وَدَلِيلُ الأَحۡجَارِ وَالأَشۡجَارِ قَوۡلُهُ تَعَالَى: ﴿أَفَرَأَيۡتُمُ اللَّاتَ وَالۡعُزَّىٰ ١٩ وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الۡأُخۡرَىٰ﴾ [النجم: ١٩-٢٠].
Dalil bahwa ada orang yang menyembah bebatuan dan pepohonan dan itu merupakan kesyirikan adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?” (QS. An-Najm: 19-20)[1].
[1] قَوۡلُهُ: (وَدَلِيلُ الۡأَحۡجَارِ وَالۡأَشۡجَارِ... إلخ) فِي هٰذِهِ الۡآيَةِ دَلِيلٌ أَنَّ هُنَاكَ مَنۡ يَعۡبُدُ الۡأَحۡجَارَ وَالۡأَشۡجَارَ مِنَ الۡمُشۡرِكِينَ.
Ucapan beliau “dalil bebatuan dan pepohonan… dst”, pada ayat ini ada dalil bahwa di sana ada orang musyrik yang menyembah bebatuan dan pepohonan.
فَقَوۡلُهُ: ﴿أَفَرَأَيۡتُم﴾ هٰذَا اسۡتِفۡهَامُ إِنۡكَارٍ، أَيۡ: أَخۡبِرُونِي، مِنۡ بَابِ اسۡتِفۡهَامِ الۡإِنۡكَارِ وَالتَّوۡبِيخِ.
Firman Allah, أَفَرَأَيۡتُم adalah pertanyaan pengingkaran. Yakni: Kabarkanlah kepadaku. Termasuk pada pertanyaan pengingkaran dan perendahan.
﴿اللَّٰتَ﴾ -بِتَخۡفِيفِ التَّاءِ-: اسۡمُ صَنَمٍ فِي الطَّائِفِ، وَهُوَ عِبَارَةٌ عَنۡ صَخۡرَةٍ مَنۡقُوشَةٍ، عَلَيۡهَ بَيۡتٌ مَبۡنِيٌّ، وَعَلَيۡهِ سَتَائِرُ، يُضَاهِي الۡكَعۡبَةَ، وَحَوۡلَهُ سَاحَةٌ، وَعِنۡدَهُ سَدَنَةٌ، كَانُوا يَعۡبُدُونَهَا مِنۡ دُونِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَهِيَ لِثَقِيفٍ وَمَا وَالَاهُمۡ مِنَ الۡقَبَائِلِ، يُفَاخِرُونَ بِهَا.
وَقُرِئَ: ﴿أَفَرَأَيۡتُمُ اللَّاتَّ﴾ -بِتَشۡدِيدِ التَّاءِ- اسۡمُ فَاعِلٍ مِنۡ (لَتَّ يَلُتُّ)، وَهُوَ: رَجُلٌ صَالِحٌ كَانَ يَلُتُّ السَّوِيقَ وَيُطۡعِمُهُ لِلۡحُجَّاجِ، فَلَمَّا مَاتَ بَنَوۡا عَلَى قَبۡرِهِ بَيۡتًا، وَأَرۡخَوۡا عَلَيۡهِ السَّتَائِرَ، فَصَارُوا يَعۡبُدُونَهُ مِنۡ دُونِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، هٰذَا هُوَ اللَّاتُّ.
Laata dengan huruf ta` yang tidak ditasydid adalah nama berhala di Thaif. Ungkapan dari sebuah batu berukir yang di atasnya dibangun rumah yang mempunyai tirai-tirai sehingga menandingi Ka’bah. Di sekitarnya ada lapangan dan di dekatnya ada juru kuncinya. Mereka dahulu menyembahnya selain kepada Allah ‘azza wa jalla. Berhala ini milik Bani Tsaqif dan kabilah-kabilah yang loyal kepada mereka. Mereka membanggakan berhala tersebut.
Bisa dibaca pula dengan Laatta dengan mentasydid huruf ta` yaitu isim fa’il dari لَتَّ يَلُتُّ, yaitu: seorang yang shalih dahulu biasa mengadon tepung lalu memberi makan orang-orang yang haji dengannya. Ketika orang tersebut meninggal, orang-orang membangun rumah di atas kuburannya. Mereka menjuntaikan tirai-tirai. Akhirnya mereka menyembahnya selain kepada Allah ‘azza wa jalla. Inilah Laatta.
﴿وَالۡعُزَّىٰ﴾: شَجَرَاتٌ مِنَ السَّلَمِ فِي وَادِي نَخۡلَةٍ بَيۡنَ مَكَّةَ وَالطَّائِفِ، حَوۡلَهَا بِنَاءٌ وَسَتَائِرُ، وَعِنۡدَهَا سَدَنَةٌ، وَفِيهَا شَياطِينُ يُكَلِّمُونَ النَّاسَ، وَيَظُنُّ الۡجُهَّالُ أَنَّ هٰذَا الَّذِي يُكَلِّمُهُمۡ هُوَ نَفۡسُ هٰذِهِ الشَّجَرَاتِ أَوۡ هٰذَا الۡبَيۡتِ الَّذِي بَنَوۡهُ مَعَ أَنَّ الَّذِي تَكَلَّمَهُمۡ هِيَ الشَّيَاطِينُ لِتُضِلَّهُمۡ عَنۡ سَبِيلِ اللهِ، وَكَانَ هٰذَا الصَّنَمُ لِقُرَيۡشٍ وَأَهۡلِ مَكَّةَ وَمَنۡ حَوۡلَهُمۡ.
‘Uzza adalah pohon-pohon yang termasuk jenis salam (satu jenis pohon akasia yang daunnya bisa dipakai untuk menyamak) di Wadi Nakhlah antara Makkah dan Thaif. Di sekitarnya ada bangunan dan tirai-tirai dan di dekatnya ada juru kuncinya. Di dalam pohon tersebut ada setan-setan yang berbicara kepada manusia. Orang-orang bodoh menyangka bahwa yang berbicara adalah pohon tersebut atau rumah yang mereka bangun. Padahal sesungguhnya yang berbicara kepada mereka adalah setan-setan untuk menyesatkan mereka dari jalan Allah. Berhala ini dulunya milik Quraisy dan penduduk Makkah dan sekitarnya.
﴿وَمَنَوٰةَ﴾: صَخۡرَةٌ كَبِيرَةٌ فِي مَكَانٍ يَقَعُ قَرِيبًا مِنۡ جَبَلِ قُدَيۡدٍ، بَيۡنَ مَكَّةَ وَالۡمَدِينَةِ، وَكَانَتۡ لِخُزَاعَةٍ وَالۡأَوۡسِ وَالۡخَزۡرَجِ، وَكَانُوا يُحۡرِمُونَ مِنۡ عِنۡدِهَا بِالۡحَجِّ، وَيَعۡبُدُونَ مِنۡ دُونِ اللهِ.
Manat adalah sebuah batu besar di suatu tempat yang terletak di dekat gunung Qudaid, di antara Makkah dan Madinah. Dulunya batu ini milik Khuza’ah, ‘Aus, dan Khazraj. Mereka dulunya berihram haji dari situ dan mereka sembah selain Allah.
فَهٰذِهِ الۡأَصۡنَامُ الثَّلَاثَةُ هِيَ أَكۡبَرُ أَصۡنَامِ الۡعَرَبِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿أَفَرَأَيۡتُمُ اللَّٰتَ وَالۡعُزَّىٰ ١٩ وَمَنَوٰةَ﴾ هَلۡ أَغۡنَتۡكُمۡ شَيۡئًا؟، هَلۡ نَفَعَتۡكُمۡ؟ هَلۡ نَصَرَتۡكُمۡ؟ هَلۡ كَانَتۡ تَخۡلُقُ وَتَرۡزُقُ وَتُحۡيِي وَتُمِيتُ؟ مَاذَا وَجَدۡتُمۡ فِيهَا؟ هٰذَا مِنۡ بَابِ الۡإِنۡكَارِ وَتَنۡبِيهِ الۡعُقُولِ إِلَى أَنۡ تَرۡجِعُ إِلَى رُشۡدِهَا، فَهٰذِهِ إِنَّمَا هِيَ صَخۡرَاتٌ وَشَجَرَاتٌ لَيۡسَ فِيهَا نَفۡعٌ وَلَا ضَرٌّ، مَخۡلُوقَةٌ.
Tiga berhala ini adalah berhala yang paling besar di ‘Arab.
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Kabarkan kepadaku tentang Laata, ‘Uzza, dan Manat.” Apakah berhala-berhala itu dapat mencukupi sesuatu? Apakah mereka memberi manfaat kepada kalian? Apakah mereka menolong kalian? Apakah mereka menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan? Apa yang kalian dapatkan dari mereka? Ayat ini dalam konteks mengingkari dan memperingatkan akal-akal agar kembali kepada akal yang lurus. Berhala-berhala ini hanyalah bebatuan dan pepohonan yang tidak memiliki manfaat dan madharat, bahkan mereka itu diciptakan.
وَلَمَّا جَاءَ اللهُ بِالۡإِسۡلَامِ وَفَتَحَ رَسُولُ اللهِ ﷺ مَكَّةَ الۡمُشَرَّفَةَ أَرۡسَلَ الۡمُغِيرَةَ بۡنَ شُعۡبَةَ وَأَبَا سُفۡيَانَ بۡنَ حَرۡبٍ إِلَى (اللَّاتِ) فِي الطَّائِفِ فَهَدَمَاهَا بِأَمۡرِ رَسُولِ اللهِ ﷺ، وَأَرۡسَلَ خَالِدَ بۡنَ الۡوَلِيدِ إِلَى الۡعُزَّى فَهَدَمَهَا وَقَطَعَ الۡأَشۡجَارَ وَقَتَلَ الۡجِنِّيَّةَ الَّتِي كَانَتۡ فِيهَا تُخَاطِبُ النَّاسَ وَتُضِلُّهُمۡ، وَمَحَاهَا عَنۡ أَخِرِهَا -وَالۡحَمۡدُ لِلهِ-، وَأَرۡسَلَ عَلِيَّ بۡنَ أَبِي طَالِبٍ إِلَى (مَنَاةَ) فَهَدَمَهَا وَمَحَاهَا، وَمَا أَنۡقَذَتۡ نَفۡسَهَا، فَكَيۡفَ تُنۡقِذُ أَهۡلَهَا وَعُبَّادَهَا ﴿أَفَرَأَيۡتُمُ اللَّٰتَ وَالۡعُزَّىٰ ١٩ وَمَنَوٰةَ الثَّالِثَةَ الۡأُخۡرَىٰٓ ٢٠﴾ أَيۡنَ ذَهَبَتۡ؟ هَلۡ نَفَعَتۡكُمۡ؟ هَلۡ مَنَعَتۡ نَفۡسَهَا مِنۡ جُنُودِ اللهِ وَجُيُوشِ الۡمُوَحِّدِينَ؟
Tatkala Allah mendatangkan syariat Islam dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka kota Makkah yang mulia, beliau mengutus Al-Mughirah bin Syu’bah dan Abu Sufyan bin Harb menuju Laata di Thaif. Keduanya menghancurkannya sesuai perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau juga mengutus Khalid ibnul Walid menuju ‘Uzza. Lalu Khalid menghancurkannya dan menebang pepohonan serta membunuh jin wanita yang dulunya berada di dalamnya mengajak bicara orang-orang dan menyesatkan mereka. Maka, Khalid memusnahkan sampai ke akar-akarnya. Alhamdulillah. Nabi juga mengutus ‘Ali bin Abi Thalib menuju Manat, lalu ‘Ali menghancurkan dan memusnahkannya. Ternyata berhala-berhala itu tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri. Lalu bagaimana mereka bisa menyelamatkan para pemuja dan penyembahnya. “Kabarkanlah kepadaku tentang Laata, ‘Uzza, dan Manat yang ketiga yang lain.” Kemana perginya mereka? Apakah bermanfaat bagi kalian? Apakah mereka dapat menahan diri mereka dari para tentara Allah dan pasukan tauhid?
فَهٰذَا فِيهِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ هُنَاكَ مَنۡ يَعۡبُدُ الۡأَشۡجَارَ وَالۡأَحۡجَارَ، بَلۡ إِنَّ هٰذِهِ الۡأَصۡنَامُ الثَّلَاثَةُ كَانَتۡ هِيَ أَكۡبَرُ أَصۡنَامِهِمۡ، وَمَعَ هٰذَا مَحَاهَا اللهُ مِنَ الۡوُجُودِ، وَمَا دَفَعَتۡ عَنۡهَا وَلَا نَفَعَتۡ أَهۡلَهَا فَقَدۡ غَزَاهُمۡ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَقَاتَلَهُمۡ وَلَمۡ تَمۡنَعۡهُمۡ أَصۡنَامُهُمۡ، فَهٰذَا فِيهِ مَا اسۡتَدَلَّ لَهُ الشَّيۡخُ رَحِمَهُ اللهُ أَنَّ هُنَاكَ مَنۡ يَعۡبُدُ الۡأَحۡجَارَ وَالۡأَشۡجَارَ.
Kesimpulannya, di dalam ayat ini terdapat dalil bahwa di sana ada orang-orang yang menyembah pepohonan dan bebatuan. Bahkan ketiga berhala dalam ayat tersebut merupakan berhala orang-orang musyrik yang paling besar. Namun demikian, Allah telah memusnahkan keberadaan mereka. Berhala-berhala itu tidak dapat membela dirinya dan tidak dapat memberi manfaat untuk para penyembahnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerangi mereka dan berhala-berhala itu pun tidak dapat mencegahnya. Kandungan inilah yang Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah jadikan dalil bahwa di sana ada orang-orang yang menyembah bebatuan dan pepohonan.
يَا سُبۡحَانَ اللهِ بَشَرٌ عُقَلَاءُ يَعۡبُدُونَ الۡأَشۡجَارَ وَالۡأَحۡجَارَ الۡجَامِدَةَ الَّتِي لَيۡسَ فِيهَا عُقُولٌ وَلَيۡسَ فِيهَا حَرَكَةٌ وَلَا حَيَاةٌ، أَيۡنَ عُقُولُ الۡبَشَرِ؟ تَعَالَى اللهُ عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوًّا كَبِيرًا.
Subhanallah, manusia yang berakal malah menyembah pepohonan dan bebatuan yang mati, yang tidak punya akal, yang tidak bisa bergerak, dan tidak hidup. Di mana akal-akal manusia itu? Maha tinggi Allah dari apa yang mereka ucapkan.