٨ – بَابُ قِصَّةِ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ
8. Bab kisah Yakjuj wa Makjuj
وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿قَالُوا۟ يَـٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ﴾ [الكهف: ٩٤]. وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَيَسْـَٔلُونَكَ عَن ذِى ٱلْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ سَأَتْلُوا۟ عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا ۞ إِنَّا مَكَّنَّا لَهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ وَءَاتَيْنَـٰهُ مِن كُلِّ شَىْءٍ سَبَبًا ۞ فَأَتْبَعَ سَبَبًا﴾ إِلَى قَوۡلِهِ: ﴿ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ﴾ [الكهف: ٨٣ – ٩٦] وَاحِدُهَا زُبۡرَةٌ وَهۡيَ الۡقِطَعُ. ﴿حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ﴾ [الكهف: ٩٦] يُقَالُه عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ: الۡجَبَلَيۡنِ. وَالسُّدَّيۡنِ الۡجَبَلَيۡنِ ﴿خَرْجًا﴾ [الكهف: ٩٤] أَجۡرًا ﴿قَالَ ٱنفُخُوا۟ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا﴾ [الكهف: ٩٦] أَصۡبُبۡ عَلَيۡهِ رَصَاصًا، وَيُقَالُ: الۡحَدِيدُ، وَيُقَالُ: الصُّفۡرُ. وَقَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: النُّحَاسُ. ﴿فَمَا ٱسْطَـٰعُوٓا۟ أَن يَظْهَرُوهُ﴾ [الكهف: ٩٧] يَعۡلُوهُ، اسۡتَطَاعَ اسۡتَفۡعَلَ، مِنۡ أَطَعۡتُ لَهُ، فَلِذٰلِكَ فُتِحَ أَسۡطَاعَ يَسۡطِيعُ، وَقَالَ بَعۡضُهُمۡ: اسۡتَطَاعَ يَسۡتَطِيعُ. ﴿وَمَا ٱسْتَطَـٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًا ۞ قَالَ هَـٰذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّى ۖ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ رَبِّى جَعَلَهُۥ دَكَّآءَ﴾ [الكهف: ٩٧ – ٩٨] ألۡزَقَهُ بِالۡأَرۡضِ، وَنَاقَةٌ دَكَّاءُ لَا سَنَامَ لَهَا، وَالدَّكۡدَاكُ مِنَ الۡأَرۡضِ مِثۡلُهُ، حَتَّى صَلُبَ مِنَ الۡأَرۡضِ وَتَلَبَّدَ. ﴿وَكَانَ وَعْدُ رَبِّى حَقًّا ۞ وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِى بَعْضٍ﴾ [الكهف: ٩٨ – ٩٩]. ﴿حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ﴾ [الأنبياء: ٩٦].
قَالَ قَتَادَةُ: حَدَبٌ أَكَمَةٌ، قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ ﷺ: رَأَيۡتُ السَّدَّ مِثۡلَ الۡبُرۡدِ الۡمُحَبَّرِ، قَالَ: (رَأَيۡتَهُ؟).
Dan firman Allah taala, “Mereka berkata: "Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Yakjuj wa Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi,” (QS. Al-Kahfi: 94). Dan firman Allah taala, “Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuh suatu jalan.” Sampai pada firmanNya, “berilah aku potongan-potongan besi.” (QS. Al-Kahfi: 83-96). Zubar bentuk tunggalnya adalah zubrah artinya adalah potongan-potongan.
“Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu” Dikatakan dari Ibnu ‘Abbas: shadafain adalah dua gunung. As-saddain adalah dua gunung.
“Kharjan” (QS. Al-Kahfi: 94) yakni upah.
“Berkatalah Dzulqarnain: Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu.” (QS. Al-Kahfi: 96) Yaitu aku tuangkan timbal ke atasnya. Ada yang mengatakan: Besi. Ada yang mengatakan: Kuningan. Ibnu ‘Abbas mengatakan: Tembaga.
“Maka mereka tidak bisa mendakinya” (QS. Al-Kahfi: 97). Yazhharuhu artinya menaikinya. Istatha’a asalnya berpola istaf’ala dari asal kata atha’tu lahu. Karena itulah, sehingga difathah menjadi astha’a yasthi’u akan tetapi sebagian mereka mengatakan istatha’a yastathi’u.
“Dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabbku, Dia akan menjadikannya hancur luluh.” (QS. Al-Kahfi: 97-98). Dakka` artinya rata dengan tanah seperti unta yang dakka` yakni tidak punya punuk. Semisal itu adalah ad-dakdak yaitu tanah yang bercampur kerikil sehingga tanah itu mengeras dan menyatu.
“Dan janji Rabbku itu adalah benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain.” (QS. Al-Kahfi: 98-99).
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Yakjuj wa Makjuj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (QS. Al-Anbiya`: 96). Qatadah mengatakan: hadab adalah dataran tinggi. Seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Aku telah melihat tembok itu seperti kain yang bergaris. Beliau bersabda, “Engkau telah melihatnya.”
٣٣٤٦ – حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ بۡنِ الزُّبَيۡرِ: أَنَّ زَيۡنَبَ ابۡنَةَ أَبِي سَلَمَةَ حَدَّثَتۡهُ، عَنۡ أُمِّ حَبِيبَةَ بِنۡتِ أَبِي سُفۡيَانَ، عَنۡ زَيۡنَبَ ابۡنَةِ جَحۡشٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُنَّ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ دَخَلَ عَلَيۡهَا فَزِعًا يَقُولُ: (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَيۡلٌ لِلۡعَرَبِ مِنۡ شَرٍّ قَدِ اقۡتَرَبَ، فُتِحَ الۡيَوۡمَ مِنۡ رَدۡمِ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ مِثۡلُ هٰذِهِ). وَحَلَّقَ بِإِصۡبَعِهِ الۡإِبۡهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا، قَالَتۡ زَيۡنَبُ ابۡنَةُ جَحۡشٍ: فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَهۡلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: (نَعَمۡ، إِذَا كَثُرَ الۡخَبَثُ).
[الحديث: ٣٣٤٦ – أطرافه في: ٣٥٩٨، ٧٠٥٩، ٧١٣٥].
3346. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami, dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah ibnuz Zubair: Bahwa Zainab bintu Abu Salamah menceritakan kepadanya, dari Ummu Habibah bintu Abu Sufyan, dari Zainab bintu Jahsy radhiyallahu ‘anhunna: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemuinya dalam keadaan terkejut seraya bersabda, “Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah. Celakalah orang-orang Arab karena kejelekan yang sudah dekat. Pada hari ini, dinding Yakjuj wa Makjuj telah terbuka semisal ini.” Beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuk. Zainab bintu Jahsy mengatakan: Aku berkata: Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kami ada orang-orang saleh? Beliau bersabda, “Ya, apabila kejahatan telah banyak.”