١٥٦٤ – حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إَسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ: حَدَّثَنَا ابۡنُ طَاوُسٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: كَانُوا يَرَوۡنَ أَنَّ الۡعُمۡرَةَ فِي أَشۡهُرِ الۡحَجِّ مِنۡ أَفۡجَرِ الۡفُجُورِ فِي الۡأَرۡضِ، وَيَجۡعَلُونَ الۡمُحَرَّمَ صَفَرًا، وَيَقُولُونَ: إِذَا بَرَأَ الدَّبَرۡ، وَعَفَا الۡأَثَرۡ، وَانۡسَلَخَ صَفَرۡ، حَلَّتِ الۡعُمۡرَةُ لِمَنِ اعۡتَمَرَ. قَدِمَ النَّبِيُّ ﷺ وَأَصۡحَابُهُ صَبِيحَةَ رَابِعَةٍ مُهِلِّينَ بِالۡحَجِّ، فَأَمَرَهُمۡ أَنۡ يَجۡعَلُوهَا عُمۡرَةً، فَتَعَاظَمَ ذٰلِكَ عِنۡدَهُمۡ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الۡحِلِّ؟ قَالَ: (حِلٌّ كُلُّهُ). [طرفه في: ١٠٨٥].
1564. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami: Ibnu Thawus menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Dulu mereka (orang-orang zaman jahiliah) berpandangan bahwa umrah di bulan-bulan haji termasuk perbuatan dosa besar di bumi. Mereka menjadikan bulan Muharam sebagai bulan Safar. Mereka juga mengatakan: apabila punggung unta telah pulih (sepulang haji), bekas lukanya telah hilang, dan bulan Safar telah berlalu, maka boleh umrah bagi siapa saja yang ingin mengerjakan umrah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba saat subuh malam keempat bulan Zulhijah dalam keadaan ihram untuk haji. Nabi memerintahkan mereka untuk menjadikannya sebagai umrah. Hal itu dianggap besar oleh mereka, sehingga mereka mengatakan: Wahai Rasulullah, halal apa saja? Beliau bersabda, “Halal seluruhnya.”
١٥٦٥ – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ قَيۡسِ بۡنِ مُسۡلِمٍ، عَنۡ طَارِقِ بۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَدِمۡتُ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ؛ فَأَمَرَهُ بِالۡحِلِّ. [طرفه في: ١٥٥٩].
1565. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Ghundar menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Qais bin Muslim, dari Thariq bin Syihab, dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: Aku tiba (dari Yaman) menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; Lalu Nabi memerintahkan Abu Musa untuk tahalul.
١٥٦٦ – حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ. ح. وَحَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، عَنۡ حَفۡصَةَ زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ، أَنَّهَا قَالَتۡ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا شَأۡنُ النَّاسِ حَلُّوا بِعُمۡرَةٍ، وَلَمۡ تَحۡلِلۡ أَنۡتَ مِنۡ عُمۡرَتِكَ؟ قَالَ: (إِنِّي لَبَّدۡتُ رَأۡسِي، وَقَلَّدۡتُ هَدۡيِي، فَلَا أَحِلُّ حَتَّى أَنۡحَرَ). [الحديث ١٥٦٦ – أطرافه في: ١٦٩٧، ١٧٢٥، ٤٣٩٨، ٥٩١٦].
1566. Isma’il telah menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Malik menceritakan kepadaku. (Dalam riwayat lain). ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar, dari Hafshah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa orang-orang sudah selesai tahalul umrah namun engkau belum tahalul dari umrahmu? Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku telah merekatkan rambutku dan telah mengalungi hewan hadyuku, jadi aku belum tahalul sampai aku menyembelih.”