٢ – بَابُ قَوۡلِ النَّبِيِّ ﷺ: (مَنِ اسۡتَطَاعَ مِنۡكُمُ الۡبَاءَةَ فَلۡيَتَزَوَّجۡ لِأَنَّهُ أَغَضُّ لِلۡبَصَرِ وَأَحۡصَنُ لِلۡفَرۡجِ). وَهَلۡ يَتَزَوَّجُ مَنۡ لَا أَرَبَ لَهُ فِي النِّكَاحِ؟
2. Bab sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka hendaknya dia menikah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.” Dan apakah orang yang tidak punya keinginan menikah boleh menikah?
٥٠٦٥ – حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ حَفۡصٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ قَالَ: حَدَّثَنِي إِبۡرَاهِيمُ، عَنۡ عَلۡقَمَةَ قَالَ: كُنۡتُ مَعَ عَبۡدِ اللهِ، فَلَقِيَهُ عُثۡمَانُ بِمِنًى، فَقَالَ: يَا أَبَا عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ، إِنَّ لِي إِلَيۡكَ حَاجَةً، فَخَلَيَا، فَقَالَ عُثۡمَانُ: هَلۡ لَكَ يَا أَبَا عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ فِي أَنۡ نُزَوِّجَكَ بِكۡرًا تُذَكِّرُكَ مَا كُنۡتَ تَعۡهَدُ؟ فَلَمَّا رَأَى عَبۡدُ اللهِ أَنۡ لَيۡسَ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى هٰذَا أَشَارَ إِلَيَّ، فَقَالَ: يَا عَلۡقَمَةُ، فَانۡتَهَيۡتُ إِلَيۡهِ وَهُوَ يَقُولُ: أَمَا لَئِنۡ قُلۡتَ ذٰلِكَ، لَقَدۡ قَالَ لَنَا النَّبِيُّ ﷺ: (يَا مَعۡشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسۡتَطَاعَ مِنۡكُمُ الۡبَاءَةَ فَلۡيَتَزَوَّجۡ، وَمَنۡ لَمۡ يَسۡتَطِعۡ فَعَلَيۡهِ بِالصَّوۡمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ). [طرفه في: ١٩٠٥].
5065. ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ibrahim menceritakan kepadaku, dari ‘Alqamah, beliau berkata: Aku pernah bersama ‘Abdullah. Kemudian beliau berjumpa dengan ‘Utsman di Mina. ‘Utsman berkata: Wahai Abu ‘Abdurrahman, sungguh aku ada keperluan denganmu. Maka keduanya menyepi. ‘Utsman berkata: Wahai Abu ‘Abdurrahman, apakah engkau ingin agar kami menikahkan engkau dengan seorang perawan yang dapat mengingatkanmu pada masa lalumu? Ketika ‘Abdullah melihat bahwa dirinya tidak berhasrat menikah, beliau memberi isyarat kepadaku. Lalu beliau berkata: Wahai ‘Alqamah. Aku pun mendekat kepadanya. Beliau melanjutkan: Jika engkau mengatakan itu, maka sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda kepada kami, “Wahai sekalian pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka hendaknya dia menikah. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaknya dia berpuasa, karena puasa dapat memutus syahwatnya.”