٦٩ - بَابُ نَقۡضِ الۡكَعۡبَةِ وَبِنَائِهَا
69. Bab pembongkaran Kakbah dan pembangunannya
٣٩٨ - (١٣٣٣) - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ يَحۡيَىٰ: أَخۡبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنۡ هِشَامِ بۡنِ عُرۡوَةَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ قَالَتۡ: قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَوۡلَا حَدَاثَةُ عَهۡدِ قَوۡمِكِ بِالۡكُفۡرِ، لَنَقَضۡتُ الۡكَعۡبَةَ، وَلَجَعَلۡتُهَا عَلَىٰ أَسَاسِ إِبۡرَاهِيمَ - فَإِنَّ قُرَيۡشًا، حِينَ بَنَتِ الۡبَيۡتَ، اسۡتَقۡصَرَتۡ - وَلَجَعَلۡتُ لَهَا خَلۡفًا).
398. (1333). Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami: Abu Mu’awiyah mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Seandainya kaummu tidak dekat masanya dengan kekufuran, tentu aku akan membongkar Kakbah dan aku akan membuat Kakbah di atas pondasi Ibrahim. Karena Quraisy ketika dahulu membangun Kakbah, mereka kurang lengkap. Aku juga akan membuat sebuah pintu belakang untuknya.”
(...) - وَحَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ وَأَبُو كُرَيۡبٍ. قَالَا: حَدَّثَنَا ابۡنُ نُمَيۡرٍ، عَنۡ هِشَامٍ، بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ.
Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib telah menceritakannya kepada kami. Keduanya berkata: Ibnu Numair menceritakan kepada kami, dari Hisyam dengan sanad ini.
٣٩٩ - (...) - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ يَحۡيَىٰ قَالَ: قَرَأۡتُ عَلَىٰ مَالِكٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، أَنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ مُحَمَّدِ بۡنِ أَبِي بَكۡرٍ الصِّدِّيقِ أَخۡبَرَ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ، عَنۡ عَائِشَةَ زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (أَلَمۡ تَرَيۡ أَنَّ قَوۡمَكِ، حِينَ بَنَوُا الۡكَعۡبَةَ، اقۡتَصَرُوا عَنۡ قَوَاعِدِ إِبۡرَاهِيمَ؟) قَالَتۡ: فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا تَرُدُّهَا عَلَىٰ قَوَاعِدِ إِبۡرَاهِيمَ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَوۡلَا حِدۡثَانُ قَوۡمِكِ بِالۡكُفۡرِ لَفَعَلۡتُ).
فَقَالَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عُمَرَ: لَئِنۡ كَانَتۡ عَائِشَةُ سَمِعَتۡ هٰذَا مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ، مَا أُرَىٰ رَسُولَ اللهِ ﷺ تَرَكَ اسۡتِلَامَ الرُّكۡنَيۡنِ اللَّذَيۡنِ يَلِيَانِ الۡحِجۡرَ، إِلَّا أَنَّ الۡبَيۡتَ لَمۡ يُتَمَّمۡ عَلَىٰ قَوَاعِدِ إِبۡرَاهِيمَ.
399. Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku membaca di hadapan Malik, dari Ibnu Syihab, dari Salim bin ‘Abdullah, bahwa ‘Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakr Ash-Shiddiq mengabarkan ‘Abdullah bin ‘Umar, dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah engkau melihat bahwa kaummu ketika dahulu membangun Kakbah, mereka mengurangi dari pondasi Ibrahim?” ‘Aisyah mengatakan: Aku pun berkata: Wahai Rasulullah, mengapa tidak engkau kembalikan sesuai pondasi Ibrahim? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau tidak karena kaummu masih dekat masanya dengan kekufuran, tentu akan aku lakukan.”
‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan: Jika memang ‘Aisyah mendengar hal ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidaklah aku berpendapat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyentuh dua pojok yang bersambung dengan hijr kecuali karena Kakbah belum disempurnakan sesuai dengan pondasi Ibrahim.
٤٠٠ - (...) - حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ وَهۡبٍ، عَنۡ مَخۡرَمَةَ. (ح) وَحَدَّثَنِي هَارُونُ بۡنُ سَعِيدٍ الۡأَيۡلِيُّ: حَدَّثَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ: أَخۡبَرَنِي مَخۡرَمَةُ بۡنُ بُكَيۡرٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ نَافِعًا مَوۡلَى ابۡنِ عُمَرَ يَقُولُ: سَمِعۡتُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ أَبِي بَكۡرِ بۡنِ أَبِي قُحَافَةَ، يُحَدِّثُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ، عَنۡ عَائِشَةَ زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ، أَنَّهَا قَالَتۡ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (لَوۡلَا أَنَّ قَوۡمَكِ حَدِيثُو عَهۡدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ - أَوۡ قَالَ: بِكُفۡرٍ - لَأَنۡفَقۡتُ كَنۡزَ الۡكَعۡبَةِ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَلَجَعَلۡتُ بَابَهَا بِالۡأَرۡضِ، وَلَأَدۡخَلۡتُ فِيهَا مِنَ الۡحِجۡرِ).
400. Abuth Thahir telah menceritakan kepadaku: ‘Abdullah bin Wahb mengabarkan kepada kami, dari Makhramah. (Dalam riwayat lain) Harun bin Sa’id Al-Aili telah menceritakan kepadaku: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami: Makhramah bin Bukair mengabarkan kepadaku, dari ayahnya, beliau berkata: Aku mendengar Nafi’ maula Ibnu ‘Umar berkata: Aku mendengar ‘Abdullah bin Abu Bakr bin Abu Quhafah menceritakan kepada ‘Abdullah bin ‘Umar dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya tidak karena kaummu masih dekat masanya dengan masa jahiliah –atau beliau mengatakan: dengan kekufuran-, tentu aku akan belanjakan perbendaharaan Kakbah di jalan Allah dan tentu aku akan buat pintunya menempel ke tanah serta aku akan masukkan hijr di dalam Kakbah.”
٤٠١ - (...) - وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ حَاتِمٍ: حَدَّثَنِي ابۡنُ مَهۡدِيٍّ: حَدَّثَنَا سَلِيمُ بۡنُ حَيَّانَ، عَنۡ سَعِيدٍ - يَعۡنِي ابۡنَ مِينَاءَ - قَالَ: سَمِعۡتُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ الزُّبَيۡرِ يَقُولُ: حَدَّثَتۡنِي خَالَتِي - يَعۡنِي عَائِشَةَ - قَالَتۡ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَا عَائِشَةُ، لَوۡلَا أَنَّ قَوۡمَكِ حَدِيثُو عَهۡدٍ بِشِرۡكٍ، لَهَدَمۡتُ الۡكَعۡبَةَ فَأَلۡزَقۡتُهَا بِالۡأَرۡضِ، وَجَعَلۡتُ لَهَا بَابَيۡنِ: بَابًا شَرۡقِيًّا وَبَابًا غَرۡبِيًّا، وَزِدۡتُ فِيهَا سِتَّةَ أَذۡرُعٍ مِنَ الۡحِجۡرِ، فَإِنَّ قُرَيۡشًا اقۡتَصَرَتۡهَا حَيۡثُ بَنَتِ الۡكَعۡبَةَ).
401. Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepadaku: Ibnu Mahdi menceritakan kepadaku: Salim bin Hayyan menceritakan kepada kami, dari Sa’id bin Mina`, beliau berkata: Aku mendengar ‘Abdullah ibnuz Zubair berkata: Bibiku, yakni ‘Aisyah, menceritakan kepadaku, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai ‘Aisyah, kalaulah tidak karena kaummu masih dekat masanya dengan kesyirikan, tentu aku akan bongkar Kakbah sampai rata dengan tanah. Lalu aku buat Kakbah memiliki dua pintu: pintu sebelah timur dan pintu sebelah barat. Juga aku tambahkan enam hasta dari hijr karena orang-orang Quraisy dahulu kurang sempurna ketika membangun Kakbah.”
٤٠٢ - (...) - حَدَّثَنَا هَنَّادُ بۡنُ السَّرِيِّ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي زَائِدَةَ: أَخۡبَرَنِي ابۡنُ أَبِي سُلَيۡمَانَ، عَنۡ عَطَاءٍ قَالَ: لَمَّا احۡتَرَقَ الۡبَيۡتُ زَمَنَ يَزِيدَ بۡنِ مُعَاوِيَةَ، حِينَ غَزَاهَا أَهۡلُ الشَّامِ، فَكَانَ مِنۡ أَمۡرِهِ مَا كَانَ، تَرَكَهُ ابۡنُ الزُّبَيۡرِ حَتَّىٰ قَدِمَ النَّاسُ الۡمَوۡسِمَ. يُرِيدُ أَنۡ يُجَرِّئَهُمۡ - أَوۡ يُحَرِّبَهُمۡ - عَلَىٰ أَهۡلِ الشَّامِ، فَلَمَّا صَدَرَ النَّاسُ، قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَشِيرُوا عَلَيَّ فِي الۡكَعۡبَةِ: أَنۡقُضُهَا ثُمَّ أَبۡنِي بِنَاءَهَا، أَوۡ أُصۡلِحُ مَا وَهٰى مِنۡهَا؟ قَالَ ابۡنُ عَبَّاسٍ: فَإِنِّي قَدۡ فُرِقَ لِي رَأۡيٌ فِيهَا، أَرَىٰ أَنۡ تُصۡلِحَ مَا وَهٰى مِنۡهَا، وَتَدَعَ بَيۡتًا أَسۡلَمَ النَّاسُ عَلَيۡهِ، وَأَحۡجَارًا أَسۡلَمَ النَّاسُ عَلَيۡهَا وَبُعِثَ عَلَيۡهَا النَّبِيُّ ﷺ. فَقَالَ ابۡنُ الزُّبَيۡرِ: لَوۡ كَانَ أَحَدُكُمُ احۡتَرَقَ بَيۡتُهُ، مَا رَضِيَ حَتَّى يُجِدَّهُ، فَكَيۡفَ بَيۡتُ رَبِّكُمۡ؟ إِنِّي مُسۡتَخِيرٌ رَبِّي ثَلَاثًا، ثُمَّ عَازِمٌ عَلَىٰ أَمۡرِي، فَلَمَّا مَضَى الثَّلَاثُ أَجۡمَعَ رَأۡيَهُ عَلَىٰ أَنۡ يَنۡقُضَهَا. فَتَحَامَاهُ النَّاسُ أَنۡ يَنۡزِلَ، بِأَوَّلِ النَّاسِ يَصۡعَدُ فِيهِ، أَمۡرٌ مِنَ السَّمَاءِ، حَتَّىٰ صَعِدَهُ رَجُلٌ فَأَلۡقَىٰ مِنۡهُ حِجَارَةً، فَلَمَّا لَمۡ يَرَهُ النَّاسُ أَصَابَهُ شَيۡءٌ تَتَابَعُوا، فَنَقَضُوهُ حَتَّىٰ بَلَغُوا بِهِ الۡأَرۡضَ، فَجَعَلَ ابۡنُ الزُّبَيۡرِ أَعۡمِدَةً، فَسَتَّرَ عَلَيۡهَا السُّتُورَ حَتَّى ارۡتَفَعَ بِنَاؤُهُ.
402. Hannad ibnus Sari telah menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Zaidah menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Sulaiman mengabarkan kepadaku, dari ‘Atha`, beliau berkata: Ketika Kakbah terbakar di zaman Yazid bin Mu’awiyah, saat diserang oleh orang-orang Syam, maka ketika itu perkaranya adalah Ibnuz Zubair membiarkannya hingga orang-orang datang di musim haji. Dia menginginkan agar memberanikan mereka –atau mengajak mereka berperang- terhadap orang-orang Syam. Ketika orang-orang datang, beliau berkata: Wahai sekalian manusia, bermusyawarahlah kepadaku dalam masalah Kakbah, apakah aku membongkarnya kemudian aku bangun kembali atau aku perbaiki bagian yang rusak saja? Ibnu ‘Abbas mengatakan: Sungguh telah jelas bagiku pendapat dalam hal Kakbah ini. Aku berpendapat agar engkau memperbaiki bagian yang rusak saja dan engkau biarkan Kakbah seperti ketika dahulu orang-orang masuk Islam dan biarkan batu-batu seperti ketika dahulu orang-orang masuk Islam dan ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus. Ibnuz Zubair berkata: Seandainya salah seorang kalian terbakar rumahnya, apakah ia rida hingga ia memperbaruinya, lalu bagaimana dengan rumah Rabb kalian? Sungguh aku akan beristikharah kepada Rabbku tiga kali kemudian aku akan bertekad mewujudkan urusanku. Ketika sudah berlalu istikharah yang ketiga, dia memantapkan pendapat untuk membongkarnya. Orang-orang menjauh karena khawatir akan turun sesuatu dari langit kepada orang pertama yang naik ke Kakbah (untuk membongkarnya). Hingga ketika ada seseorang yang menaikinya lalu melepaskan sebuah batu dari bangunan Kakbah itu dan orang-orang melihatnya tidak mengalami sesuatu hal, maka mereka pun ikut turut serta. Mereka membongkarnya hingga rata dengan tanah, kemudian Ibnuz Zubair membuat pilar-pilar lalu menutupinya dengan tirai hingga bangunannya tinggi.
وَقَالَ ابۡنُ الزُّبَيۡرِ: إِنِّي سَمِعۡتُ عَائِشَةَ تَقُولُ: إِنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (لَوۡلَا أَنَّ النَّاسَ حَدِيثٌ عَهۡدُهُمۡ بِكُفۡرٍ، وَلَيۡسَ عِنۡدِي مِنَ النَّفَقَةِ مَا يُقَوِّي عَلَىٰ بِنَائِهِ، لَكُنۡتُ أَدۡخَلۡتُ فِيهِ مِنَ الۡحِجۡرِ خَمۡسَ أَذۡرُعٍ، وَلَجَعَلۡتُ لَهَا بَابًا يَدۡخُلُ النَّاسُ مِنۡهُ، وَبَابًا يَخۡرُجُونَ مِنۡهُ).
Ibnuz Zubair berkata: Sesungguhnya aku mendengar ‘Aisyah mengatakan: Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya tidak karena orang-orang masih dekat masanya dengan kekufuran dan aku tidak memiliki dana untuk membiayai pembangunannya, tentu aku akan memasukkan hijr ke dalam Kakbah sejarak lima hasta dan aku buat Kakbah memiliki satu pintu untuk orang-orang masuk dan satu pintu untuk mereka keluar darinya.”
قَالَ: فَأَنَا الۡيَوۡمَ أَجِدُ مَا أُنۡفِقُ وَلَسۡتُ أَخَافُ النَّاسَ. قَالَ: فَزَادَ فِيهِ خَمۡسَ أَذۡرُعٍ مِنَ الۡحِجۡرِ، حَتَّى أَبۡدَىٰ أُسًّا نَظَرَ النَّاسُ إِلَيۡهِ، فَبَنَىٰ عَلَيۡهِ الۡبِنَاءَ. وَكَانَ طُولُ الۡكَعۡبَةِ ثَمَانِيَ عَشَرَةَ ذِرَاعًا، فَلَمَّا زَادَ فِيهِ اسۡتَقۡصَرَهُ، فَزَادَ فِي طُولِهِ عَشَرَ أَذۡرُعٍ، وَجَعَلَ لَهُ بَابَيۡنِ: أَحَدُهُمَا يُدۡخَلُ مِنۡهُ، وَالۡآخَرُ يُخۡرَجُ مِنۡهُ، فَلَمَّا قُتِلَ ابۡنُ الزُّبَيۡرِ كَتَبَ الۡحَجَّاجُ إِلَىٰ عَبۡدِ الۡمَلِكِ بۡنِ مَرۡوَانَ يُخۡبِرُهُ بِذٰلِكَ، وَيُخۡبِرُهُ أَنَّ ابۡنَ الزُّبَيۡرِ قَدۡ وَضَعَ الۡبِنَاءَ عَلَىٰ أُسٍّ نَظَرَ إِلَيۡهِ الۡعُدُولُ مِنۡ أَهۡلِ مَكَّةَ، فَكَتَبَ إِلَيۡهِ عَبۡدُ الۡمَلِكِ: إِنَّا لَسۡنَا مِنۡ تَلۡطِيخِ ابۡنِ الزُّبَيۡرِ فِي شَيۡءٍ: أَمَّا مَا زَادَ فِي طُولِهِ فَأَقِرَّهُ، وَأَمَّا مَا زَادَ فِيهِ مِنَ الۡحِجۡرِ فَرُدَّهُ إِلَىٰ بِنَائِهِ، وَسُدَّ الۡبَابَ الَّذِي فَتَحَهُ، فَنَقَضَهُ وَأَعَادَهُ إِلَىٰ بِنَائِهِ.
Beliau berkata: Aku pada hari itu mempunyai biaya dan aku sudah tidak mengkhawatirkan orang-orang. Beliau berkata: Maka beliau menambah lima hasta dari hijr sehingga beliau memperlihatkan pondasi (yang lama) yang bisa dilihat oleh orang-orang. Dahulu panjang Kakbah adalah delapan belas hasta. Ketika ia telah menambahnya, beliau menganggap Kakbah terlalu pendek sehingga beliau menambah tingginya sepuluh hasta. Beliau membuat dua pintu, salah satunya untuk masuk dan yang lain untuk keluar. Ketika Ibnuz Zubair terbunuh, Al-Hajjaj menulis surat kepada ‘Abdul Malik bin Marwah mengabarkannya hal itu. Beliau mengabarkan bahwa Ibnuz Zubair telah membangun di atas pondasi yang bisa dilihat oleh orang-orang adil dari penduduk Makkah. Lalu ‘Abdul Malik menulis surat: Bahwa kita tidak ada hubungan sedikitpun dengan penodaan Ibnuz Zubair (terhadap Kakbah): Adapun yang telah ia tambah tingginya, maka biarkan tetap begitu. Adapun yang ia tambah dari hijr, maka kembalikanlah seperti bangunan semula. Juga tutuplah pintu yang telah ia buka. Maka, ia pun membongkarnya dan mengembalikan seperti bangunan Kakbah (pada masa jahiliah).
٤٠٣ - (...) - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَكۡرٍ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ قَالَ: سَمِعۡتُ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُبَيۡدِ بۡنِ عُمَيۡرٍ وَالۡوَلِيدَ بۡنَ عَطَاءٍ يُحَدِّثَانِ، عَنِ الۡحَارِثِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي رَبِيعَةَ. قَالَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عُبَيۡدٍ: وَفَدَ الۡحَارِثُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ عَلَىٰ عَبۡدِ الۡمَلِكِ بۡنِ مَرۡوَانَ فِي خِلَافَتِهِ. فَقَالَ عَبۡدُ الۡمَلِكِ: مَا أَظُنُّ أَبَا خُبَيۡبٍ - يَعۡنِي ابۡنَ الزُّبَيۡرِ - سَمِعَ مِنۡ عَائِشَةَ مَا كَانَ يَزۡعُمُ أَنَّهُ سَمِعَهُ مِنۡهَا. قَالَ الۡحَارِثُ: بَلَىٰ، أَنَا سَمِعۡتُهُ مِنۡهَا. قَالَ: سَمِعۡتَهَا تَقُولُ مَاذَا؟ قَالَ: قَالَتۡ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ قَوۡمَكِ اسۡتَقۡصَرُوا مِنۡ بُنۡيَانِ الۡبَيۡتِ، وَلَوۡلَا حَدَاثَةُ عَهۡدِهِمۡ بِالشِّرۡكِ أَعَدۡتُ مَا تَرَكُوا مِنۡهُ، فَإِنۡ بَدَا لِقَوۡمِكِ، مِنۡ بَعۡدِي، أَنۡ يَبۡنُوهُ فَهَلُمِّي لِأُرِيَكِ مَا تَرَكُوا مِنۡهُ). فَأَرَاهَا قَرِيبًا مِنۡ سَبۡعَةِ أَذۡرُعٍ.
403. Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepadaku: Muhammad bin Bakr menceritakan kepada kami: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, beliau berkata: Aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Ubaid bin ‘Umair dan Al-Walid bin ‘Atha` menceritakan dari Al-Harits bin ‘Abdullah bin Abu Rabi’ah. ‘Abdullah bin ‘Ubaid berkata: Al-Harits bin ‘Abdullah mengirim utusan kepada ‘Abdul Malik bin Marwan pada masa kekhilafahannya. ‘Abdul Malik berkata: Aku tidak menyangka Abu Khubaib –yakni Ibnuz Zubair- mendengar dari ‘Aisyah apa yang ia nyatakan bahwa ia mendengarnya dari ‘Aisyah. Al-Harits berkata: Akan tetapi saya pun mendengarnya dari ‘Aisyah. ‘Abdul Malik bertanya: Engkau mendengar ‘Aisyah mengatakan apa? Al-Harits berkata: ‘Aisyah mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kaummu mengurangi bangunan Kakbah dan kalaulah tidak kaummu dekat masanya dengan kesyirikan, tentu aku akan kembalikan apa yang mereka sisakan darinya. Maka jika kaummu memiliki keinginan, sepeninggalku, untuk membangunnya, maka ayo akan aku perlihatkan kepadamu apa yang mereka sisakan darinya.” Lalu aku melihatnya berjarak hampir tujuh hasta.
هٰذَا حَدِيثُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُبَيۡدٍ، وَزَادَ عَلَيۡهِ الۡوَلِيدُ بۡنُ عَطَاءٍ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (وَلَجَعَلۡتُ لَهَا بَابَيۡنِ مَوۡضُوعَيۡنِ فِي الۡأَرۡضِ شَرۡقِيًّا وَغَرۡبِيًّا. وَهَلۡ تَدۡرِينَ لِمَ كَانَ قَوۡمُكِ رَفَعُوا بَابَهَا؟) قَالَتۡ: قُلۡتُ: لَا. قَالَ: (تَعَزُّزًا أَنۡ لَا يَدۡخُلَهَا إِلَّا مَنۡ أَرَادُوا، فَكَانَ الرَّجُلُ إِذَا هُوَ أَرَادَ أَنۡ يَدۡخُلَهَا يَدَعُونَهُ يَرۡتَقِي، حَتَّىٰ إِذَا كَادَ أَنۡ يَدۡخُلَ دَفَعُوهُ فَسَقَطَ).
Ini adalah hadis ‘Abdullah bin ‘Ubaid. Al-Walid bin ‘Atha` menambahkan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku tentu akan membuat Kakbah memiliki dua pintu yang terletak menempel ke tanah, sebelah timur dan barat. Apakah engkau tahu mengapa dahulu kaummu meninggikan pintunya?” ‘Aisyah mengatakan: Aku menjawab: Tidak. Nabi bersabda, “Untuk kebanggan sehingga tidak ada yang masuk Kakbah kecuali yang mereka maukan. Dahulu ada seseorang yang ingin masuk Kakbah, mereka membiarkan ia naik sampai ketika ia hampir masuk, mereka mendorongnya hingga jatuh.”
قَالَ عَبۡدُ الۡمَلِكِ لِلۡحَارِثِ: أَنۡتَ سَمِعۡتَهَا تَقُولُ هٰذَا؟ قَالَ: نَعَمۡ. قَالَ: فَنَكَتَ سَاعَةً بِعَصَاهُ ثُمَّ قَالَ: وَدِدۡتُ أَنِّي تَرَكۡتُهُ وَمَا تَحَمَّلَ.
‘Abdul Malik berkata kepada Al-Harits: Apa engkau mendengar ‘Aisyah mengatakan ini? Al-Harits menjawab: Iya. Beliau berkata: Ia pun menggaris-garis tanah sejenak menggunakan tongkatnya, kemudian berkata: Aku sangat ingin aku membiarkannya dan apa yang akan dia tanggung.
(...) - وَحَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بۡنُ عَمۡرِو بۡنِ جَبَلَةَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ. (ح) وَحَدَّثَنَا عَبۡدُ بۡنُ حُمَيۡدٍ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ. كِلَاهُمَا عَنِ ابۡنِ جُرَيۡجٍ. بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ، مِثۡلَ حَدِيثِ ابۡنِ بَكۡرٍ.
Muhammad bin ‘Amr bin Jabalah telah menceritakannya kepada kami: Abu ‘Ashim menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) ‘Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami: ‘Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami. Masing-masing keduanya dari Ibnu Juraij dengan sanad ini semisal hadis Ibnu Bakr.
٤٠٤ - (...) - وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ بَكۡرٍ السَّهۡمِيُّ: حَدَّثَنَا حَاتِمُ بۡنُ أَبِي صَغِيرَةَ، عَنۡ أَبِي قَزَعَةَ، أَنَّ عَبۡدَ الۡمَلِكِ بۡنَ مَرۡوَانَ، بَيۡنَمَا هُوَ يَطُوفُ بِالۡبَيۡتِ إِذۡ قَالَ: قَاتَلَ اللهُ ابۡنَ الزُّبَيۡرِ، حَيۡثُ يَكۡذِبُ عَلَىٰ أُمِّ الۡمُؤۡمِنِينَ، يَقُولُ: سَمِعۡتُهَا تَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَا عَائِشَةُ، لَوۡلَا حِدۡثَانُ قَوۡمِكِ بِالۡكُفۡرِ لَنَقَضۡتُ الۡبَيۡتَ حَتَّىٰ أَزِيدَ فِيهِ مِنَ الۡحِجۡرِ، فَإِنَّ قَوۡمَكِ قَصَّرُوا فِي الۡبِنَاءِ) فَقَالَ الۡحَارِثُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي رَبِيعَةَ: لَا تَقُلۡ هٰذَا يَا أَمِيرَ الۡمُؤۡمِنِينَ، فَأَنَا سَمِعۡتُ أُمَّ الۡمُؤۡمِنِينَ تُحَدِّثُ هٰذَا.
قَالَ: لَوۡ كُنۡتُ سَمِعۡتُهُ قَبۡلَ أَنۡ أَهۡدِمَهُ، لَتَرَكۡتُهُ عَلَىٰ مَا بَنَى ابۡنُ الزُّبَيۡرِ.
404. Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepadaku: ‘Abdullah bin Bakr As-Sahmi menceritakan kepada kami: Hatim bin Abu Shaghirah menceritakan kepada kami, dari Abu Qaza’ah, bahwa ‘Abdul Malik bin Marwan ketika sedang tawaf di Kakbah tiba-tiba berkata: Semoga Allah memerangi Ibnuz Zubair, dia telah dusta atas nama ibunda kaum mukminin. Dia mengatakan: Aku mendengar ‘Aisyah mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai ‘Aisyah, seandainya tidak karena dekatnya kaummu dengan kekufuran, tentu aku akan membongkar Kakbah hingga aku tambah hijr di dalamnya karena kaummu dahulu kurang dalam membangun.” Al-Harits bin ‘Abdullah bin Abu Rabi’ah berkata: Jangan engkau ucapkan ini wahai amirulmukminin! Karena aku juga mendengar ibunda kaum mukminin menceritakan demikian.
‘Abdul Malik berkata: Seandainya aku mendengarnya sebelum merobohkannya, tentu aku biarkan ia sesuai dengan apa yang telah dibangun oleh Ibnuz Zubair.
٧٠ - بَابُ جَدۡرِ الۡكَعۡبَةِ وَبَابِهَا
70. Bab hijr Kakbah dan pintunya
٤٠٥ - (...) - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: حَدَّثَنَا أَبُو الۡأَحۡوَصِ: حَدَّثَنَا أَشۡعَثُ بۡنُ أَبِي الشَّعۡثَاءِ، عَنِ الۡأَسۡوَدِ بۡنِ يَزِيدَ، عَنۡ عَائِشَةَ قَالَتۡ: سَأَلۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ، عَنِ الۡجَدۡرِ، أَمِنَ الۡبَيۡتِ هُوَ؟ قَالَ: (نَعَمۡ) قُلۡتُ: فَلِمَ لَمۡ يُدۡخِلُوهُ فِي الۡبَيۡتِ؟ قَالَ: (إِنَّ قَوۡمَكِ قَصَّرَتۡ بِهِمِ النَّفَقَةُ) قُلۡتُ: فَمَا شَأۡنُ بَابِهِ مُرۡتَفِعًا؟ قَالَ: (فَعَلَ ذٰلِكِ قَوۡمُكِ لِيُدۡخِلُوا مَنۡ شَاؤُوا، وَيَمۡنَعُوا مَنۡ شَاؤُوا، وَلَوۡلَا أَنَّ قَوۡمَكِ حَدِيثٌ عَهۡدُهُمۡ فِي الۡجَاهِلِيَّةِ، فَأَخَافُ أَنۡ تُنۡكِرَ قُلُوبُهُمۡ، لَنَظَرۡتُ أَنۡ أُدۡخِلَ الۡجَدۡرَ فِي الۡبَيۡتِ، وَأَنۡ أُلۡزِقَ بَابَهُ بِالۡأَرۡضِ).
405. Sa’id bin Manshur telah menceritakan keapda kami: Abul Ahwash menceritakan kepada kami: Asy’ats bin Abusy Sya’tsa` menceritakan kepada kami, dari Al-Aswad bin Yazid, dari ‘Aisyah, beliau mengatakan: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hijr, apakah ia termasuk Kakbah?
Beliau menjawab, “Iya.”
Aku bertanya, “Lalu mengapa mereka tidak memasukkannya ke dalam Kakbah?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya kaummu tidak cukup biayanya.”
Aku bertanya, “Lalu mengapa pintunya tinggi?”
Beliau menjawab, “Kaummu melakukan itu agar mereka dapat memasukkan orang yang mereka inginkan dan menghalangi orang yang mereka inginkan. Seandainya tidak karena kaummu masih dekat masanya dengan jahiliah, sehingga aku khawatir hati-hati mereka akan mengingkari, tentu aku berpandangan untuk memasukkan hijr ke dalam Kakbah dan aku akan tempelkan pintunya ke tanah.”
٤٠٦ - (...) - وَحَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ - يَعۡنِي ابۡنَ مُوسَىٰ -: حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ، عَنۡ أَشۡعَثَ بۡنِ أَبِي الشَّعۡثَاءِ، عَنِ الۡأَسۡوَدِ بۡنِ يَزِيدَ، عَنۡ عَائِشَةَ قَالَتۡ: سَأَلۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَنِ الۡحِجۡرِ. وَسَاقَ الۡحَدِيثَ بِمَعۡنَىٰ حَدِيثِ أَبِي الۡأَحۡوَصِ. وَقَالَ فِيهِ: فَقُلۡتُ: فَمَا شَأۡنُ بَابِهِ مُرۡتَفِعًا لَا يُصۡعَدُ إِلَيۡهِ إِلَّا بِسُلَّمٍ؟ وَقَالَ: (مَخَافَةَ أَنۡ تَنۡفِرَ قُلُوبُهُمۡ).
406. Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakannya kepada kami, beliau berkata: ‘Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami: Syaiban menceritakan kepada kami, dari Asy’ats bin Abusy Sya’tsa`, dari Al-Aswad bin Yazid, dari ‘Aisyah, beliau mengatakan: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hijr. Beliau membawakan hadis yang semakna dengan hadis Abul Ahwash. Beliau berkata di dalam hadis tersebut:
Aku bertanya, “Mengapa pintunya dibuat tinggi sehingga tidak bisa naik ke pintu kecuali menggunakan tangga?”
Beliau menjawab, “Khawatir hati-hati mereka akan menjauh.”