Sang Pemimpin yang Dinanti
KABAR GEMBIRA KEDATANGAN AL MAHDI
“Kelak di akhir zaman, keluar dari umatku seorang Al Mahdi. Allah menurunkan hujan deras kepadanya. Bumipun menumbuhkan tanaman yang sangat melimpah. Harta-benda dibagikan secara adil serta hewan ternak sangat berkembang pesat.” Demikian makna sebuah hadis yang dituturkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memberitakan tentang kedatangan Al Mahdi.
Beliau menambahkan (yang artinya), “Umat Islam jaya di zamannya. Dan dia berkuasa di muka bumi antara tujuh atau delapan tahun.” Hadis ini diriwayatkan oleh Al Imam Al Hakim pada Kitab Al Mustadrak dari sahabat Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu. Imam ahli hadis zaman ini Al Albani rahimahullah berkata, “Sanad hadis ini shahih dan orang-orang yang meriwayatkan tsiqat (dipercaya).” [Silsilah Ash-Shahihah nomor 711].
Di saat perselisihan dan kegoncangan menimpa umat manusia, serta perbuatan dosa, dan kezaliman memenuhi bumi, Al Imam Mahdi datang. Dia memenuhi bumi dengan kelurusan dan keadilan, sehingga penduduk langit dan bumi ridha terhadapnya. Alangkah bahagianya seorang muslim mendengar berita tersebut. Berita yang datang dari seorang nabi yang benar lagi dibenarkan.
PERTANDA HARI AKHIR
Al Mahdi, tidaklah datang melainkan mendekati akhir zaman, hari kiamat. Hal ini dijelaskan oleh Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya yang artinya, “Jika tidak tersisa lagi dunia kecuali satu hari yang Allah panjangkan hari itu sehingga akan muncul seorang laki-laki dari keturunanku atau dari ahli baitku, yang namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku, (saat itu) bumi dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi dengan kelaliman dan kezaliman.” [H.R. Abu Dawud, At Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Lihat Shahih Abu Dawud nomor 4282].
Demikianlah min ‘alamatil kubra (di antara tanda-tanda besar dari sekian tanda-tanda hari kiamat) adalah kedatangan Al Mahdi. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan:
لَا تَذۡهَبُ أَوۡ تَنۡقَضِي الدُّنۡيَا حَتَّى يَمۡلِكُ الۡعَرَبَ رَجُلٌ مِنۡ أَهۡلِ بَيۡتِي يُوَاطَئُ اسۡمُهُ إِسۡمِي
“Dunia ini tidak akan pergi atau binasa hingga seorang dari ahli baitku menguasai Arab. Namanya sama dengan namaku.” [H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi. Sanadnya dishahihkan oleh Ahmad Syakir]
NAMA DAN NASAB AL IMAM AL MAHDI
Khalifah yang keempat, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan tentang nasab Al Mahdi:
الۡمَهۡدِي مِنَّا أَهۡلُ الۡبَيۡتِ، يُصۡلِحُهُ اللهُ فِي لَيۡلَةٍ
“Al Mahdi dari keturunanku ahli bait. Allah memperbaikinya dalam waktu semalam.” [H.R. Ahmad dan Ibnu Majah].
Hadis ini dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani pada Shahihul Jami’ ash-Shaghir nomor 6611. Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan makna hadis tersebut, ‘Allah memperbaiki dalam satu malam yakni memberinya tobat, taufik, pemahaman, serta bimbingan padahal sebelumnya tidak seperti itu. [An-Nihayah fil Fitan wal Malahim 1/29]. Ya, demikianlah keutamaan yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan bagi hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dan Allah subhanahu wa ta’ala memiliki keutamaan yang sangat agung.
Nabi kita yang mulia menegaskan nasab Al Mahdi dengan sabdanya,
يُوَاطَئُ اسۡمُهُ اسۡمِي وَاسۡمُ أَبِيهِ اسۡمَ أَبِي
“Namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku.” [H.R. Abu Dawud. Lihat Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir nomor 5180]
Pada kesempatan yang lain, sahabiyah yang mulia Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha semoga Allah meridhainya, pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
الۡمَهۡدِي مِنۡ عِتۡرِي مِنۡ وَلَدِ فَاطِمَةَ
“Al Mahdi dari keturunanku, yang berasal dari keturunan Fathimah.” [H.R. Abu Dawud dan Ibnu Majah dishahihkan oleh al-Imam Al Albani rahimahullah pada kitabnya Shahihul Jami’ nomor 6610].
Oleh karena itu, Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan nama dan nasab Al Imam Al Mahdi, “Dia adalah Muhammad bin Abdillah Al ‘Alawi Al Fathimi Al Hasani”. [An-Nihayah fil Malahim wal Fitan 1/17 –An Nihayah 1/29]. Arti Al ‘Alawi yaitu keturunan Ali bin Abi Thalib, Al Fathimi adalah keturunan Fathimah, Al Hasani yakni keturunan Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Hal ini pula ditegaskan oleh para ahli ilmu yang lainnya ketika membahas nama dan nasab Al Imam Mahdi. Kata mereka, “Dia adalah Muhammad atau Ahmad bin Abdullah.”
Hal ini membuktikan kebatilan pernyataan syi’ah Ar Rafidhah Al Imamiyah bahwa Al Mahdi adalah Muhammad bin Hasan Al ‘Askari Al Muntazhar dari keturunan Al Husain bin Ali, bukan dari keturunan Al Hasan yang bersembunyi di dalam gua yang akan keluar di akhir zaman.
SIFAT FISIK
Ahli ilmu menjelaskan kondisi Al Mahdi, tersingkap rambutnya dari arah kepala bagian depan atau dahinya lebar. Juga, hidungnya mancung, ujungnya tajam, dan bagian tengahnya agak naik.
Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggambarkan bentuk fisik Al Imam Al Mahdi. Beliau bersabda,
الۡمَهۡدِي مِنِّي أَجۡلِي الۡجَبۡهَةِ أَقۡنِي الۡأَنۡفِ يَمۡلَأُ الۡأَرۡضَ قِسۡطًا وَعَدۡلًا كَمَا مَلَئَتۡ ظُلۡمًا وَجُورًا يَمۡلِكُ سَبۡعَ سِنِينَ
“Al Mahdi dari keturunanku, dahinya lebar, dan hidungnya mancung. Dia memenuhi bumi dengan penuh keadilan sebagaimana bumi ini dipenuhi dengan kezaliman dan dosa. Dia berkuasa selama tujuh tahun.” Hadis ini disebutkan oleh Al Imam Abu Dawud pada kitab Sunan Abu Dawud dan Al Imam Ibnu Majah. Sanad hadis ini dinyatakan oleh Al Imam Al Albani rahimahullah hasan. Lihat Shahih Al Jami pada nomor hadis 6610.
NABI ISA ‘ALAIHIS SALAM SALAT DI BELAKANG AL MAHDI
Di antara bentuk kemuliaan yang Allah berikan kepada umat ini, Allah subhanahu wa ta’ala jadikan imam mereka dari golongan mereka. Walaupun Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salam turun di tengah-tengah mereka di muka bumi, namun Al Imam Al Mahdi mengimami kaum muslimin termasuk di dalamnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Sekaligus ini menunjukkan kebagusan pemimpin ini, Al Mahdi, dimana dia menghadiri salat berjama’ah bersama kaum muslimin. Bahkan di antara perkara yang menunjukkan kebagusan Al Mahdi, dia mempersilakan Nabi Isa ‘alaihis salam untuk mengimami kaum muslimin. Namun Nabi Isa minta udzur.
Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Nabi kepada umat Islam, beliau pernah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَيۡفَ أَنۡتُمۡ إِذَا نَزَلَ ابۡنُ مَرۡيَمَ فِيكُمۡ وَإِمَامُكُمۡ مِنۡكُمۡ؟
“Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam (yakni Isa ‘alaihis salam), sementara imam kalian dari kalian.” [H.R. Al Bukhari nomor 390]
Pada kesempatan yang lain, sahabat Jabir bin Abdillah semoga Allah subhanahu wa ta’ala meridhai dia dan ayahnya, pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata yang artinya, “Masih tetap ada sekelompok dari umatku berpegang di atas kebenaran. Mereka unggul sampai hari kiamat. Lalu turun Isa bin Maryam. Maka pemimpin mereka berkata, ‘Mari, jadilah imam kami.’ Isa menjawab, ‘Tidak. Sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian yang lain, ini merupakan kemuliaan dari Allah untuk umat ini.” [H.R. Muslim nomor 393]
Imam mereka yang dimaksud pada hadis tersebut adalah Al Mahdi. Sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Al Harits bin Abi Usamah pada musnadnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
... فَيَقُولُ إِمَامُهُمۡ الۡمَهۡدِي...
“… Lalu pemimpin mereka Al Mahdi berkata…”. Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuturkan, “Sanad hadis ini jayid (bagus).”
Demikian juga Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang mengimami Isa bin Maryam adalah dari golongan kami.” [H.R. Abu Nu’aim. Dishahihkan oleh Al Imam Al Albani dalam Shahihul Jami Ash-Shaghir nomor 5796]
TEMPAT MUNCUL DAN WAKTU KEKUASAAN AL MAHDI
Al Mahdi datang dari arah timur. Al Mahdi bukan dari Sirdab Samarra seperti yang dikatakan oleh orang-orang bodoh dari kalangan Rafidhah bahwa Al Mahdi saat ini ada di dalamnya dan mereka menunggu kemunculannya di akhir zaman. Ini adalah salah satu bentuk kedustaan dan tipu daya setan karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal itu, tidak ada bukti dari Al Quran, As Sunnah, tidak pula akal sehat yang mendukungnya.
Sahabat mulia Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menuturkan yang artinya, ‘Ada tiga orang yang saling membunuh di sisi simpanan kalian (yakni simpanan Ka’bah), semuanya adalah anak keturunan Al-Khalifah. Namun harta tersebut tidak kembali kepada salah seorang di antara mereka. Lalu muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur. Kemudian mereka memerangi kalian dengan peperangan yang tidak pernah dilakukan oleh satu kaum pun… (seorang perawi berkata, ‘Beliau menyebutkan sesuatu yang tidak aku hafal perkara tersebut. Beliau bersabda’), “Jika kalian melihatnya (Al Mahdi), Baiatlah walaupun harus merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah Khalifah Allah Al Mahdi.” [H.R. Ibnu majah dan Al-Hakim pada Mustadraknya. Kata Al Hakim, “Hadis ini shahih sesuai dengan persyaratan Imam Al Bukhari dan Muslim.”] (Namun lafal khalifah Allah diperbincangkan oleh Al-Imam al-Albani rahimahullah pada kitab Adh Dha’ifah 1/119-121 nomor 85).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Al Mahdi didukung oleh umat manusia yang berasal dari Timur. Mereka menolong, mengokohkan kekuasaannya, menopang pondasi-pondasi kepemimpinannya. Juga, bendera-bendera mereka di saat itu berwarna hitam, pertanda ketenangan sebagaimana dahulu bendera Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam, yang disebut dengan Al Uqaab…”. Beliau juga berkata, “Al Mahdi yang dimaksudkan, dipuji, dan ditunggu-tunggu kedatangannya pada akhir zaman muncul dan akan keluar dari arah Timur. Dan dia akan dibaiat di sisi Ka’bah. Sebagaimana ditunjukkan oleh sebagian hadis.” [An-Nihayah/ Al Fitan wal Malahim 1/29-30].
Al Mahdi berkuasa selama tujuh atau delapan tahun, memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kelurusan, setelah kezaliman dan kelaliman tersebar di mana-mana. “… Dia berkuasa selama tujuh atau delapan tahun,” kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imam Al Hakim di Mustadraknya. Dan Asy-Syaikh Al Albani menyatakan bahwa sanad hadis tersebut shahih dan orang-orang yang meriwayatkannya tsiqat (terpercaya). [Lihat Ash-Shahihah 2/336 nomor 711]
WAJIB MENGIMANI AL MAHDI
Saudaraku para pembaca Qudwah, semoga Allah senantiasa merahmati kita semua…
Secara makna, berita kedatangan Al Imam Al Mahdi benar-benar mutawatir sebagaimana dinyatakan oleh sekian banyak ulama. Artinya, Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan pada sekian hadis yang shahih dari sekian sahabat yang mulia adil lagi terpercaya akan ada dan munculnya Al Imam Al Mahdi di akhir zaman nanti, mustahil berita tersebut dusta dan dibuat-buat. Demikian juga sekian banyak atsar dari para sahabat yang menegaskan kedatangan Al Mahdi, Muhammad atau Ahmad bin Abdillah Al ‘Alawi Al Fathimi Al Hasani, atsar-atsar yang memiliki hukum rafa’ (disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) karena tidak ada kesempatan untuk berijtihad pada permasalahan ini.
Di sinilah, seorang hamba diuji keimanannya. Akankah dia menerima berita Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan hidayat dan taufik-Nya kepada kita semua. Wallahu a’lam bish shawab. Dinukil dari kitab Asyratus Sa’ah dan rujukan yang lain dengan sedikit penyesuaian.
Sumber: Majalah Qudwah edisi 33 vol. 03 1437 H/ 2015 M, rubrik Masa Depan halaman 48-52. Pemateri: Ustadz Abu Bakar Al Jombangi.