Cari Blog Ini

Shahih Muslim hadits nomor 37

٦٠ – (٣٧) – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى، وَمُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ، وَاللَّفۡظُ لِابۡنِ الۡمُثَنَّى، قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ قَتَادَةَ؛ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبَا السَّوَّارِ يُحَدِّثُ: أَنَّهُ سَمِعَ عِمۡرَانَ بۡنَ حُصَيۡنٍ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: (الۡحَيَاءُ لَا يَأۡتِي إِلَّا بِخَيۡرٍ).
فَقَالَ بُشَيۡرُ بۡنُ كَعۡبٍ: إِنَّهُ مَكۡتُوبٌ فِي الۡحِكۡمَةِ: أَنَّ مِنۡهُ وَقَارًا وَمِنۡهُ سَكِينَةً. فَقَالَ عِمۡرَانُ: أُحَدِّثُكَ عَنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ وَتُحَدِّثُنِي عَنۡ صُحُفِكَ.
[البخاري: كتاب الأدب، باب الحياء، رقم: ٥٧٦٦].
60. (37). Muhammad ibnul Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami, dan redaksi ini milik Ibnul Mutsanna, keduanya mengatakan: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Qatadah; Beliau mengatakan: Aku mendengar Abus Sawwar menceritakan: Bahwa beliau mendengar ‘Imran bin Hushain menceritakan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Rasa malu itu tidak datang kecuali bersama kebaikan.”
Busyair bin Ka’b mengatakan: Sesungguhnya tertulis di dalam lembaran hikmah bahwa di antara rasa malu itu ada kewibawaan dan sebagiannya adalah ketenangan. ‘Imran berkata: Aku menceritakan kepadamu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun engkau malah menceritakan kepadaku dari lembaran-lembaranmu.
٦١ – (...) – حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ حَبِيبٍ الۡحَارِثِيُّ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ إِسۡحَاقَ؛ (وَهُوَ ابۡنُ سُوَيۡدٍ) أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ حَدَّثَ، قَالَ: كُنَّا عِنۡدَ عِمۡرَانَ بۡنِ حُصَيۡنٍ فِي رَهۡطٍ مِنَّا. وَفِينَا بُشَيۡرُ بۡنُ كَعۡبٍ، فَحَدَّثَنَا عِمۡرَانُ يَوۡمَئِذٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (الۡحَيَاءُ خَيۡرٌ كُلُّهُ). قَالَ: أَوۡ قَالَ: (الۡحَيَاءُ كُلُّهُ خَيۡرٌ).
فَقَالَ بُشَيۡرُ بۡنُ كَعۡبٍ: إِنَّا لَنَجِدُ فِي بَعۡضِ الۡكُتُبِ أَوِ الۡحِكۡمَةِ أَنَّ مِنۡهُ سَكِينَةً وَوَقَارًا لِلهِ. وَمِنۡهُ ضَعۡفٌ. قَالَ: فَغَضِبَ عِمۡرَانُ حَتَّى احۡمَرَّتَا عَيۡنَاهُ، وَقَالَ: أَلَا أُرَانِي أُحَدِّثُكَ عَنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ وَتُعَارِضُ فِيهِ؟ قَالَ: فَأَعَادَ عِمۡرَانُ الۡحَدِيثَ. قَالَ: فَأَعَادَ بُشَيۡرٌ، فَغَضِبَ عِمۡرَانُ، قَالَ: فَمَا زِلۡنَا نَقُولُ فِيهِ: إِنَّهُ مِنَّا يَا أَبَا نُجَيۡدٍ، إِنَّهُ لَا بَأۡسَ بِهِ.
حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: أَخۡبَرَنَا النَّضۡرُ: حَدَّثَنَا أَبُو نَعَامَةَ الۡعَدَوِيُّ. قَالَ: سَمِعۡتُ حُجَيۡرَ بۡنَ الرَّبِيعِ الۡعَدَوِيَّ يَقُولُ: عَنۡ عِمۡرَانَ بۡنِ حُصَيۡنٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ... نَحۡوَ حَدِيثِ حَمَّادِ بۡنِ زَيۡدٍ.
61. Yahya bin Habib Al-Haritsi telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari Ishaq (bin Suwaid), bahwa Abu Qatadah menceritakan, beliau mengatakan: Kami pernah berada di dekat ‘Imran bin Husain dalam sebuah rombongan. Di antara kami ada Busyair bin Ka’b. ‘Imran pada saat itu menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rasa malu merupakan kebaikan, seluruhnya.” Beliau mengatakan: Atau beliau bersabda, “Rasa malu seluruhnya merupakan kebaikan.”
Busyair bin Ka’b berkata: Sungguh kami mendapati di sebagian kitab-kitab atau lembaran hikmah bahwa dari rasa malu itu muncul ketenangan dan kewibawaan karena Allah. Dan darinya ada kelemahan. Dia berkata: ‘Imran pun marah sampai kedua matanya memerah dan berkata: Bukankah engkau tahu aku menceritakan kepadamu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam namun engkau malah menentangnya. Dia berkata: ‘Imran mengulang hadis tersebut. Dia berkata: Busyair juga mengulangi perkataannya. ‘Imran pun marah. Dia berkata: Kami pun terus menerus berkata dalam kejadian itu: Sesungguhnya dia termasuk golongan kita wahai Abu Nujaid, sesungguhnya dia tidak bermasalah.
Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: An-Nadhr mengabarkan kepada kami: Abu Na’amah Al-‘Adawi menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Hujair ibnur Rabi’ Al-‘Adawi berkata: Dari ‘Imran bin Hushain, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam… semisal hadis Hammad bin Zaid.