Cari Blog Ini

Kitabut Tauhid

Tauhid adalah kewajiban yang pertama dan utama atas hamba Allah, karena kita diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, menauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala dalam ibadah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡإِنۡسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. [Q.S. Adz Dzariyat: 56]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu (yang artinya),
“Hak Allah atas hamba-Nya adalah beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun” [H.R. Al Bukhari Muslim]. Sehingga ketika beliau mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman beliau memberi pesan (yang artinya), “…Jadikanlah yang pertama kali engkau sampaikan adalah agar mereka mentauhidkan Allah…” [H.R. Al Bukhari Muslim]

Dikarenakan agungnya kedudukan tauhid, maka para ulama pun banyak membuat karya tentang masalah tauhid. Di antara karya ulama kita yang khusus menerangkan masalah tauhid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari kita adalah Kitabut Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.

TENTANG KITABUT TAUHID


Kitabut Tauhid karya Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab menjelaskan tentang tauhid uluhiyah (tauhid ibadah) sebagaimana judul kitab ini:
كِتَابُ التَّوۡحِيدِ الَّذِي هُوَ حَقُّ اللهِ عَلَى الۡعَبِيدِ

Dalam kitab ini syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menjelaskan tentang makna tauhid, wajibnya tauhid, keutamaan tauhid, bagaimana mewujudkan tauhid, wajibnya berdakwah kepada tauhid, Juga menyebutkan perkara-perkara yang merusak tauhid dan menafikan kesempurnaannya. Beliau rahimahullah menulisnya berdasarkan bab-bab yang beliau susun sedemikian rupa, beliau sebutkan dalam Kitabut Tauhid 66 Bab, dengan menerangkan judul bab dan menyebutkan masalah-masalah yang terkait di akhir setiap bab.

Syaikh Abdurrahman As Sa’dy berkata, “Kitab ini mencakup tauhid uluhiyah dan ibadah, menyebutkan hukum-hukumnya, batasan-batasan, dan syarat-syaratnya, keutamaan dan dalil-dalilnya, ushul-ushul (pokok-pokok) dan rinciannya, sebab-sebab, buah-buah dan konsekuensinya, (menerangkan) perkara yang akan menambah dan memperkuat serta melemahkannya, (juga menyebutkan) perkara-perkara yang bisa menyempurnakannya.” (Al Qaulus Sadid)

METODE PENULISAN


Syaikh Sulaiman bin Abdillah rahimahullah mengisyaratkan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah orang yang pertama menulis khusus terkait masalah tauhid uluhiyah, tidak ada satupun yang pernah mendahului beliau.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa syaikh menulis kitab ini dengan membuat bab-bab yang berjumlah 66 Bab. Metode penulisan yang beliau lakukan adalah sebagai berikut:
  1. Sejak Bab yang pertama sampai bab yang terakhir, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab hanya membawakan nash dari Al Quran dan hadis serta atsar dari salaf, amalan beliau ini mirip dengan yang dilakukan Imam Al Bukhari dalam menulis Shahih Bukhari, terkhusus dalam Bab Kitabut Tauhid dalam kitab Shahih Al Bukhari.
  2. Beliau mencukupkan dengan Al Quran, hadis, dan atsar (penjelasan sahabat dan ulama’), sehingga dengan ini menjadi tinggilah kedudukan kitab ini, beliau tidaklah menulis dari ucapannya kecuali dalam judul bab dan kesimpulan di akhir bab.
  3. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menyebutkan judul untuk setiap bab yang membantu untuk memahami pembahasan setiap babnya. Barangsiapa yang menelaah urutan bab yang beliau susun, akan tahu betapa dalamnya fikih beliau hingga mengurutkan bab-bab dengan sangat sesuai dan berkaitan dengan bab setelahnya.
  4. Beliau juga menyebutkan di akhir setiap bab masalah-masalah yang terkandung dalam nash (Al Quran dan sunah) dan atsar yang disebutkan dalam setiap bab. Seorang yang membaca dengan seksama masalah-masalah yang beliau sebutkan, akan mengakui kedalaman ilmu beliau rahimahullah.
  5. Kitab ini sebagaimana judulnya menerangkan masalah tauhid dan juga memperingatkan dari perkara yang menafikan tauhid secara menyeluruh yaitu perbuatan syirik besar, serta yang menafikan kesempurnaan tauhid yaitu syirik kecil, kebid’ahan, dan maksiat.

PERHATIAN ULAMA KEPADA KITAB INI


Di antara yang menunjukkan tingginya kedudukan kitab ini adalah perhatian para ulama yang sangat besar dalam mengajarkan dan mensyarah (menjelaskan) kitab ini. Tidaklah ada seorang ulama ahlussunnah setelah beliau kecuali mesti pernah mengajarkan kitab ini.

Adapun kitab yang mensyarah kitab ini sangatlah banyak, masing-masingnya memiliki kelebihan tersendiri.
  • Taisir Azizil Hamid adalah kitab syarah pertama bagi kitab ini.
  • Fathulmajid adalah penyempurna dan menambah penjelasan dalam Taisir Azizil Hamid.
  • Al Qaulus Sadid memberikan perhatian tujuan judul bab, maksud judul tiap bab dan hubungan dengan bab lainnya.
  • Al Mulakhas Syarah Kitabut Tauhid menyebutkan faedah tiap ayat, hadis, dan atsar dalam setiap bab.
  • Al Qaulul Mufid menyebutkan masalah-masalah terkait dengan bab dan menjelaskan maksud setiap poin di akhir bab.

Masih banyak lagi kitab-kitab syarah Kitabut Tauhid yang ditulis oleh para ulama kita, di antaranya: Quratul ‘uyun Muwahidin, At Tamhid, Al Jadid dan banyak lagi yang lainnya.

PUJIAN PARA ULAMA


Syaikh Abdurahman bin Hasan berkata, menerangkan keutamaan kitab ini, “…menjelaskan tauhid dengan bukti-bukti pendukungnya, mengumpulkan sejumlah dalil untuk menjelaskan dan menerangkannya, sehingga menjadi tanda bagi para muwahhid (orang yang bertauhid), dan hujjah (argumentasi) untuk membantah para mulhidin, hingga banyak orang yang mengambil manfaat dari kitab ini.” (Fathul Majid:7).

Syaikh Shalih Fauzan berkata,
Adapun Kitabut Tauhid adalah termasuk karya terbesar yang ditulis oleh Al Imam Al Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (I’anatul Mustafid:1/11). Beliau berkata juga, kitab ini termasuk karya tulis yang paling berharga dalam Bab Tauhid. (I’anatul mustafid 1/16).

PENUTUP


Pembaca yang budiman, kitab yang demikian kedudukannya di sisi para ulama kita, dan menjelaskan masalah penting dalam agama, sangatlah penting untuk kita miliki, kita kaji dan pelajari dengan bimbingan guru yang lurus akidah dan manhajnya.


Sumber: Majalah Qudwah edisi 36 vol. 4 1437 H/ 2016 M rubrik Maktabah. Pemateri: Al Ustadz Abdurrahman Mubarak.