٦٨٣٨ – حَبِيبَةُ بِنۡتُ سَهۡلٍ الۡأَنۡصَارِيَّةُ
6838. Habibah binti Sahl Al-Anshariyyah
ب د ع: حَبِيبَةُ بِنۡتُ سَهۡلٍ الۡأَنۡصَارِيَّةُ، أَرَادَ النَّبِيُّ ﷺ أَنۡ يَتَزَوَّجَهَا ثُمَّ تَرَكَهَا فَتَزَوَّجَهَا ثَابِتُ بۡنُ قَيۡسِ بۡنِ شَمَّاسٍ.
رَوَتۡ عَنۡهَا عَمۡرَةُ.
Habibah binti Sahl Al-Anshariyyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak menikahinya, namun beliau meninggalkannya. Lalu Tsabit bin Qais bin Syammas menikahinya.
وَهِيَ الَّتِي اخۡتَلَعَتۡ مِنۡ زَوۡجِهَا ثَابِتِ بۡنِ قَيۡسِ بۡنِ شَمَّاسٍ، وَقَدۡ تَقَدَّمَ أَنَّ الَّتِي اخۡتَلَعَتۡ مِنۡهُ جَمِيلَةُ بِنۡتُ أُبَيٍّ ابۡنِ سَلُولٍ.
Dia adalah yang mengajukan khuluk dari suaminya, yaitu Tsabit bin Qais bin Syammas. Dan telah berlalu bahwa wanita yang mengajukan khuluk terhadap Tsabit adalah Jamilah binti Ubayy bin Salul.
أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ الۡوَهَّابِ بۡنُ هِبَةِ اللهِ بِإِسۡنَادِهِ عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَحۡمَدَ: حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡقُدُّوسِ بۡنِ بَكۡرِ بۡنِ خُنَيۡسٍ أَخۡبَرَنَا حَجَّاجٌ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ شُعَيۡبٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَمۡرٍو.
(ح) وَالۡحَجَّاجُ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ سُلَيۡمَانَ بۡنِ أَبِي حَثۡمَةَ، عَنۡ عَمِّهِ سَهۡلِ بۡنِ أَبِي حَثۡمَةَ قَالَا: كَانَتۡ حَبِيبَةُ بِنۡتُ سَهۡلٍ تَحۡتَ ثَابِتِ بۡنِ قَيۡسِ بۡنِ شَمَّاسٍ فَكَرِهَتۡهُ، وَكَانَ رَجُلًا دَمِيمًا، فَجَاءَتۡ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَتۡ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي لَأَرَاهُ، وَلَوۡلَا مَخَافَةَ اللهِ لَبَزَقۡتُ فِي وَجۡهِهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (تَرُدِّينَ عَلَيۡهِ حَدِيقَتَهُ الَّتِي أَصۡدَقَكَ؟) قَالَتۡ: نَعَمۡ، فَأَرۡسَلَ إِلَيۡهِ فَرَدَّتۡ عَلَيۡهِ حَدِيقَتَهُ، وَفَرَّقَ بَيۡنَهُمَا.
وَكَانَ ذٰلِكَ أَوَّلُ خُلۡعٍ فِي الۡإِسۡلَامِ.
‘Abdul Wahhab bin Hibatullah telah mengabarkan kepada kami dengan sanadnya dari ‘Abdullah bin Ahmad: Ayahku menceritakan kepadaku: ‘Abdul Quddus bin Bakr bin Khunais menceritakan kepada kami: Hajjaj mengabarkan kepada kami dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari ‘Abdullah bin ‘Amr. (Dalam riwayat lain) Al Hajjaj dari Muhammad bin Sulaiman bin Abu Hatsmah, dari pamannya, yaitu Sahl bin Abu Hatsmah. Keduanya berkata: Habibah binti Sahl pernah menjadi istri Tsabit bin Qais bin Syammas, lalu Habibah tidak menyukai Tsabit. Tsabit adalah lelaki yang buruk rupa.
Lalu Habibah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar melihatnya, kalau tidak karena takut kepada Allah, tentu aku akan meludah ke wajahnya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Engkau bisa mengembalikan kebun yang telah ia berikan kepadamu sebagai mahar?”
Habibah menjawab, “Iya.”
Nabi mengutus utusan kepada Tsabit lalu Habibah mengembalikan kebunnya dan Nabi memisahkan keduanya.
Itu adalah khuluk yang pertama terjadi di dalam Islam.
وَرَوَاهُ ابۡنُ جُرَيۡجٍ، وَيَزِيدُ بۡنُ هَارُونَ، وَهُشَيۡمٌ، وَيَحۡيَى بۡنُ أَبِي زَائِدَةَ؛ عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ الۡأَنۡصَارِيِّ، عَنۡ عَمۡرَةَ، عَنۡ حَبِيبَةَ وَقَالُوا: فَتَزَوَّجَهَا ثَابِتٌ، وَكَانَ فِي خُلُقِ ثَابِتٍ شِدَّةٌ فَضَرَبَهَا، وَذَكَرُوا الۡخُلۡعَ.
Ibnu Juraij, Yazid bin Harun, Husyaim, dan Yahya bin Abu Za`idah telah meriwayatkannya dari Yahya bin Sa’id Al-Anshari, dari ‘Amrah, dari Habibah. Mereka mengatakan: Tsabit menikahinya dan Tsabit memiliki sifat keras dalam akhlak lalu Tsabit pernah memukul Habibah. Mereka juga menyebutkan tentang khuluk.
أَخۡرَجَهُ الثَّلَاثَةُ، قَالَ أَبُو عُمَرَ: جَائِزٌ أَنۡ يَكُونَ حَبِيبَةُ وَجَمِيلَةُ بِنۡتُ أُبَيٍّ اخۡتَلَعَتَا مِنۡ ثَابِتٍ، وَاللهُ أَعۡلَمُ.
Biografi beliau disebutkan oleh tiga orang (Ibnu Mandah, Abu Nu’aim, dan Abu ‘Umar). Abu ‘Umar berkata: Bisa saja Habibah dan Jamilah binti Ubayy keduanya mengajukan khuluk dari Tsabit. Wallahualam.