Cari Blog Ini

Fadhlul Islam

Di antara kitab yang sangat penting untuk kita baca dan kita pelajari adalah kitab karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah yang berjudul ‘Fadhlul Islam’. Kitab Fadhlul Islam adalah termasuk karya terbaik beliau rahimahullah.

Di antara yang menunjukkan keutamaan kitab ini adalah, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah menulisnya dengan menggunakan cara penulisan ahlul hadis (pakar hadis), sebagaimana kitab beliau ‘Kitabut Tauhid’, dan ‘Kitab Al Kabair’. Beliau sebutkan judul tiap bab kemudian membawakan dalil-dalil dari Al Quran dan As Sunnah serta ucapan salaf, tidak menambah dengan ucapan dari pribadi beliau kecuali judul-judul bab yang merupakan kesimpulan dari dalil-dalil yang terdapat dalam bab tersebut. Ini seperti metode yang dilakukan oleh Imam Al Bukhari rahimahullah dan yang lainnya.

Alangkah butuhnya kita untuk menelaah dan memahami tiap bab yang beliau sebutkan dalam kitab ini, terkhusus di zaman kita sekarang ini ketika para penyeru kebid’ahan terus semakin lancang menyuarakan kebid’ahan mereka. Kaum liberalis semakin tidak tahu diri melontarkan slogan-slogan kekufuran dan kesesatannya. Seperti kebebasan berakidah, kebebasan memilih agama, persatuan agama, persaudaraan agama, tiap pemeluk agama jangan merasa benar sendiri, juga slogan kekufuran dan kesesatan lainnya yang terus dijajakan untuk meracuni akidah umat Islam.

Pembaca yang budiman, dengan seorang memahami kitab ini, mengkaji dengan seksama tiap bab yang beliau sebutkan, niscaya dia akan selamat dari berbagai trik dan modus penyesatan yang dilakukan kaum liberalis dan ahlul bid’ah lainnya.

Di bab yang pertama, penulis rahimahullah membawakan beberapa ayat dan hadis yang menegaskan tentang keutamaan Islam. Islam adalah nikmat yang paling agung bagi seseorang. Di bab yang berikutnya, penulis membawakan nash-nash (dalil-dalil) Al Quran dan As Sunnah yang menunjukkan bahwa agama yang benar hanya satu yaitu Agama Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga menegaskan bahwa barang siapa yang memilih selain Islam maka tidak akan diterima, di akhirat nanti akan termasuk orang yang merugi. Hal seperti ini beliau pertegas di bab yang keempat.

Di antara bab yang penting dikaji adalah bab yang ke-5, dalam bab satu prinsip yang agung dalam Islam yaitu wajibnya mencukupkan diri dengan mengikuti nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bawakan hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat di tangan Umar bin Al Khaththab ada secarik kertas dari Kitab Taurat. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda yang artinya, “Apakah engkau ragu wahai Ibnu Khaththab! Sungguh aku telah bawakan kepada kalian sesuatu yang putih dan bersih. Kalau seandainya Musa ‘alaihis salam masih hidup kemudian engkau mengikutinya dan meninggalkanku, sungguh (jika demikian) kalian telah sesat.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika seandainya Musa ‘alaihis salam masih hidup tidak ada kelapangan baginya selain harus mengikutiku.

Sungguh prinsip akidah yang sangat agung, sangat bertentangan dengan mereka-mereka penyeru liberalisme, pluralisme semodel Ulil Abshar yang malah menganjurkan umat menelaah Injil, bahkan memuji Injil dan melecehkan Al Quran. Mudah-mudahan Allah segera timpakan balasan yang pantas untuknya.

Pembaca yang budiman, karena kebid’ahan adalah salah satu perkara yang merusak akidah seorang muslim dan menodai keislamannya, maka Syaikh Muhammad bin Abdulwahab menyebutkan beberapa bab terkait peringatan dari bahaya bid’ah. Bab yang terakhir dalam kitab ini berjudul ‘Bab Tahdzir dari Kebid’ahan’, beliau sebutkan dua nash yang menunjukkan bahwa semua bid’ah adalah sesat dan bid’ah akan terus menggiring seorang hamba kepada kesesatan yang semakin besar.

Amr bin Salimah rahimahullah menyebutkan bahwa orang-orang yang melakukan cara zikir yang bid’ah dan kemudian diingkari oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ternyata kebanyakan mereka ada di barisan khawarij yang turut memerangi Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Pembaca yang budiman, silahkan segera baca kitab ini, bacalah syarah-syarah (penjelasan) para ulama kita, seperti Syarah Syaikh bin Baz, Syarah dari Syaikh Shalih Al Fauzan dan para ulama ahlussunnah lainnya yang telah mensyarah kitab ini. Mudah-mudahan dengan memahami kitab ini kita bisa selamat dari penyimpangan dan bisa memberikan pencerahan kepada saudara kita kaum muslimin.


Sumber: Majalah Qudwah edisi 38 Vol. 4 1437 H/ 2016 M, rubrik Maktabah. Pemateri: Al Ustadz Abdurrahman Mubarak.