بَابُ: الۡمَفۡعُولِ بِهِ
قَالَ: (بَابُ: الۡمَفۡعُولِ بِهِ) وَهُوَ: الۡاسۡمُ، الۡمَنۡصُوبُ، الَّذِي يَقَعُ بِهِ الۡفِعۡلُ، نَحۡوُ قَوۡلِكَ: (ضَرَبۡتُ زَيۡدًا، وَرَكِبۡتُ الۡفَرَسَ).
Bab Maf’ul Bih. Yaitu isim yang dinashab yang dikenai perbuatan. Contohnya adalah ucapanmu: ضَرَبۡتُ زَيۡدًا (Aku telah memukul Zaid) dan رَكِبۡتُ الۡفَرَسَ (Aku telah menunggangi kuda itu).
أَقُولُ: الۡأَوَّلُ مِنَ الۡمَنۡصُوبَاتِ: الۡمَفۡعُولُ بِهِ، وَهُوَ لُغَةً: مَنۡ وَقَعَ عَلَيۡهِ الۡفِعۡلُ.
Jenis pertama dari isim-isim yang dinashab adalah maf’ul bih. Secara bahasa artinya adalah siapa saja yang dikenai perbuatan.
وَاصۡطِلَاحًا: الۡاسۡمُ الۡمَنۡصُوبُ الَّذِي يَقَعُ عَلَيۡهِ فِعۡلُ الۡفَاعِلِ.
فَقَوۡلُهُمۡ: (الۡاسۡمُ) خَرَجَ بِهِ الۡفِعۡلُ وَالۡحَرۡفُ؛ فَلَا يَكُونُ وَاحِدٌ مِنۡهُمَا مَفۡعُولًا بِهِ.
وَقَوۡلُهُمۡ: (الۡمَنۡصُوبُ) خَرَجَ بِهِ الۡمَرۡفُوعُ وَالۡمَجۡرُورُ؛ فَلَا يَكُونُ وَاحِدٌ مِنۡهُمَا مَفۡعُولًا بِهِ.
وَقَوۡلُهُمۡ: (الَّذِي وَقَعَ عَلَيۡهِ فِعۡلُ الۡفَاعِلِ) خَرَجَ بِهِ بَقِيَّةُ الۡمَنۡصُوبَاتِ.
Secara istilah adalah isim yang dinashab yang dikenai perbuatan. Ucapan mereka “isim” mengeluarkan fi’il dan huruf sehingga salah satu dari keduanya tidak bisa menjadi maf’ul bih. Ucapan mereka “yang dinashab” mengeluarkan yang dirafa’ dan yang dijar sehingga salah satu dari keduanya tidak bisa menjadi maf’ul bih. Ucapan mereka “yang dikenai perbuatan” mengeluarkan isim yang dinashab lainnya.
مِثَالُ الۡمَفۡعُولِ بِهِ قَوۡلُكَ: (ضَرَبۡتُ زَيۡدًا) وَ(رَكِبۡتُ الۡفَرَسَ) وَقَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿خَلَقَ الۡإِنسَٰنَ مِن نُّطۡفَةٍ﴾ [النحل: ٤] فَكُلٌّ مِنۡ (زَيۡدًا وَالۡفَرَسَ وَالۡإِنۡسَانَ) مَفۡعُولٌ بِهِ؛ لِأَنَّهُ اسۡمٌ مَنۡصُوبٌ وَقَعَ عَلَيۡهِ فِعۡلُ الۡفَاعِلِ وَهُوَ: الضَّرۡبُ –كَمَا فِي الۡمِثَالِ الۡأَوَّلِ- وَالرُّكُوبُ –كَمَا فِي الۡمِثَالِ الثَّانِي- وَالۡخَلۡقُ –كَمَا فِي الۡمِثَالِ الثَّالِثِ.
وَأَشَارَ الۡمُصَنِّفُ بِالۡمِثَالَيۡنِ إِلَى أَنَّهُ لَا فَرۡقَ فِي الۡمَفۡعُولِ بِهِ بَيۡنَ أَنۡ يَكُونَ عَاقِلًا كَـ(زَيۡدٍ) أَوۡ غَيۡرَ عَاقِلٍ كَـ(الۡفَرَسِ).
Contoh maf’ul bih adalah perkataanmu: ضَرَبۡتُ زَيۡدًا dan رَكِبۡتُ الۡفَرَسَ dan firman Allah ta’ala: خَلَقَ الۡإِنۡسَٰنَ مِن نُّطۡفَةٍ (Dia telah menciptakan manusia dari nutfah) (QS. An-Nahl: 4). Jadi setiap dari زَيۡدًا, الۡفَرَسَ, dan الۡإِنۡسَانَ adalah maf’ul bih karena ia adalah isim yang dinashab yang dikenai perbuatan si pelaku. Yaitu: pemukulan seperti pada contoh pertama, penunggangan pada contoh kedua, dan penciptaan pada contoh ketiga.
Dan penyusun memberi isyarat dengan dua contoh di atas bahwa tidak ada perbedaan dalam maf’ul bih baik berakal seperti Zaid atau tidak berakal seperti kuda.
Lihat pula:
Lihat pula:
- Pembahasan Maf'ul Bih dari kitab At-Tuhfatus Saniyyah