وَأَمَّا مَا يُخْفَصُ بِالْإِضَافَةِ، فَنَحْوُ قَوْلِكَ: (غُلَامُ زَيْدٍ) وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ: مَا يُقَدَّرُ بِاللَّامِ وَمَا يُقَدَّرُ بِمِنْ؛ فَالَّذِي يُقَدَّرُ بِاللَّامِ نَحْوُ (غُلَامُ زَيْدٍ) وَالَّذِي يُقَدَّرُ بِمِنْ، نَحْوُ (ثَوْبُ خَزٍّ) وَ (بَابُ سَاجٍ) وَ (خَاتَمُ حَدِيدٍ).
Adapun isim yang dikhafdh dengan idhafah seperti perkataanmu: غُلَامُ زَيۡدٍ. Dan ia terbagi menjadi dua bagian: yang ditaqdir dengan huruf lam dan yang ditaqdir dengan مِنۡ. Yang ditaqdir dengan huruf lam (milik) contohnya: غُلَامُ زَيۡدٍ (Budak milik Zaid). Dan yang ditaqdir dengan مِنۡ (dari) contohnya: ثَوۡبُ خَزٍّ (baju dari sutra), بَابُ سَاجٍ (pintu dari kayu), dan خَاتَمُ حَدِيدٍ (cincin dari besi).
وَأَقُولُ: الۡقِسۡمُ الثَّانِي مِنَ الۡمَخۡفُوضَاتِ: الۡمَخۡفُوضُ بِالۡإِضَافَةِ، وَهُوَ عَلَى ثَلَاثَةِ أَنۡوَاعٍ، ذَكَرَ الۡمُؤَلِّفُ مِنۡهَا نَوۡعَيۡنِ؛ الۡأَوَّلُ: مَا تَكُونُ بِالۡإِضَافَةِ فِيهِ عَلَى مَعۡنَى (مِنۡ)، وَالثَّانِي: مَا تَكُونُ الۡإِضَافَةُ فِيهِ عَلَى مَعۡنَى اللَّامِ، وَالثَّالِثُ: مَا تَكُونُ الۡإِضَافَةُ فِيهِ عَلَى مَعۡنَى (فِي).
Bagian kedua dari isim yang dikhafdh adalah isim yang dikhafdh dengan sebab idhafah. Ia terbagi menjadi tiga jenis, penyusun hanya menyebutkan dua di antaranya.
- idhafah yang bermakna مِنۡ (dari)
- idhafah yang bermakna lam (milik)
- idhafah yang bermakna فِي (di)
أَمَّا مَا تَكُونُ الۡإِضَافَةُ فِيهِ عَلَى مَعۡنَى (مِنۡ) فَضَابِطُهُ: أَنۡ يَكُونَ الۡمُضَافُ جُزۡءًا وَبَعۡضًا مِنَ الۡمُضَافِ إِلَيۡهِ، نَحۡوُ (جُبَّةُ صُوفٍ) فَإِنَّ الۡجُبَّةَ بَعۡضُ الصُّوفِ وَجُزۡءٌ مِنۡهُ، وَكَذَلِكَ أَمۡثِلَةُ الۡمُؤَلِّفِ.
Adapun idhafah yang bermakna مِنۡ, ketentuannya adalah mudhafnya merupakan bagian dari mudhaf ilaih. Contoh: جُبَّةُ صُوفٍ (jubah dari kain wol), karena jubah itu bagian dari kain wol. Demikian pula contoh-contoh yang disebutkan penyusun.
وَأَمَّا مَا تَكُونُ الۡإِضَافَةُ فِيهِ عَلَى مَعۡنَى (فِي) فَضَابِطُهُ: أَنۡ يَكُونَ الۡمُضَافُ إِلَيۡهِ ظَرۡفًا لِلۡمُضَافِ، نَحۡوُ قَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿بَلۡ مَكۡرُ اللَّيۡلِ﴾ فَإِنَّ اللَّيۡلَ ظَرۡفٌ لِلۡمَكۡرِ وَوَقۡتٌ يَقَعُ الۡمَكۡرُ فِيهِ.
Adapun idhafah yang bermakna فِي, ketentuannya adalah mudhaf ilaihnya merupakan keterangan (zharaf) untuk mudhaf. Contohnya firman Allah ta’ala: بَلۡ مَكۡرُ اللَّيۡلِ (Tidak sebenarnya tipu dayamu di waktu malam). Karena malam merupakan keterangan waktu untuk tipu daya dan saat terjadinya tipu daya itu.
وَأَمَّا مَا تَكُونُ الۡإِضَافَةُ فِيهِ عَلَى مَعۡنَى اللَّامِ؛ فَكُلُّ مَا لَا يَصۡلُحُ فِيهِ أَحَدُ النَّوۡعَيۡنِ الۡمَذۡكُورَيۡنِ، نَحۡوُ (غُلَامُ زَيۡدٍ) وَ (حَصِيرُ الۡمَسۡجِدِ).
Adapun idhafah yang bermakna lam (milik) adalah setiap yang tidak cocok salah satu dari dua jenis yang telah disebutkan. Contoh: غُلَامُ زَيۡدٍ dan حَصِيرُ الۡمَسۡجِدِ (Tikar milik masjid).
وَقَدۡ تَرَكَ الۡمُؤَلِّفُ الۡكَلَامَ عَلَى الۡقِسۡمِ الثَّالِثِ مِنَ الۡمَخۡفُوضَاتِ، وَهُوَ الۡمَخۡفُوضُ بِالتَّبَعِيَّةِ، وَعُذۡرُهُ فِي ذَلِكَ أَنَّهُ قَدۡ سَبَقَ الۡقَوۡلُ عَلَيۡهِ فِي آخِرِ أَبۡوَابِ الۡمَرۡفُوعَاتِ مُفَصَّلًا، وَاللهُ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى أَعۡلَى وَأَعۡلَمُ وَأَعَزُّ وَأَكۡرَمُ.
Penyusun tidak membicarakan bagian ketiga dari isim yang dikhafdh, yaitu isim yang dikhafdh karena taba’iyyah. Udzurnya karena beliau telah menyebutkan masalah tersebut di akhir bab isim yang dirafa’ secara rinci. Dan Allah subhanahu wa ta’ala a’la wa a’lam wa a’azz wa akram.
وَقَدۡ كَانَ الۡفَرَاغُ مِنۡ كِتَابَةِ هَٰذَا الشَّرۡحِ فِي لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ (لَيۡلَةِ الۡخَمِيسِ ٢٧ مِنۡ شَهۡرِ رَمَضَانَ سَنَةَ ١٣٥٣ مِنَ الۡهِجۡرَةِ) أَعَادَ اللهُ تَعَالَى عَلَيۡنَا مِنۡ بَرَكَاتِهِ، آمِين، وَالۡحَمۡدُ لِلهِ رَبِّ الۡعَالَمِينَ، وَصَلَاتُهُ وَسَلَامُهُ عَلَى صَفۡوَةِ الصَّفۡوَةِ مِنۡ خَلۡقِهِ أَجۡمَعِينَ، وَعَلَى سَادَتِنَا آلِهِ وَصَحۡبِهِ وَالتَّابِعِينَ، وَلَا عُدۡوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ، وَالۡعَاقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ.
Selesai penulisan syarah ini ada malam al-qadr (malam kamis 27 Ramadhan tahun 1353 H). Semoga Allah memberikan berkahNya kepada kita. Amin. Segala puji bagi Allah rabbul ‘alamin. Shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada makhluk terbaikNya, kepada keluarga beliau, shahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti beliau. Tidak ada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang zhalim dan kesudahan yang baik hanya bagi orang-orang yang bertakwa.
Lihat pula:
Lihat pula:
- Pembahasan isim yang majrur karena mudhaf dari kitab At-Tuhfatul Wushabiyyah.