٤١ – بَابُ الۡإِسۡلَامِ بَدَأَ غَرِيبًا
41. Bab Islam mulai dalam keadaan asing
٢٧٥٥ – حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بۡنُ عَدِيٍّ، حَدَّثَنَا حَفۡصُ بۡنُ غِيَاثٍ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنۡ أَبِي الۡأَحۡوَصِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيۡهِ وَسَلَّمَ: (إِنَّ الۡإِسۡلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ غَرِيبًا) أَظُنُّ حَفۡصًا قَالَ: (فَطُوبَى لِلۡغُرَبَاءِ) قِيلَ: وَمَنِ الۡغُرَبَاءُ؟ قَالَ: (النُّزَّاعُ مِنَ الۡقَبَائِلِ).
2755. Zakariyya bin ‘Adi telah menceritakan kepada kami: Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Ishaq, dari Abu Al-Ahwash, dari ‘Abdullah. Beliau mengatakan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Islam mulai dalam keadaan garib dan akan kembali dalam keadaan garib.”
Aku menyangka Hafsh berkata, “Maka, kebahagiaan bagi orang-orang yang garib.”
Ada yang bertanya, “Siapa orang-orang yang garib itu?”
Rasulullah menjawab, “Orang-orang yang terasing dari kabilah-kabilah.”