Cari Blog Ini

Asy Syariah Karya Al Ajurri

Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia demi sebuah tujuan mulia. Telah kita semua ketahui bahwa tujuan itu adalah beribadah kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya. Karena itulah, Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan kitab-Nya. Dengan membawa misi itu pulalah, Allah subhanahu wa ta’ala mengutus para nabi dan rasul-Nya.

Namun, semakin jauh suatu masa dari masa diutusnya para nabi dan rasul, umat pun semakin melenceng dari jalan yang dibimbingkan oleh nabi dan rasul mereka. Jadilah, berbagai pemikiran menyimpang bermunculan, yang akhirnya diterima oleh orang-orang yang dangkal agama.

Segala puji bagi Allah yang senantiasa menjaga agama ini. Akan senantiasa ada segolongan dari umat ini yang tetap di atas landasan kebenaran. Merekalah para pewaris nabi yang mengambil dari sumber murni bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dari Al Quran maupun hadisnya. Merekalah yang akan bangkit meluruskan penyelewengan agama ini. Mereka itulah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan di dalam hadisnya:
يَحۡمِلُ هَذَا الۡعِلۡمَ مِنۡ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ يَنۡفَوۡنَ عَنۡهُ تَحۡرِيفَ الۡغَالِينَ وَانۡتِحَالَ الۡمُبۡطِلِينَ وَتَأۡوِيلَ الۡجَاهِلِينَ
“Yang membawa ilmu syariat ini dari setiap generasi adalah orang yang terpercaya dari segi agamanya. Mereka itulah yang menghilangkan penyelewengan orang yang berbuat melampaui batas, pengakuan orang yang mengikuti hawa nafsu, dan penakwilan orang yang bodoh.” [H.R. Al Baihaqi, dari sahabat Ibrahim bin Abdirrahman Al ‘Adzari radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani di dalam Al Misykah]

Ya, dengan perantara tangan merekalah, Allah subhanahu wa ta’ala menjaga agama ini, agar tetap murni dan suci sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala turunkan. Meskipun jumlah mereka tidak sebanding dengan jumlah pengekor kesesatan, walaupun banyak yang menuding mereka sebagai pemecah persatuan, mereka tetap tegak membela agama Allah dan membersihkannya dari kotoran.

Imam Abu Bakar Muhammad bin Husain Al Ajurri rahimahullah (wafat 360 H/970 M) adalah salah satu dari mereka. Allah subhanahu wa ta’ala memilih beliau untuk mendakwahkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lurus. Allah subhanahu wa ta’ala memilih beliau sebagai salah seorang yang memberangus berbagai kesesatan di tengah umat.

Kitab Asy Syariah yang beliau tulis sebagai buktinya. Satu jilid kitab yang beliau tulis ini mengandung penjagaan terhadap agama Islam ini, akidah terkhusus. Tak hanya menjelaskan kebenaran, beliau juga membantah kelompok-kelompok pengekor hawa nafsu.

Beginilah Imam Muhammad bin Husain Al Ajurri rahimahullah sendiri mendeskripsikan kitab beliau serta menyampaikan tujuan di balik penyusunannya:
قَدۡ رَسَمۡتُ فِي هَذَا الۡكِتَابِ – وَهُوَ كِتَابُ الشَّرِيعَةِ – مِنۡ أَوَّلِهِ إِلَى آخِرِهِ، مَا أَعۡلَمُ أَنَّ جَمِيعَ مَنۡ شَمۡلُهُ الۡإِسۡلَامُ مُحۡتَاجٌ إِلَى عِلۡمِهِ لِفَسَادِ مَذَاهِبِ كَثِيرٍ مِنَ النَّاسِ، وَلِمَا قَدۡ ظَهَرَ كَثِيرٌ مِنَ الۡأَهۡوَاءِ الضَّالَّةِ وَالِبۡدَعِ الۡمُتَوَاتِرَةِ مَا أَعۡلَمُ أَنَّ أَهۡلَ الۡحَقِّ تَقۡوِي بِهِ نُفُوسَهُمۡ، وَمَقۡمَعَةٌ لِأَهۡلِ الۡبِدَعِ وَالضَّلَالَةِ عَلَى حَسۡبِ مَا عَلَّمَنِيَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَالۡحَمۡدُ لِلهِ عَلَى ذَلِكَ.
“Aku menuliskan di dalam kitab ini –yaitu kitab Asy Syariah-, dari awal sampai akhirnya, apa yang aku ketahui bahwa setiap orang yang menisbatkan kepada Islam memerlukannya. Hal ini disebabkan rusaknya pemikiran banyak dari manusia dan karena munculnya ragam hawa nafsu kesesatan serta bid’ah yang menyebar. Sebatas apa yang aku mengetahui bahwa penganut kebenaran akan mengambil manfaat untuk menjaga diri dengannya. Selain itu, ini juga sebagai bentuk pukulan terhadap ahlul bid’ah dan kesesatan sekadar apa yang Allah ajarkan kepadaku. Maka, pujian hanya kepada Allah atas hal itu.”

METODE PENULISAN


Imam Muhammad bin Husain Al Ajurri rahimahullah menyusun kitab ini dengan metode para ulama salaf, seperti Imam Al Bukhari rahimahullah (wafat 256 H), para penyusun kitab Sunan: At Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan An Nasa’i. Beliau, sebagaimana para ulama tadi, dalam karyanya sarat dengan ayat dan riwayat-riwayat, baik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat. Namun tidak hanya riwayat, di dalam kitab ini, Imam Al Ajurri juga memberikan pendahuluan berupa kesimpulan dan benang merah yang bisa diambil dari riwayat-riwayat tersebut.

Beliau memaparkan mazhab Ahlus Sunnah yang beliau anut ini dengan metode tanya jawab. Seolah-olah ada orang yang bertanya, kemudian beliau menjelaskan. Dengan cara ini, insya Allah pembaca menjadi lebih menghayati dan memahami alur syubhat serta bantahannya.

Awal pembahasan, Imam Muhammad bin Husain Al Ajurri rahimahullah memulainya dengan kewajiban untuk berpegang teguh dengan jamaah dan tidak berpecah belah. Setelah itu, beliau pun menyebutkan realita yang akan ditemui umat ini berupa perpecahan di antara mereka. Kemudian, beliau menyebutkan tentang kelompok sesat pertama, Khawarij, disertai dengan dalil-dalil dari hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan jeleknya mereka.

Demikian seterusnya, hingga beliau menyelesaikan bab demi bab dalam kitab beliau ini. Jadilah, di dalam kitab yang mulia ini terkandung pelurusan terhadap akidah-akidah keliru yang dianut oleh sebagian kaum muslimin. Di antaranya adalah pelurusan tentang masalah iman yang kelompok Murjiah tergelincir padanya. Ada juga pelurusan tentang masalah takdir yang Qadariyah dan Jabriyah keliru di dalamnya. Disebutkan pula mengenai pelurusan ucapan kufur, “Al Quran adalah makhluk” yang Mu’tazilah menjadi gembongnya. Pada akhir pembahasan, Imam Al Ajurri rahimahullah menyampaikan keutamaan yang Allah subhanahu wa ta’ala anugerahkan kepada Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak diberikan kepada yang lainnya.

Demikianlah sekilas apa yang Imam Ajurri rahimahullah sampaikan di dalam kitabnya tersebut. Karena itulah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan dalam Minhajus Sunnah bahwa Kitab Asy Syariah ini sebagai salah satu buku referensi yang terpercaya di kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allahu a’lam bish shawab.

Sumber: Majalah Qudwah edisi 32 vol.03 1436 H/ 2015 M, rubrik Maktabah. Pemateri: Ustadz Abu Yusuf Abdurrahman.