٢٠٠٩ – حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ حُمَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (مَنۡ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحۡتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنۡ ذَنۡبِهِ). قَالَ ابۡنُ شِهَابٍ: فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَالۡأَمۡرُ عَلَى ذٰلِكَ، ثُمَّ كَانَ الۡأَمۡرُ عَلَى ذٰلِكَ فِي خِلَافَةِ أَبِي بَكۡرٍ، وَصَدۡرًا مِنۡ خِلَافَةِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا. [طرفه في: ٣٥].
2009. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Humaid bin ‘Abdurrahman, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang salat tarawih di bulan Ramadan dalam keadaan beriman dan mengharap pahala, maka segala dosanya yang lalu akan diampuni.” Ibnu Syihab mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan perkara (salat tarawih tidak dikerjakan secara berjemaah) tetap dalam keadaan itu. Kemudian tetap dalam keadaan itu di masa kekhalifahan Abu Bakr dan di awal masa kekhilafahan ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.