٢٠٥ – (صحيح) أَخۡبَرَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ سَلَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ الۡحَارِثِ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ وَعَمۡرَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ، أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ - خَتَنَةَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، وَتَحۡتَ عَبۡدِ الرَّحۡمَنِ بۡنِ عَوۡفٍ - اسۡتُحِيضَتۡ سَبۡعَ سِنِينَ، اسۡتَفۡتَتۡ رَسُولَ اللهِ ﷺ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ هَذِهِ لَيۡسَتۡ بِالۡحَيۡضَةِ، وَلَكِنۡ هَذَا عِرۡقٌ؛ فَاغۡتَسِلِي وَصَلِّي). [المصدر نفسه، ق].
205. Muhammad bin Salamah telah mengabarkan kepada kami, beliau berkata: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, dari 'Amr bin Al-Harits, dari Ibnu Syihab, dari 'Urwah dan 'Amrah, dari 'Aisyah, bahwa Ummu Habibah -ipar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan istri 'Abdurrahman bin 'Auf- mengalami istihadhah selama tujuh tahun. Maka, beliau meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai hal itu. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini bukan darah haid, akan tetapi ini adalah darah yang berasal dari urat. Maka, mandilah dan shalatlah.”