١٩ – بَابُ مَا جَاءَ إِذَا اسۡتَيۡقَظَ أَحَدُكُمۡ مِنۡ مَنَامِهِ فَلَا يَغۡمِسَنَّ يَدَهُ فِي الۡإِنَاءِ حَتَّى يَغۡسِلَهَا
19. Bab apabila salah seorang kalian bangun dari tidur malam, maka janganlah sekali-kali ia mencelupkan tangannya ke dalam bejana sampai ia membasuhnya
٢٤ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ أَحۡمَدُ بۡنُ بَكَّارٍ الدِّمَشۡقِيُّ مِنۡ وَلَدِ بُسۡرِ بۡنِ أَرۡطَاةَ صَاحِبِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: حَدَّثَنَا الۡوَلِيدُ بۡنُ مُسۡلِمٍ، عَنِ الۡأَوۡزَاعِيِّ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ الۡمُسَيَّبِ وَأَبِي سَلَمَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: (إِذَا اسۡتَيۡقَظَ أَحَدُكُمۡ مِنَ اللَّيۡلِ فَلَا يُدۡخِلۡ يَدَهُ فِي الۡإِنَاءِ حَتَّى يُفۡرِغَ عَلَيۡهَا مَرَّتَيۡنِ أَوۡ ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدۡرِي أَيۡنَ بَاتَتۡ يَدُهُ). وَفِي الۡبَابِ عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، وَجَابِرٍ، وَعَائِشَةَ. هَٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. قَالَ الشَّافِعِيُّ: أُحِبُّ لِكُلِّ مَنِ اسۡتَيۡقَظَ مِنَ النَّوۡمِ، قَائِلَةً كَانَتۡ أَوۡ غَيۡرَهَا: أَنۡ لَا يُدۡخِلَ يَدَهُ فِي وَضُوئِهِ حَتَّى يَغۡسِلَهَا، فَإِنۡ أَدۡخَلَ يَدَهُ قَبۡلَ أَنۡ يَغۡسِلَهَا كَرِهۡتُ ذٰلِكَ لَهُ، وَلَمۡ يُفۡسِدۡ ذٰلِكَ الۡمَاءَ إِذَا لَمۡ يَكُنۡ عَلَى يَدِهِ نَجَاسَةٌ. وَقَالَ أَحۡمَدُ بۡنُ حَنۡبَلَ: إِذَا اسۡتَيۡقَظَ مِنَ اللَّيۡلِ فَأَدۡخَلَ يَدَهُ فِي وَضُوئِهِ قَبۡلَ أَنۡ يَغۡسِلَهَا فَأَعۡجَبُ إِلَيَّ أَنۡ يُهرِيقَ الۡمَاءَ. وَقَالَ إِسۡحَاقُ: إِذَا اسۡتَيۡقَظَ مِنَ النَّوۡمِ بِاللَّيۡلِ أَوۡ بِالنَّهَارِ فَلَا يُدۡخِلۡ يَدَهُ فِي وَضُوئِهِ حَتَّى يَغۡسِلَهَا. [(ابن ماجه)(٣٩٣): ق، وليس عند خ العدد].
24. Abul Walid Ahmad bin Bakkar Ad-Dimasyqi termasuk dari keturunan Busr bin Arthaah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Al-Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, dari Al-Auza’i, dari Az-Zuhri, dari Sa’id bin Al-Musayyab dan Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang kalian bangun di malam hari, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana sampai ia menuangkan air ke tangannya dua atau tiga kali. Karena ia tidak tahu di mana tangannya bermalam.” Dalam bab ini ada hadis dari Ibnu ‘Umar, Jabir, dan ‘Aisyah. Ini adalah hadis hasan sahih. Asy-Syafi’i mengatakan: Aku menyukai bagi setiap siapa saja yang bangun tidur, baik tidur siang atau selainnya, untuk tidak memasukkan tangannya ke tempat wudu sampai ia membasuhnya. Apabila ia sudah terlanjur memasukkan tangannya sebelum membasuhnya, aku membenci hal itu, namun itu tidak membuat najis air tersebut apabila tidak ada najis di tangannya. Ahmad bin Hanbal mengatakan: Apabila seseorang bangun dari tidur malam, lalu memasukkan tangannya ke dalam tempat wudu sebelum membasuhnya, maka aku suka agar ia menumpahkan air tersebut. Ishaq mengatakan: Apabila seseorang bangun tidur baik malam ataupun siang, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam tempat wudu sampai ia membasuhnya terlebih dulu.