فَصۡلٌ فِي الۡإِيمَانِ
Syaikhul Islam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah (wafat tahun 620 H) di dalam kitab beliau Lum'atul I'tiqad berkata:
١٦ - وَالۡإِيمَانُ قَوۡلٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالۡأَرۡكَانِ وَعَقۡدٌ بِالۡجَنَانِ، يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ وَيَنۡقُصُ بِالۡعِصۡيَانِ.
Iman adalah ucapan dengan lisan, amalan dengan anggota badan, dan keyakinan dengan hati; bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.
قَالَ اللهُ تَعَالىَ: ﴿وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعۡبُدُوا اللهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤۡتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الۡقَيِّمَةِ﴾ [البينة: ٥]. فَجَعَلَ عِبَادَةَ اللهِ تَعَالَى وَإِخۡلَاصَ الۡقَلۡبِ، وَإِقَامَ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ، كُلَّهُ مِنَ الدِّينِ.
Allah taala berfirman (yang artinya), “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5). Allah menjadikan ikhlasnya hati, pelaksanaan salat, dan penunaian zakat sebagai ibadah kepada Allah. Itu semua termasuk agama.
وَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (الۡإِيمَانُ بِضۡعٌ وَسَبۡعُونَ شُعۡبَةً، أَعۡلَاهَا شَهَادَةُ أَنۡ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدۡنَاهَا إِمَاطَةُ الۡأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ). فَجَعَلَ الۡقَوۡلَ وَالۡعَمَلَ مِنَ الۡإِيمَانِ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Iman itu tujuh puluh sekian cabang. Cabang tertinggi adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan cabang terendahnya adalah menghilangkan gangguan dari jalan.”[1] Nabi menjadikan ucapan dan amalan termasuk bagian iman.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿فَزَادَتۡهُمۡ إِيمَاناً﴾ [التوبة: ١٢٤] ﴿لِيَزۡدَادُوا إِيمَانا﴾ [الفتح: ٤].
Allah taala berfirman (yang artinya), “Maka surah ini menambah imannya.” (QS. At-Taubah: 124). “Supaya keimanan mereka bertambah.” (QS. Al-Fath: 4).
وَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَخۡرُجُ مِنَ النَّارِ مَنۡ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَفِي قَلۡبِهِ مِثۡقَالُ بُرَّةٍ أَوۡ خَرۡدَلَةٍ أَوۡ ذَرَّةٍ مِنَ الۡإِيمَانِ) فَجَعَلَهُ مُتَفَاضِلًا.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan keluar dari neraka, siapa saja yang mengatakan la ilaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah) dan di dalam hatinya ada iman seberat sebutir jelai atau sebiji sawi atau seekor semut kecil.”[2] Beliau menjadikan iman berbeda-beda tingkatannya.
[1] Sahih. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Iman, bab Perkara-perkara Iman, nomor 9; Muslim dalam kitab Iman, bab Penjelasan Jumlah Cabang Iman, nomor 35; dan Abu Dawud dalam kitab Sunah, bab Bantahan Pemahaman Irja`, nomor 4676.
[2] Sahih. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Iman, bab Tambah dan Kurangnya Iman, nomor 44; dan Muslim dalam kitab Iman, bab Kedudukan Penduduk Surga yang Paling Rendah, nomor 193.