١٩٣٦ – (حسن) حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ عُثۡمَانَ بۡنِ صَالِحٍ الۡمِصۡرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: سَمِعۡتُ اللَّيۡثَ بۡنَ سَعۡدٍ يَقُولُ: قَالَ لِي أَبُو مُصۡعَبٍ مِشۡرَحُ بۡنُ هَاعَانَ، قَالَ عُقۡبَةُ بۡنُ عَامِرٍ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَلَا أُخۡبِرُكُمۡ بِالتَّيۡسِ الۡمُسۡتَعَارِ؟) قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: (هُوَ الۡمُحَلِّلُ، لَعَنَ اللهُ الۡمُحَلِّلَ وَالۡمُحَلَّلَ لَهُ). [(الإرواء)(٦/٣٠٩-٣١٠)].
1936. Yahya bin ‘Utsman bin Shalih Al-Mishri telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ayahku menceritakan kepada kami, beliau berkata: Aku mendengar Al-Laits bin Sa’d berkata: Abu Mush’ab Misyrah bin Ha’an berkata kepadaku, ‘Uqbah bin ‘Amir berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang domba pejantan yang dipinjamkan (untuk mengawini)?”
Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.”
Beliau bersabda, “Yaitu muhalil (seorang pria yang menikahi wanita yang telah ditalak tiga oleh suami sebelumnya, dengan tujuan akan menceraikannya agar menjadi halal dinikahi kembali oleh mantan suaminya tadi). Allah melaknat muhalil dan muhallal lahu (mantan suami yang merekayasa nikah tahlil tersebut).”