الۡأُمَمِ تُقِرُّ بِتَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ.
Ini menunjukkan bahwa tauhid itu tidak hanya menetapkan rububiyyah saja dan bahwa syirik itu tidak hanya syirik dalam hal rububiyyah saja. Bahkan di sana tidak ada seorang pun yang mempersekutukan Allah di dalam perkara rububiyyah kecuali orang yang berpemikiran ganjil saja. Bila tidak ada orang seperti ini, maka seluruh umat menetapkan tauhid rububiyyah.
وَتَوۡحِيدُ الرُّبُوبِيَّةِ هُوَ: الۡإِقۡرَارُ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الۡخَالِقُ الرَّازِقُ الۡمُحۡيِي الۡمُمِيتُ الۡمُدَبِّرُ، أَوۡ بِعِبَارَةٍ أَخۡصَرَ: تَوۡحِيدُ الرُّبُوبِيَّةِ هُوَ: إِفۡرَادُ اللهِ تَعَالَى بِأَفۡعَالِهِ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى.
Tauhid rububiyyah adalah menetapkan bahwa Allah adalah yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, dan mengatur. Atau dengan ungkapan yang lebih ringkas, tauhid rububiyyah adalah mengesakan Allah ta’ala dalam perbuatan-perbuatan-Nya subhanahu wa ta’ala.
فَلَا أَحَدٌ مِنَ الۡخَلۡقِ ادَّعَى أَنَّ هُنَاكَ أَحَدًا يَخۡلُقُ مَعَ اللهِ تَعَالَى، أَوۡ يَرۡزُقُ مَعَ اللهِ، أَوۡ يُحۡيِي أَوۡ يُمِيتُ، بَلِ الۡمُشۡرِكُونَ مُقِرُّونَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الۡخَالِقُ الرَّازِقُ الۡمُحۡيِي الۡمُمِيتُ الۡمُدَبِّرُ: ﴿وَلَئِنۡ سَأَلۡتَهُمۡ مَنۡ خَلَقَ السَّمَٰوَٰتِ وَالۡأَرۡضَ لَيَقُولُنَّ اللهُ﴾ [لقمان: ٢٥]، ﴿قُلۡ مَن رَّبُّ السَّمَٰوَٰتِ السَّبۡعِ وَرَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيمِ ٨٦ سَيَقُولُونَ لِلهِ﴾ [المؤمنون: ٨٦-٨٧]، اقۡرَءُوا الۡآيَاتِ مِنۡ آخِرِ سُورَةِ (المُؤۡمِنُونَ) تَجِدُونَ أَنَّ الۡمُشۡرِكِينَ كَانُوا مُقِرِّينَ بِتَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ، وَكَذٰلِكَ فِي سُورَةِ يُونُسَ ﴿قُلۡ مَنۡ يَرۡزُقُكُمۡ مِنَ السَّمَآءِ وَالۡأَرۡضِ أَمَّنۡ يَمۡلِكُ السَّمۡعَ وَالۡأَبۡصَٰرَ وَمَنۡ يُخۡرِجُ الۡحَيَّ مِنَ الۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ الۡمَيِّتَ مِنَ الۡحَيِّ وَمَنۡ يُدَبِّرُ الۡأَمۡرَ فَسَيَقُولُونَ اللهُ﴾ [يونس: ٣١]، فَهُمۡ مُقِرُّونَ بِهٰذَا.
Sehingga, tidak ada satupun makhluk yang menyatakan bahwa di sana ada satu makhluk yang menciptakan bersama Allah atau memberi rezeki bersama Allah atau menghidupkan dan mematikan. Bahkan orang-orang musyrik pun menetapkan bahwa Allah lah yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, dan yang mengatur. “Dan sungguh apabila engkau bertanya kepada mereka, siapakah yang menciptakan langit-langit dan bumi. Niscaya mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Luqman: 25). “Katakanlah, siapakah Rabb langit-langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang agung? Niscaya mereka mengatakan, milik Allah.” (QS. Al-Mu`minun: 86-87). Bacalah ayat-ayat akhir surah Al-Mu`minun, engkau akan mendapati bahwa orang-orang musyrik menetapkan tauhid rububiyyah. Demikian pula dalam surah Yunus, “Katakanlah, siapa yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Niscaya mereka akan mengatakan, Allah.” (QS. Yunus: 31). Jadi, orang-orang musyrik itu menetapkan perkara tauhid rububiyyah ini.
فَلَيۡسَ التَّوۡحِيدُ هُوَ الۡإِقۡرَارُ بِتَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ كَمَا يَقُولُ ذٰلِكَ عُلَمَاءُ الۡكَلَامِ وَالنُّظَّارُ فِي عَقَائِدِهِمۡ، فَإِنَّهُمۡ يُقَرِّرُونَ بِأَنَّ التَّوۡحِيدَ هُوَ الۡإِقۡرَارُ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الۡخَالِقُ الرَّازِقُ الۡمُحۡيِي الۡمُمِيتُ، فَيَقُولُونَ: (وَاحِدٌ فِي ذَاتِهِ لَا قَسِيمَ لَهُ، وَاحِدٌ فِي صِفَاتِهِ لَا شَبِيهَ لَهُ، وَاحِدٌ فِي أَفۡعَالِهِ لَا شَرِيكَ لَه) وَهٰذَا هُوَ تَوۡحِيدُ الرُّبُوبِيَّةِ، ارۡجِعُوا إِلَى أَيِّ كِتَابٍ مِنۡ كُتُبِ عُلَمَاءِ الۡكَلَامِ تَجِدُوهُمۡ لَا يَخۡرُجُونَ عَنۡ تَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ، وَهٰذَا لَيۡسَ هُوَ التَّوۡحِيدُ الَّذِي بَعَثَ اللهُ بِهِ الرُّسُلَ، وَالۡإِقۡرَارُ بِهٰذَا وَحۡدَهُ لَا يَنۡفَعُ صَاحِبَهُ، لِأَنَّ هٰذَا أَقَرَّ بِهِ الۡمُشۡرِكُونَ وَصَنَادِيدُ الۡكَفَرَةِ، وَلَمۡ يُخۡرِجُهُمۡ مِنَ الۡكُفۡرِ، وَلَمۡ يُدۡخِلۡهُمۡ فِي الۡإِسۡلَامِ، فَهٰذَا غَلَطٌ عَظِيمٌ، فَمَنِ اعۡتَقَدَ هٰذَا الۡإِعۡتِقَادَ مَا زَادَ عَلَى اعۡتِقَادِ أَبِي جَهۡلٍ وَأَبِي لَهَبٍ، فَالَّذِي عَلَيۡهِ الۡآنَ بَعۡضُ الۡمُثَقَّفِينَ هُوَ تَقۡرِيرُ تَوۡحِيدِ الرُّبُوبِيَّةِ فَقَطۡ، وَلَا يَتَطَرَّقُونَ إِلَى تَوۡحِيدِ الۡأُلُوهِيَّةِ، وَهٰذَا غَلَطٌ عَظِيمٌ فِي مُسَمَّى التَّوۡحِيدِ.
Sehingga, tauhid itu bukan merupakan tauhid rububiyyah sebagaimana pendapat ulama ahli kalam dan cendekiawan menurut keyakinan mereka. Mereka menetapkan bahwa tauhid adalah pengakuan bahwa Allah lah yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan saja. Mereka mengatakan, “(Allah itu) esa dzat-Nya tidak ada pembagian dalam dzat-Nya, esa sifat-sifat-Nya tidak ada yang menyerupai-Nya, esa dalam perbuatan-perbuatan-Nya tidak ada sekutu bagi-Nya.” Ini adalah tauhid rububiyyah. Silakan merujuk kepada kitab manapun dari kitab-kitab ulama ahli kalam. Engkau akan mendapati pemahaman tauhid mereka tidak keluar dari tauhid rububiyyah saja. Padahal bukan tauhid ini yang Allah utus para rasul dengannya. Menetapkan tauhid ini saja tidak bermanfaat baginya karena tauhid rububiyyah ini diakui oleh orang-orang musyrik dan tokoh-tokoh kafir. Akan tetapi hal tersebut tidak mengeluarkan mereka dari kekafiran dan tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam. Jadi, ini merupakan kesalahan yang fatal. Barangsiapa yang meyakini dengan keyakinan ini tidak lebih baik daripada keyakinan Abu Jahl atau Abu Lahab. Sehingga, apa yang ada pada sebagian orang yang berpendidikan sekarang ini berupa penetapan tauhid rububiyyah saja dan tidak sampai mengarah kepada tauhid uluhiyyah, maka ini adalah kekeliruan besar di dalam definisi tauhid.
وَأَمَّا الشِّرۡكُ فَيَقُولُونَ: (هُوَ أَنۡ تَعۡتَقِدَ أَنَّ أَحَدًا يَخۡلُقُ مَعَ اللهِ أَوۡ يَرۡزُقُ مَعَ اللهِ)، نَقُولُ: هٰذَا مَا قَالَهُ أَبُو جَهۡلٍ وَأَبُو لَهَبٍ، مَا قَالُوا: إِنَّ أَحَدًا يَخۡلُقُ مَعَ اللهِ، وَيَرۡزُقُ مَعَ اللهِ؛ بَلۡ هُمۡ مُقِرُّونَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الۡخَالِقُ الرَّازِقُ الۡمُحۡيِي الۡمُمِيتُ.
Adapun kesyirikan menurut mereka adalah engkau meyakini bahwa ada satu dzat yang menciptakan selain Allah atau memberi rezeki selain Allah. Maka kita katakan, ini bukanlah ucapan Abu Jahl dan Abu Lahab (padahal mereka itu musyrik). Mereka tidak mengatakan bahwa ada dzat yang mencipta selain Allah dan memberi rezeki selain Allah. Bahkan mereka mengakui bahwa Allah lah yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan.