الۡحَدِيثُ الثَّلَاثُونَ
٣٠ - عَنۡ مَيۡمُونَةَ بِنۡتِ الۡحَارِثِ زَوۡجِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهَا قَالَتۡ: وَضَعۡتُ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ وَضُوءَ الۡجَنَابَةِ فَأَكۡفَأَ بِيَمِينِهِ عَلَى يَسَارِهِ مَرَّتَيۡنِ أَوۡ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ فَرۡجَهُ، ثُمَّ ضَرَبَ يَدَهُ بِالۡأَرۡضِ أَوِ الۡحَائِطِ مَرَّتَيۡنِ أَوۡ ثَلَاثًا ثُمَّ مَضۡمَضَ وَاسۡتَنۡشَقَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجۡهَهُ وَذِرَاعَيۡهِ، ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى رَأۡسِهِ الۡمَاءَ، ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ، ثُمَّ تَنَحَّى فَغَسَلَ رِجۡلَيۡهِ فَأَتَيۡتُهُ بِخِرۡقَةٍ فَلَمۡ يُرِدۡهَا، فَجَعَلَ يَنۡفُضُ الۡمَاءَ بِيَدَيۡهِ[1].
30. Dari Maimunah binti Al-Harits istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau berkata: Aku meletakkan air untuk mandi junub kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kirinya sebanyak dua atau tiga kali, kemudian beliau mencuci kemaluan. Setelah itu, beliau menepukkan tangannya ke tanah atau tembok sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung. Kemudian beliau mencuci wajah dan kedua lengan bawah. Setelah itu, menuangkan air ke kepala. Lalu beliau membasuh seluruh tubuh. Kemudian beliau menjauh lalu mencuci kedua kaki. Aku membawakan handuk untuk beliau namun beliau tidak menginginkannya. Beliau memilih mengibaskan air dengan kedua tangan.
غَرِيبُ الۡحَدِيثِ:
١ - أَكۡفَأَ الۡإِنَاءَ: قَلَبَهُ عَلَى وَجۡهِهِ وَكَفَأَهُ: أَمَالَهُ وَالۡحَدِيثُ يُفِيدُ الۡإِمَالَةَ بِلَا شَكَّ، وَهٰذَا مَا يُوَافِقُ رِوَايَةَ الۡبُخَارِيِّ وَهِيَ (كَفَأَ) وَأَنۡكَرَ بَعۡضُهُ أَنۡ يَكُونَ (أَكۡفَأَ) بِمَعۡنَى قَلَبَ.
٢ - ضَرَبَ بِيَدِهِ فِي الۡأَرۡضِ أَوِ الۡحَائِطِ: الۡمُرَادُ مِنۡهُ مَسۡحُ يَدِهِ بِأَحَدِهِمَا لِإِزَالَةِ اللزَّوۡجَةِ بَعۡدَ الۡاسۡتِنۡجَاءِ.
٣ - إِفَاضَةُ الۡمَاءِ عَلَى الشَّيۡءِ: إِفۡرَاغُهُ عَلَيۡهِ وَإِسَالَتُهُ فَوۡقَهُ.
٤ - فَلَمۡ يُرِدۡهَا -بِضَمِّ الۡيَاءِ وَكَسۡرِ الرَّاءِ وَإِسۡكَانِ الدَّالِ، مِنَ الۡإِرَادَةِ لَا مِنَ الرَّدِّ- كَمَا غَلَظَ بَعۡضُهُمۡ.
Kosa kata asing dalam hadits:
- أَكۡفَأَ الۡإِنَاءَ: menjungkirkannya, كَفَأَهُ: memiringkannya. Hadits ini memberi faidah bahwa makna lafazh أَكۡفَأَ الۡإِنَاءَ adalah memiringkan, tanpa ada keraguan. Dan inilah yang mencocoki riwayat Al-Bukhari yaitu menggunakan lafazh كَفَأَ dan sebagiannya mengingkari أَكۡفَأَ bermakna menjungkirkan.
- Menepukkan tangan ke tanah atau tembok maksudnya adalah salah satu tangannya mengusap untuk membersihkan tangan lainnya setelah istinja`.
- إِفَاضَةُ الۡمَاءِ عَلَى الشَّيۡءِ: menuangkan air di atasnya dan mengalirkan air di atasnya.
- فَلَمۡ يُرِدۡهَا dengan mendhammah huruf ya`, mengkasrah ra`, dan mensukun dal. Berasal dari kata iradah, bukan dari kata radd, sebagaimana sebagian orang telah keliru.
مَا يُؤۡخَذُ مِنَ الۡحَدِيثِ:
هٰذَا الۡحَدِيثُ نَحۡوُ الۡحَدِيثِ السَّابِقِ، وَفِيهِ فَوَائِدُ نَجۡمِلُهَا فِيمَا يَلِي.
١ - الۡحَدِيثُ الۡأَوَّلُ ذُكِرَ فِيهِ غَسۡلُ يَدَيۡهِ مُجۡمَلًا، وَفِي هٰذَا الۡحَدِيثِ ذُكِرَ أَنَّ غَسۡلَهَا مَرَّتَيۡنِ أَوۡ ثَلَاثًا.
٢ - وَفِي هٰذَا الۡحَدِيثِ أَنَّهُ بَعۡدَ غَسۡلِ الۡيَدَيۡنِ غَسۡلُ فَرۡجِهِ ثُمَّ مَسۡحِ يَدَيۡهِ بِالۡأَرۡضِ مَرَّتَيۡنِ أَوۡ ثَلَاثًا وَقَدۡ ذَكَرَ الۡعُلَمَاءُ أَنَّهُ يُعَفِّي عَنۡ بَقِيَّةِ الرَّائِحَةِ بَعۡدَ دَلۡكِهَا بِالۡأَرۡضِ أَوۡ غَسۡلِهَا بِمَطۡهَرٍ آخَرَ.
٣ - يَتَعَيَّنُ أَنۡ يَنۡوِيَ بِغَسۡلِ فَرۡجِهِ ابۡتِدَاءَ الۡجَنَابَةِ لِئَلَّا يَحۡتَاجُّ إِلَى غَسۡلِهِ مَرَّةً أُخۡرَى.
٤ - فِي الۡحَدِيثِ الۡأَوَّلِ ذُكِرَ أَنَّهُ تَوَضَّأَ وُضُوءَ الصَّلَاةِ، وَيَقۡتَضِي أَنَّهُ غَسَلَ رِجۡلَيۡهِ. وَهٰذَا الۡحَدِيثُ صَرَحَ أَنَّهُ غَسَلَ رِجۡلَيۡهِ بَعۡدَ غَسۡلِ الۡجَسَدِ.
وَلَعَلَّ أَحۡسَنُ مَا يَجۡمَعُ بَيۡنَهُمَا أَنۡ يُقَالَ: إِنَّهُ تَوَضَّأَ فِي حَدِيثِ مَيۡمُونَةَ وُضُوءًا كَامِلًا وَلَكِنَّهُ غَسَلَ رِجۡلَيۡهِ مَرَّةً ثَانِيَةً بَعۡدَ غَسۡلِ الۡجَسَدِ فِي مَكَانٍ آخَرَ لِكَونِ الۡمَكَانِ الۡمُغۡتَسِلِ فِيهِ مُتَلَوِّثًا.
٥ - فِي هٰذَا الۡحَدِيثِ أَنَّ مَيۡمُونَةَ جَاءَتۡ بِخِرۡقَةٍ لِيَنۡشِفَ بِهَا أَعۡضَاءَهُ، فَلَمۡ يَقۡبَلۡهَا وَإِنَّمَا نَفَضَ يَدَيۡهِ مِنَ الۡمَاءِ.
٦ - أَنَّهُ لَا يَجِبُ دَلۡكُ الۡجَسَدِ فِي الۡغُسۡلِ. وَهُوَ كَالدَّلۡكِ فِي الۡوُضُوءِ سُنَّةٌ.
٧ - أَنَّهُ لَا يَغۡسِلُ أَعۡضَاءَ الۡوُضُوءِ لِلۡجَنَابَةِ بَعۡدَ غَسۡلِهَا فِي الۡوُضُوءِ. فَقَدۡ صَحَّحَ النَّوَوِيُّ أَنۡ يُجۡزِئَ غَسۡلُهُ وَاحِدَةٌ عَنِ الۡوُضُوءِ وَعَنِ الۡجَنَابَةِ.
٨ - أَنَّ غَسۡلَ الۡجَسَدِ مَرَّةٌ وَاحِدَةٌ وَبَعۡضُهُمۡ يَجۡعَلُهُ ثَلَاثًا، قِيَاسًا عَلَى الۡوُضُوءِ، وَلَا قِيَاسَ مَعَ النَّصِّ، هٰذَا اخۡتِيَارُ شَيۡخِ الۡإِسۡلَامِ (ابۡنِ تَيۡمِيَّةَ) وَشَيۡخِنَا -(عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ السَّعۡدِيِّ) وَأَحَدِ الۡوَجۡهَيۡنِ فِي مَذۡهَبِ أَحۡمَدَ.
Faidah hadits:
Hadits ini seperti hadits sebelumnya, dan ada faidah-faidah padanya yang kita simpulkan berikut ini.
- Hadits sebelum ini menyebutkan bahwa mencuci kedua telapak tangan secara umum. Adapun dalam hadits ini disebutkan bahwa mencucinya sebanyak dua atau tiga kali.
- Dalam hadits ini disebutkan bahwa setelah mencuci kedua telapak tangan, kemudian mencuci kemaluan, lalu menepukkan kedua tangan ke tanah sebanyak dua atau tiga kali. Para ulama menyebutkan bahwa hal tersebut menghilangkan bau yang masih tersisa setelah menggosokkan tangan ke tanah atau setelah mencucinya dengan alat pensuci yang lain.
- Perlu untuk sudah menetapkan niat ketika mencuci kemaluan pada awal mandi junub supaya ia tidak perlu untuk mengulanginya sekali lagi.
- Dalam hadits pertama, disebutkan bahwa beliau berwudhu` seperti wudhu` untuk shalat dan hal ini menuntut untuk mencuci kedua kaki. Hadits ini menjelaskan bahwa mencuci kaki dilakukan setelah membasuh seluruh tubuh. Dan alangkah bagusnya mengumpulkan antara keduanya. Yaitu dengan cara bahwa beliau wudhu` dengan wudhu` yang sempurna seperti pada hadits Maimunah. Akan tetapi ia mencuci kedua kaki pada kali yang kedua setelah membasuh seluruh tubuh di tempat lain. Karena tempat ia mandi tadi terkena kotoran.
- Dalam hadits ini Maimunah datang membawa handuk agar Nabi membersihkan anggota tubuh dengannya. Namun beliau tidak menerimanya dan beliau mengibaskan air menggunakan dua tangan beliau.
- Tidak wajib menggosok-gosok tubuh ketika mandi. Sebagaimana menggosok-gosok di dalam wudhu` merupakan hal yang sunnah.
- Bahwa beliau tidak mencuci anggota wudhu` dalam mandi junub setelah beliau cuci ketika wudhu`. An-Nawawi telah menshahihkan bahwa satu kali basuhan anggota wudhu` sudah mencukupi dari wudhu` dan junub.
- Bahwa membasuh tubuh itu satu kali saja. Sebagian ulama berpendapat tiga kali dikiaskan kepada wudhu`. Akan tetapi tidak ada kias ketika ada nash dalil. Pendapat inilah yang dipilih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan syaikh kami ‘Abdurrahman As-Sa’di, dan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab Ahmad.
[1] رَوَاهُ الۡبُخَارِيُّ (٢٧٤) فِي الۡغُسۡلِ، وَمُسۡلِمٌ رَقۡم (٣١٧) فِي الۡحَيۡضِ، وَرَوَاهُ أَيۡضًا أَبُو دَاوُدَ (٢٤٥) فِي الطَّهَارَةِ، وَالتِّرۡمِذِيُّ (١٠٣) فِي الطَّهَارَةِ، وَالنَّسَائِيُّ (١/١٣٧، ١٣٨) فِي الطَّهَارَةِ.