Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1689 dan 1690

١٠٤ – بَابُ رُكُوبِ الۡبُدۡنِ
104. Bab menunggang unta-unta sembelihan

لِقَوۡلِهِ: ﴿وَالۡبُدۡنَ جَعَلۡنَاهَا لَكُمۡ مِنۡ شَعَائِرِ اللهِ لَكُمۡ فِيهَا خَيۡرٌ فَاذۡكُرُوا اسۡمَ اللهِ عَلَيۡهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتۡ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنۡهَا وَأَطۡعِمُوا الۡقَانِعَ وَالۡمُعۡتَرَّ كَذٰلِكَ سَخَّرۡنَاهَا لَكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ. لَنۡ يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلٰكِنۡ يَنَالُهُ التَّقۡوَى مِنۡكُمۡ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمۡ وَبَشِّرِ الۡمُحۡسِنِينَ﴾ [الحج: ٣٦، ٣٧].
Berdasarkan firman Allah, “Dan telah Kami jadikan untuk kalian unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah oleh kalian nama Allah ketika kalian menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kalian, mudah-mudahan kalian bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya kalian mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kalian. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Hajj: 36-37).
قَالَ مُجَاهِدٌ: سُمِّيَتِ الۡبُدۡنَ لِبُدۡنِهَا. وَالۡقَانِعُ: السَّائِلُ، وَالۡمُعۡتَرُّ: الَّذِي يَعۡتَرُّ بِالۡبُدۡنِ مِنۡ غَنِيٍّ أَوۡ فَقِيرٍ، وَشَعَائِرُ اللهِ اسۡتِعۡظَامُ الۡبُدۡنِ وَاسۡتِحۡسَانُهَا، وَالۡعَتِيقُ: عِتۡقُهُ مِنَ الۡجَبَابِرَةِ، وَيُقَالُ: وَجَبَتۡ سَقَطَتۡ إِلَى الۡأَرۡضِ، وَمِنۡهُ وَجَبَتِ الشَّمۡسُ.
Mujahid mengatakan: Dinamakan al-budn karena gemuknya binatang tersebut. Qani’ adalah orang yang meminta. Mu’tarr adalah yang menampakkan diri tanpa meminta-minta pada saat penyembelihan unta dari kalangan orang berkecukupan atau miskin. Syiar-syiar Allah adalah memilih hewan-hewan sembelihan yang besar dan bagus. ‘Atiq artinya pembebasan Kakbah dari penguasa yang sombong. Ada yang mengatakan: wajabat jatuh ke tanah, di antara pemakaian istilah ini: wajabatisy syams matahari telah jatuh ke tanah (yaitu tenggelam).
١٦٨٩ – حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ رَأَى رَجُلًا يَسُوقُ بَدَنَةً، فَقَالَ: (ارۡكَبۡهَا). فَقَالَ: إِنَّهَا بَدَنَةٌ، فَقَالَ: (ارۡكَبۡهَا). قَالَ: إِنَّهَا بَدَنَةٌ، قَالَ: (ارۡكَبۡهَا وَيۡلَكَ). فِي الثَّالِثَةِ أَوۡ فِي الثَّانِيَةِ. [الحديث ١٦٨٩ – أطرفه في: ١٧٠٦، ٢٧٥٥، ٦١٦٠].
1689. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami, dari Abuz Zinad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seseorang menuntun seekor unta sembelihan, maka beliau bersabda, “Tunggangilah!” Dia menjawab: Sesungguhnya ia adalah unta sembelihan Beliau bersabda, “Tunggangilah!” Dia menjawab: Sesungguhnya ini adalah unta sembelihan. Beliau bersabda, “Tunggangilah! Celaka kamu.” Pada kali yang ketiga atau kedua.
١٦٩٠ – حَدَّثَنَا مُسۡلِمُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: حَدَّثَنَا هِشَامٌ وَشُعۡبَةُ قَالَا: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ رَأَى رَجُلًا يَسُوقُ بَدَنَةً، فَقَالَ: (ارۡكَبۡهَا). قَالَ: إِنَّهَا بَدَنَةٌ، قَالَ: (ارۡكَبۡهَا). قَالَ: إِنَّهَا بَدَنَةٌ، قَالَ: (ارۡكَبۡهَا). ثَلَاثًا. [الحديث ١٦٩٠ – طرفاه في: ٢٧٥٤، ٦١٥٩].
1690. Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Hisyam dan Syu’bah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Qatadah menceritakan kepada kami, dari Anas radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seseorang yang menuntun seekor unta, lalu beliau bersabda, “Tunggangilah!” Dia menjawab: Sesungguhnya ini adalah unta sembelihan. Beliau bersabda, “Tunggangilah!” Dia menjawab: Sesungguhnya ini adalah unta sembelihan. Beliau bersabda, “Tunggangilah!” Tiga kali.