Cari Blog Ini

Sunan Abu Dawud hadis nomor 5132

٥١٣٢ - (صحيح) حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ صَالِحٍ وَأَحۡمَدُ بۡنُ عَمۡرِو بۡنِ السَّرۡحِ، قَالَا: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ بۡنُ عُيَيۡنَةَ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ وَهۡبِ بۡنِ مُنَبِّهٍ، عَنۡ أَخِيهِ، عَنۡ مُعَاوِيَةَ: [اشۡفَعُوا تُؤۡجَرُوا] فَإِنِّي لَأُرِيدُ الۡأَمۡرَ فَأُؤَخِّرُهُ كَيۡمَا تَشۡفَعُوا فَتُؤۡجَرُوا؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (اشۡفَعُوا تُؤۡجَرُوا). [(النسائي)(٢٥٥٧)].

5132. [Sahih] Ahmad bin Shalih dan Ahmad bin ‘Amr bin As-Sarh telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Sufyan bin ‘Uyainah menceritakan kepada kami dari ‘Amr bin Dinar, dari Wahb bin Munabbih, dari saudaranya, dari Mu’awiyah:

Berilah bantuan dengan perantaraan kalian, niscaya kalian akan diberi pahala; karena sesungguhnya aku benar-benar menghendaki suatu perkara, lalu aku menundanya, supaya kalian bisa memberi bantuan dengan perantaraan kalian, lalu kalian akan diberi pahala. Sesungguhnya Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Berilah bantuan dengan perantaraan kalian! Niscaya kalian akan diberi pahala.”

Shahih Muslim hadis nomor 199

٣٣٨ - (١٩٩) - حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ وَأَبُو كُرَيۡبٍ - وَاللَّفۡظُ لِأَبِي كُرَيۡبٍ – قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعۡوَةٌ مُسۡتَجَابَةٌ. فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعۡوَتَهُ. وَإِنِّي اخۡتَبَأۡتُ دَعۡوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ، فَهِيَ نَائِلَةٌ - إِنۡ شَاءَ اللهُ - مَنۡ مَاتَ مِنۡ أُمَّتِي لَا يُشۡرِكُ بِاللهِ شَيۡئًا).

338. (199). Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami. Lafal hadis ini milik Abu Kuraib. Keduanya berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Seluruh nabi memiliki sebuah doa yang mustajab. Tetapi setiap nabi menyegerakan doanya dan sesungguhnya aku menyimpan doaku untuk syafaat bagi umatku pada hari kiamat. Doaku itu insya Allah akan mengenai orang-orang dari kalangan umatku yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Allah.”

٣٣٩ - (...) - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ عُمَارَةَ - وَهُوَ ابۡنُ الۡقَعۡقَاعِ -، عَنۡ أَبِي زُرۡعَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعۡوَةٌ مُسۡتَجَابَةٌ يَدۡعُو بِهَا، فَيُسۡتَجَابُ لَهُ فَيُؤۡتَاهَا. وَإِنِّي اخۡتَبَأۡتُ دَعۡوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ).

339. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari ‘Umarah bin Al-Qa’qa’, dari Abu Zur’ah, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Seluruh nabi memiliki sebuah doa yang mustajab yang dipanjatkan, lalu doa itu dikabulkan. Sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat.”

٣٤٠ - (...) - حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ مُعَاذٍ الۡعَنۡبَرِيُّ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ عَنۡ مُحَمَّدٍ - وَهُوَ ابۡنُ زِيَادٍ – قَالَ: سَمِعۡتُ أَبَا هُرَيۡرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعۡوَةٌ دَعَا بِهَا فِي أُمَّتِهِ فَاسۡتُجِيبَ لَهُ. وَإِنِّي أُرِيدُ - إِنۡ شَاءَ اللهُ - أَنۡ أُؤَخِّرَ دَعۡوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ).

340. ‘Ubaidullah bin Mu’adz Al-‘Anbari telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ziyad. Beliau berkata: Aku mendengar Abu Hurairah mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Setiap nabi memiliki sebuah doa yang dipanjatkan untuk umatnya lalu dikabulkan. Sesungguhnya aku ingin, insya Allah, menunda doaku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat.”

Shahih Muslim hadis nomor 221

٩٥ - بَابُ كَوۡنِ هٰذِهِ الۡأُمَّةِ نِصۡفَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ
95. Bab umat ini menjadi separuh penduduk janah


٣٧٦ - (٢٢١) - حَدَّثَنَا هَنَّادُ بۡنُ السَّرِيِّ: حَدَّثَنَا أَبُو الۡأَحۡوَصِ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ مَيۡمُونٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَمَا تَرۡضَوۡنَ أَنۡ تَكُونُوا رُبُعَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ؟) قَالَ فَكَبَّرۡنَا، ثُمَّ قَالَ: (أَمَا تَرۡضَوۡنَ أَنۡ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ؟) قَالَ: فَكَبَّرۡنَا، ثُمَّ قَالَ: (إِنِّي لَأَرۡجُو أَنۡ تَكُونُوا شَطۡرَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ. وَسَأُخۡبِرُكُمۡ عَنۡ ذٰلِكَ: مَا الۡمُسۡلِمُونَ فِي الۡكُفَّارِ إِلَّا كَشَعۡرَةٍ بَيۡضَاءَ فِي ثَوۡرٍ أَسۡوَدَ، أَوۡ كَشَعۡرَةٍ سَوۡدَاءَ فِي ثَوۡرٍ أَبۡيَضَ).

[البخاري: كتاب الرقاق، باب الحشر، رقم: ٦٥٢٨].

376. (221). Hannad bin As-Sari telah menceritakan kepada kami: Abu Al-Ahwash menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari ‘Amr bin Maimun, dari ‘Abdullah. Beliau berkata:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya kepada kami, “Apakah kalian rida menjadi seperempat penduduk janah?”

‘Abdullah berkata: Kami bertakbir.

Kemudian Rasulullah bertanya, “Apakah kalian rida menjadi sepertiga penduduk janah?”

‘Abdullah berkata: Kami bertakbir.

Kemudian Rasulullah bertanya, “Sesungguhnya aku benar-benar mengharap kalian menjadi separuh penduduk janah. Aku akan mengabarkan kalian akan hal itu: Tidaklah kaum muslimin di antara orang-orang kafir kecuali seperti (perbandingan jumlah) satu helai bulu putih di tubuh seekor banteng hitam atau seperti satu helai bulu hitam di tubuh seekor banteng putih.”

٣٧٧ - (...) - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّىٰ وَمُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ - وَاللَّفۡظُ لِابۡنِ الۡمُثَنَّىٰ – قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ مَيۡمُونٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ فِي قُبَّةٍ، نَحۡوًا مِنۡ أَرۡبَعِينَ رَجُلًا فَقَالَ: (أَتَرۡضَوۡنَ أَنۡ تَكُونُوا رُبُعَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ؟) قَالَ: قُلۡنَا: نَعَمۡ، فَقَالَ: (أَتَرۡضَوۡنَ أَنۡ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ؟) فَقُلۡنَا: نَعَمۡ، فَقَالَ: (وَالَّذِي نَفۡسِي بِيَدِهِ، إِنِّي لَأَرۡجُو أَنۡ تَكُونُوا نِصۡفَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ. وَذَاكَ أَنَّ الۡجَنَّةَ لَا يَدۡخُلُهَا إِلَّا نَفۡسٌ مُسۡلِمَةٌ، وَمَا أَنۡتُمۡ فِي أَهۡلِ الشِّرۡكِ إِلَّا كَالشَّعۡرَةِ الۡبَيۡضَاءِ فِي جِلۡدِ الثَّوۡرِ الۡأَسۡوَدِ. أَوۡ كَالشَّعۡرَةِ السَّوۡدَاءِ فِي جِلۡدِ الثَّوۡرِ الۡأَحۡمَرِ).

377. Muhammad bin Al-Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami. Lafal hadis ini milik Ibnu Al-Mutsanna. Keduanya berkata: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari ‘Amr bin Maimun, dari ‘Abdullah.

Beliau berkata: Kami sekitar empat puluh orang pernah bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam sebuah tenda. Beliau bertanya, “Apakah kalian rida menjadi seperempat penduduk janah?”

‘Abdullah berkata: Kami menjawab, “Iya.”

Beliau bertanya, “Apakah kalian rida menjadi sepertiga penduduk janah?”

Kami menjawab, “Iya.”

Beliau bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku benar-benar berharap kalian menjadi separuh penduduk janah. Hal itu karena janah tidak dimasuki kecuali oleh jiwa yang tunduk. Tidaklah (jumlah) kalian dibandingkan orang-orang musyrik kecuali bagaikan sehelai bulu putih di kulit banteng hitam atau bagaikan sehelai bulu hitam di kulit banteng merah.”

٣٧٨ - (...) - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ نُمَيۡرٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا مَالِكٌ - وَهُوَ ابۡنُ مِغۡوَلٍ - عَنۡ أَبِي إِسۡحَاقَ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ مَيۡمُونٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فَأَسۡنَدَ ظَهۡرَهُ إِلَى قُبَّةِ أَدَمٍ، فَقَالَ: (أَلَا لَا يَدۡخُلُ الۡجَنَّةَ إِلَّا نَفۡسٌ مُسۡلِمَةٌ. اللّٰهُمَّ هَلۡ بَلَّغۡتُ؟ اللّٰهُمَّ اشۡهَدۡ. أَتُحِبُّونَ أَنَّكُمۡ رُبُعُ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ؟) فَقُلۡنَا: نَعَمۡ يَا رَسُولَ اللهِ. فَقَالَ: (أَتُحِبُّونَ أَنۡ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ؟) قَالُوا: نَعَمۡ، يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: (إِنِّي لَأَرۡجُو أَنۡ تَكُونُوا شَطۡرَ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ، مَا أَنۡتُمۡ فِي سِوَاكُمۡ مِنَ الۡأُمَمِ إِلَّا كَالشَّعۡرَةِ السَّوۡدَاءِ فِي الثَّوۡرِ الۡأَبۡيَضِ، أَوۡ كَالشَّعۡرَةِ الۡبَيۡضَاءِ فِي الثَّوۡرِ الۡأَسۡوَدِ).

378. Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Malik bin Mighwal menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari ‘Amr bin Maimun, dari ‘Abdullah. Beliau berkata:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkhotbah kepada kami lalu beliau menyandarkan punggungnya ke kemah dari kulit binatang. Beliau bersabda, “Ketahuilah! Tidaklah masuk janah kecuali jiwa yang tunduk. Ya Allah, apakah aku telah menyampaikan? Ya Allah, saksikanlah. Apakah kalian suka jika kalian menjadi seperempat penduduk janah?”

Kami menjawab, “Iya wahai Rasulullah.”

Rasulullah bertanya, “Apakah kalian suka menjadi sepertiga penduduk janah?”

Mereka menjawab, “Iya wahai Rasulullah.”

Rasulullah bersabda, “Sungguh aku benar-benar berharap kalian menjadi separuh penduduk janah. Tidaklah (jumlah) kalian dibandingkan dengan umat-umat selain kalian kecuali seperti sehelai bulu hitam di tubuh banteng putih atau seperti sehelai bulu putih di tubuh banteng hitam.”

Sunan At-Tirmidzi hadis nomor 3578

١١٩ - بَابٌ
119. Bab


٣٥٧٨ - (صحيح) حَدَّثَنَا مَحۡمُودُ بۡنُ غَيۡلَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ أَبِي جَعۡفَرٍ، عَنۡ عُمَارَةَ بۡنِ خُزَيۡمَةَ بۡنِ ثَابِتٍ، عَنۡ عُثۡمَانَ بۡنِ حُنَيۡفٍ أَنَّ رَجُلًا ضَرِيرَ الۡبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: ادۡعُ اللهَ أَنۡ يُعَافِيَنِي قَالَ: (إِنۡ شِئۡتَ دَعَوۡتُ، وَإِنۡ شِئۡتَ صَبَرۡتَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَكَ). قَالَ: فَادۡعُهُ، قَالَ فَأَمَرَهُ أَنۡ يَتَوَضَّأَ فَيُحۡسِنَ وُضُوءَهُ وَيَدۡعُوَ بِهٰذَا الدُّعَاءِ: (اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسۡأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيۡكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحۡمَةِ، إِنِّي تَوَجَّهۡتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هٰذِهِ لِتُقۡضَى لِي، اللّٰهُمَّ فَشَفِّعۡهُ فِيَّ). هٰذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ لَا نَعۡرِفُهُ إِلَّا مِنۡ هٰذَا الۡوَجۡهِ، مِنۡ حَدِيثِ أَبِي جَعۡفَرٍ وَهُوَ الۡخَطۡمِيِّ. وَعُثۡمَانُ بۡنُ حُنَيۡفٍ، هُوَ أَخُو سَهۡلِ بۡنِ حُنَيۡفٍ. [(ابن ماجه)(١٣٨٥)].

3578. [Sahih] Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Utsman bin ‘Umar menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Abu Ja’far, dari ‘Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit, dari ‘Utsman bin Hunaif:

Ada seorang buta yang datang kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lalu berkata, “Berdoalah kepada Allah agar Dia menyembuhkanku.”

Nabi bersabda, “Jika engkau mau, aku akan doakan, dan jika engkau mau, engkau bersabar dan itu lebih baik bagimu.”

Orang itu berkata, “Berdoalah kepada Allah.”

Perawi berkata: Nabi menyuruhnya berwudu dengan baik dan berdoa dengan doa berikut ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui Nabi-Mu Muhammad, nabi yang penuh rahmat. (Wahai Nabi), sesungguhnya aku menghadap kepada Tuhanku denganmu dalam hajatku ini agar dikabulkan. Ya Allah, terimalah syafaat beliau untukku.”

Ini adalah hadis hasan sahih garib. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, dari hadis Abu Ja’far Al-Khathmi. ‘Utsman bin Hunaif adalah saudara Sahl bin Hunaif.

Shahih Muslim hadis nomor 489

٢٢٦ - (٤٨٩) - حَدَّثَنَا الۡحَكَمُ بۡنُ مُوسَىٰ أَبُو صَالِحٍ: حَدَّثَنَا هِقۡلُ بۡنُ زِيَادٍ، قَالَ: سَمِعۡتُ الۡأَوۡزَاعِيَّ. قَالَ: حَدَّثَنِي يَحۡيَىٰ بۡنُ أَبِي كَثِيرٍ: حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ: حَدَّثَنِي رَبِيعَةُ بۡنُ كَعۡبٍ الۡأَسۡلَمِيُّ؛ قَالَ: كُنۡتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَأَتَيۡتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ، فَقَالَ لِي: (سَلۡ). فَقُلۡتُ: أَسۡأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الۡجَنَّةِ. قَالَ: (أَوۡ غَيۡرَ ذٰلِكَ؟) قُلۡتُ: هُوَ ذَاكَ. قَالَ: (فَأَعِنِّي عَلَى نَفۡسِكَ بِكَثۡرَةِ السُّجُودِ).

226. (489). Al-Hakam bin Musa Abu Shalih telah menceritakan kepada kami: Hiql bin Ziyad menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Al-Auza’i. Beliau berkata: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku: Abu Salamah menceritakan kepadaku: Rabi’ah bin Ka’b Al-Aslami menceritakan kepadaku. Beliau berkata:

Aku pernah bermalam bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, lalu aku mendatangi beliau dengan membawa air wudu dan keperluan beliau. Beliau berkata kepadaku, “Mintalah!”

Aku berkata, “Aku meminta agar dapat menemanimu di dalam janah.”

Beliau bertanya, “Apa ada selain itu?”

Aku menjawab, “Itu saja.”

Beliau bersabda, “Bantulah aku untuk dirimu dengan banyak sujud.”

Shahih Muslim hadis nomor 2877

١٩ - بَابُ الۡأَمۡرِ بِحُسۡنِ الظَّنِّ بِاللهِ تَعَالَى عِنۡدَ الۡمَوۡتِ
19. Bab perintah husnuzan kepada Allah taala ketika hendak mati


٨١ - (٢٨٧٧) - حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ يَحۡيَىٰ: أَخۡبَرَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ زَكَرِيَّاءَ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ أَبِي سُفۡيَانَ، عَنۡ جَابِرٍ. قَالَ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ، قَبۡلَ وَفَاتِهِ بِثَلَاثٍ، يَقُولُ: (لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمۡ إِلَّا وَهُوَ يُحۡسِنُ بِاللهِ الظَّنَّ).

81. (2877). Yahya bin Yahya telah menceritakan kepada kami: Yahya bin Zakariyya` mengabarkan kepada kami dari Al-A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir. Beliau mengatakan: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, tiga malam sebelum wafatnya, bersabda, “Jangan sampai salah seorang kalian meninggal kecuali dalam keadaan husnuzan kepada Allah.”

(...) - وَحَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ. (ح) وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيۡبٍ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ. (ح) وَحَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: أَخۡبَرَنَا عِيسَى بۡنُ يُونُسَ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ. كُلُّهُمۡ عَنِ الۡأَعۡمَشِ، بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ، مِثۡلَهُ.

‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: ‘Isa bin Yunus dan Abu Mu’awiyah mengabarkan kepada kami. Mereka semua dari Al-A’masy melalui sanad ini semisal hadis tersebut.

٨٢ - (...) - وَحَدَّثَنِي أَبُو دَاوُدَ، سُلَيۡمَانُ بۡنُ مَعۡبَدٍ: حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ، عَارِمٌ: حَدَّثَنَا مَهۡدِيُّ بۡنُ مَيۡمُونٍ: حَدَّثَنَا وَاصِلٌ، عَنۡ أَبِي الزُّبَيۡرِ، عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ الۡأَنۡصَارِيِّ، قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ، قَبۡلَ مَوۡتِهِ بِثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، يَقُولُ: (لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمۡ إِلَّا وَهُوَ يُحۡسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ).

82. Abu Dawud Sulaiman bin Ma’bad telah menceritakan kepadaku: Abu An-Nu’man ‘Arim menceritakan kepada kami: Mahdi bin Maimun menceritakan kepada kami: Washil menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir bin ‘Abdullah Al-Anshari. Beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda tiga hari sebelum wafatnya, “Jangan sampai salah seorang kalian mati kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah—’azza wa jalla.”

Shahih Muslim hadis nomor 1646

١ - بَابُ النَّهۡىِ عَنِ الۡحَلِفِ بِغَيۡرِ اللهِ تَعَالَى
1. Bab larangan bersumpah dengan selain Allah taala


١ - (١٦٤٦) - وَحَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحۡمَدُ بۡنُ عَمۡرِو بۡنِ سَرۡحٍ: حَدَّثَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ، عَنۡ يُونُسَ. (ح) وَحَدَّثَنِي حَرۡمَلَةُ بۡنُ يَحۡيَىٰ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ: أَخۡبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ سَالِمِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعۡتُ عُمَرَ بۡنَ الۡخَطَّابِ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنۡهَاكُمۡ أَنۡ تَحۡلِفُوا بِآبَائِكُمۡ).

قَالَ عُمَرُ: فَوَاللهِ، مَا حَلَفۡتُ بِهَا مُنۡذُ سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ نَهَىٰ عَنۡهَا. ذَاكِرًا وَلَا آثِرًا.

[البخاري: كتاب الۡأيمان والنذور، باب لا تحلفوا بآبائكم، رقم: ٦٦٤٧].

1. (1646). Abu Ath-Thahir Ahmad bin ‘Amr bin Sarh telah menceritakan kepadaku: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami dari Yunus. (Dalam riwayat lain) Harmalah bin Yahya telah menceritakan kepadaku: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami: Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari Salim bin ‘Abdullah, dari ayahnya. Beliau berkata: Aku mendengar ‘Umar bin Al-Khaththab berkata:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya Allah—’azza wa jalla—melarang kalian bersumpah dengan ayah-ayah kalian.”

‘Umar berkata: Demi Allah, aku tidak bersumpah lagi dengannya semenjak aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melarangnya, baik aku sendiri yang menyebutkannya atau menukil dari orang lain.

٢ - (...) - وَحَدَّثَنِي عَبۡدُ الۡمَلِكِ بۡنُ شُعَيۡبِ بۡنِ اللَّيۡثِ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنۡ جَدِّي: حَدَّثَنِي عُقَيۡلُ بۡنُ خَالِدٍ. (ح) وَحَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ وَعَبۡدُ بۡنُ حُمَيۡدٍ. قَالَا: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ. كِلَاهُمَا عَنِ الزُّهۡرِيِّ، بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ، مِثۡلَهُ...

غَيۡرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ عُقَيۡلٍ: مَا حَلَفۡتُ بِهَا مُنۡذُ سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَنۡهَىٰ عَنۡهَا. وَلَا تَكَلَّمۡتُ بِهَا. وَلَمۡ يَقُلۡ: ذَاكِرًا وَلَا آثِرًا.

2. ‘Abdul Malik bin Syu’aib bin Al-Laits telah menceritakan kepadaku: Ayahku menceritakan kepadaku dari kakekku: ‘Uqail bin Khalid menceritakan kepadaku. (Dalam riwayat lain) Ishaq bin Ibrahim dan ‘Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami. Keduanya dari Az-Zuhri melalui sanad ini semisal hadis tersebut. Hanya saja di dalam hadis ‘Uqail: Aku tidak bersumpah lagi dengannya semenjak aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melarangnya dan aku tidak pula membicarakannya. Beliau tidak menyebutkan: baik aku sendiri yang menyebutkannya atau menukil dari orang lain.

(...) - وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ وَعَمۡرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيۡرُ بۡنُ حَرۡبٍ قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ بۡنُ عُيَيۡنَةَ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ سَالِمٍ، عَنۡ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعَ النَّبِيُّ ﷺ عُمَرَ وَهُوَ يَحۡلِفُ بِأَبِيهِ... بِمِثۡلِ رِوَايَةِ يُونُسَ وَمَعۡمَرٍ.

Abu Bakr bin Abu Syaibah, ‘Amr An-Naqid, dan Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami. Mereka berkata: Sufyan bin ‘Uyainah menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Beliau berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mendengar ‘Umar ketika sedang bersumpah dengan ayahnya… semisal riwayat Yunus dan Ma’mar.

٣ - (...) - وَحَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا لَيۡثٌ. (ح) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ رُمۡحٍ - وَاللَّفۡظُ لَهُ -: أَخۡبَرَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ؛ أَنَّهُ أَدۡرَكَ عُمَرَ بۡنَ الۡخَطَّابِ فِي رَكۡبٍ. وَعُمَرُ يَحۡلِفُ بِأَبِيهِ. فَنَادَاهُمۡ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَلَا إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنۡهَاكُمۡ أَنۡ تَحۡلِفُوا بِآبَائِكُمۡ، فَمَنۡ كَانَ حَالِفًا فَلۡيَحۡلِفۡ بِاللهِ أَوۡ لِيَصۡمُتۡ).

[البخاري: كتاب الۡأدب، باب ما لم ير إكفار من قال ذلك متأولا...، رقم: ٦١٠٨].

3. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Laits menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Muhammad bin Rumh telah menceritakan kepada kami. Lafal hadis ini milik beliau. Al-Laits mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari ‘Abdullah, dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

‘Abdullah mendapati ‘Umar bin Al-Khaththab berada di suatu rombongan pengendara dan ‘Umar sedang bersumpah dengan ayahnya. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memanggil mereka, “Ketahuilah sesungguhnya Allah—’azza wa jalla—melarang kalian dari bersumpah dengan ayah-ayah kalian! Barang siapa ingin bersumpah, bersumpahlah dengan menyebut nama Allah atau diam.”

٤ - (...) - وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ نُمَيۡرٍ: حَدَّثَنَا أَبِي. (ح) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ - وَهُوَ الۡقَطَّانُ - عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ. (ح) وَحَدَّثَنِي بِشۡرُ بۡنُ هِلَالٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَارِثِ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ. (ح) وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيۡبٍ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ الۡوَلِيدِ بۡنِ كَثِيرٍ. (ح) وَحَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي عُمَرَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ بۡنِ أُمَيَّةَ. (ح) وَحَدَّثَنَا ابۡنُ رَافِعٍ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي فُدَيۡكٍ: أَخۡبَرَنَا الضَّحَّاكُ وَابۡنُ أَبِي ذِئۡبٍ. (ح) وَحَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ وَابۡنُ رَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّزَّاقِ، عَنِ ابۡنِ جُرَيۡجٍ: أَخۡبَرَنِي عَبۡدُ الۡكَرِيمِ. كُلُّ هٰؤُلَاءِ عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ... بِمِثۡلِ هٰذِهِ الۡقِصَّةِ. عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

4. Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Yahya Al-Qaththan menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidullah. (Dalam riwayat lain) Bisyr bin Hilal telah menceritakan kepadaku: ‘Abdul Warits menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Al-Walid bin Katsir. (Dalam riwayat lain) Ibnu Abu ‘Umar telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Isma’il bin Umayyah. (Dalam riwayat lain) Ibnu Rafi’ telah menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Fudaik menceritakan kepada kami: Adh-Dhahhak dan Ibnu Abu Dzi`b mengabarkan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Ishaq bin Ibrahim dan Ibnu Rafi’ telah menceritakan kepada kami dari ‘Abdurrazzaq, dari Ibnu Juraij: ‘Abdul Karim mengabarkan kepadaku. Mereka semua dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar… semisal kisah ini, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

(...) - وَحَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ يَحۡيَىٰ وَيَحۡيَىٰ بۡنُ أَيُّوبَ وَقُتَيۡبَةُ وَابۡنُ حُجۡرٍ - قَالَ يَحۡيَىٰ بۡنُ يَحۡيَىٰ: أَخۡبَرَنَا. وَقَالَ الۡآخَرُونَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ، وَهُوَ ابۡنُ جَعۡفَرٍ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ؛ أَنَّهُ سَمِعَ ابۡنَ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ كَانَ حَالِفًا فَلَا يَحۡلِفۡ إِلَّا بِاللهِ) وَكَانَتۡ قُرَيۡشٌ تَحۡلِفُ بِآبَائِهَا. فَقَالَ: (لَا تَحۡلِفُوا بِآبَائِكُمۡ).

[البخاري: كتاب مناقب الۡأنصار، باب أيام الجاهلية، رقم: ٣٨٣٦].

Yahya bin Yahya, Yahya bin Ayyub, Qutaibah, dan Ibnu Hujr telah menceritakan kepada kami. Yahya bin Yahya berkata: Telah mengabarkan kepada kami. Perawi yang lain berkata: Isma’il bin Ja’far menceritakan kepada kami dari ‘Abdullah bin Dinar: Beliau mendengar Ibnu ‘Umar berkata:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa yang bersumpah, janganlah bersumpah kecuali dengan menyebut nama Allah.”

Dahulu orang-orang Quraisy biasa bersumpah dengan ayah-ayah mereka, lalu Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian bersumpah dengan ayah-ayah kalian!”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2679

٢٦٧٩ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا جُوَيۡرِيَةُ قَالَ: ذَكَرَ نَافِعٌ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ كَانَ حَالِفًا فَلۡيَحۡلِفۡ بِاللهِ أَوۡ لِيَصۡمُتۡ).

[الحديث ٢٦٧٩ - أطرافه في: ٣٨٣٦، ٦١٠٨، ٦٦٤٦، ٦٦٤٨].

2679. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Juwairiyah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Nafi’ menyebutkan dari ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhu—: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa hendak bersumpah, bersumpahlah dengan nama Allah atau diam.”

Musnad Ahmad hadis nomor 5593

٥٥٩٣ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ سَعۡدِ بۡنِ عُبَيۡدَةَ، قَالَ: كُنۡتُ عِنۡدَ ابۡنِ عُمَرَ، فَقُمۡتُ وَتَرَكۡتُ رَجُلًا عِنۡدَهُ مِنۡ كِنۡدَةَ، فَأَتَيۡتُ سَعِيدَ بۡنَ الۡمُسَيِّبِ، قَالَ: فَجَاءَ الۡكِنۡدِيُّ فَزِعًا، فَقَالَ: جَاءَ ابۡنَ عُمَرَ رَجُلٌ فَقَالَ: أَحۡلِفُ بِالۡكَعۡبَةِ؟ فَقَالَ: لَا، وَلَكِنِ احۡلِفۡ بِرَبِّ الۡكَعۡبَةِ، فَإِنَّ عُمَرَ كَانَ يَحۡلِفُ بِأَبِيهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لَا تَحۡلِفۡ بِأَبِيكَ (٢/٨٧) فَإِنَّهُ مَنۡ حَلَفَ بِغَيۡرِ اللهِ فَقَدۡ أَشۡرَكَ. [راجع: ٤٩٠٤].

5593. Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Sa’d bin ‘Ubaidah. Beliau berkata: Aku pernah berada di dekat Ibnu ‘Umar. Aku bangkit dan aku meninggalkan seorang pria dari Kindah di sisi Ibnu ‘Umar, lalu aku mendatangi Sa’id bin Al-Musayyib. Beliau berkata: Lalu pria dari Kindah tadi datang dengan ketakutan seraya berkata:

Seseorang mendatangi Ibnu ‘Umar seraya bertanya, “Apa boleh saya bersumpah dengan Kakbah?”

Beliau menjawab: Tidak boleh. Bersumpahlah dengan Tuhan Kakbah. Sesungguhnya dahulu ‘Umar biasa bersumpah dengan ayahnya, lalu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Jangan bersumpah dengan ayahmu! Karena barang siapa bersumpah dengan selain Allah, dia telah berbuat syirik.”

Musnad Ahmad hadis nomor 24030

٢٤٠٣٠ (٢٣٦٣٠) - حَدَّثَنَا يُونُسُ، حَدَّثَنَا لَيۡثٌ، عَنۡ يَزِيدَ - يَعۡنِي ابۡنَ الۡهَادِ - عَنۡ عَمۡرٍو، عَنۡ مَحۡمُودِ بۡنِ لَبِيدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: إِنَّ أَخۡوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيۡكُمُ الشِّرۡكُ الۡأَصۡغَرُ، قَالُوا: وَمَا الشِّرۡكُ الۡأَصۡغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعۡمَالِهِمۡ: اذۡهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنۡتُمۡ تُرَاؤُونَ فِي الدُّنۡيَا فَانۡظُرُوا هَلۡ تَجِدُونَ عِنۡدَهُمۡ جَزَاءً.

24030. (23630). Yunus telah menceritakan kepada kami: Laits menceritakan kepada kami dari Yazid bin Al-Had, dari ‘Amr, dari Mahmud bin Labid:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik asgar.”

Para sahabat bertanya, “Apakah syirik asgar itu wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Ria. Allah—’azza wa jalla—berkata kepada mereka pada hari kiamat ketika manusia diberi balasan atas amalan mereka, ‘Pergilah kepada orang-orang yang dahulu di dunia, kalian beramal dengan tujuan ria, ingin dilihat oleh mereka, lalu lihatlah apakah kalian mendapati ganjaran di sisi mereka?!’”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1425

١٨ - بَابُ مَنۡ أَمَرَ خَادِمَهُ بِالصَّدَقَةِ وَلَمۡ يُنَاوِلۡ بِنَفۡسِهِ
18. Bab barang siapa memerintahkan pelayannya memberikan sedekah dan tidak dia sendiri yang memberikannya


وَقَالَ أَبُو مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (هُوَ أَحَدُ الۡمُتَصَدِّقِينَ).

Abu Musa berkata dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Dia adalah salah satu dari orang-orang yang bersedekah.”

١٤٢٥ - حَدَّثَنَا عُثۡمَانُ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ شَقِيقٍ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا أَنۡفَقَتِ الۡمَرۡأَةُ مِنۡ طَعَامِ بَيۡتِهَا، غَيۡرَ مُفۡسِدَةٍ، كَانَ لَهَا أَجۡرُهَا بِمَا أَنۡفَقَتۡ، وَلِزَوۡجِهَا أَجۡرُهُ بِمَا كَسَبَ، وَلِلۡخَازِنِ مِثۡلُ ذٰلِكَ، لَا يَنۡقُصُ بَعۡضُهُمۡ أَجۡرَ بَعۡضٍ شَيۡئًا). [الحديث ١٤٢٥ - أطرافه في: ١٤٣٧، ١٤٣٩، ١٤٤٠، ١٤٤١، ٢٠٦٥].

1425. ‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Syaqiq, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila seorang wanita menginfakkan sebagian makanan di rumahnya, tanpa memudaratkan keluarganya, dia mendapat pahala dengan apa yang dia infakkan dan suaminya mendapat pahala karena hasil usahanya. Orang yang menjaga bahan makanannya pun semisal itu. Sebagian mereka tidak mengurangi pahala yang lainnya.”

Sunan Abu Dawud hadis nomor 4980

٨٥ - بَابٌ
85. Bab


٤٩٨٠ - (صحيح) حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، نا شُعۡبَةُ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ حُذَيۡفَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَا تَقُولُوا: مَا شَاءَ اللهُ وَشَاءَ فُلَانٌ، وَلَكِنۡ قُولُوا: مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شَاءَ فُلَانٌ). [(الصحيحة)(١٣٧)].

4980. [Sahih] Abu Al-Walid Ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Manshur, dari ‘Abdullah bin Yasar, dari Hudzaifah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Jangan kalian katakan, ‘Mā syā’allāh wa syā’a fulān (Ini yang Allah kehendaki dan Polan kehendaki).’ Tetapi ucapkanlah, ‘Mā syā’allāh ṡumma syā’a fulān (Ini yang Allah kehendaki kemudian Polan kehendaki).’”

Sunan Abu Dawud hadis nomor 4721

١٩ - [بَابٌ فِي الۡجَهۡمِيَّةِ]
19. Bab tentang Jahmiyyah


٤٧٢١ - (صحيح) حَدَّثَنَا هَارُونُ بۡنُ مَعۡرُوفٍ، نا سُفۡيَانُ، عَنۡ هِشَامِ [بۡنِ عُرۡوَةَ]، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (لَا يَزَالُ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يُقَالَ هٰذَا: خَلَقَ اللهُ [عَزَّ وَجَلَّ] الۡخَلۡقَ، فَمَنۡ خَلَقَ اللهَ؟ فَمَنۡ وَجَدَ مِنۡ ذٰلِكَ شَيۡئًا فَلۡيَقُلۡ: آمَنۡتُ بِاللهِ). [(الصحيحة)(١١٦-١١٧): م، خ نحوه بلفظ (فَلۡيَسۡتَعِذۡ بِاللهِ وَلۡيَنۡتَهِ)].

4721. [Sahih] Harun bin Ma’ruf telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Orang-orang senantiasa saling bertanya hingga ada yang bertanya dengan pertanyaan berikut, ‘Allah—’azza wa jalla—menciptakan makhluk. Lalu siapa yang menciptakan Allah?’ Barang siapa yang mendapati hal semacam itu, hendaknya dia ucapkan, ‘Aku beriman kepada Allah.’”

Musnad Ahmad hadis nomor 8358

٨٣٥٨ (٨٣٧٦) - حَدَّثَنَا أَبُو النَّضۡرِ، حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ -يَعۡنِي الۡمُؤَدِّبَ- قَالَ أَبِي: وَاسۡمُهُ مُحَمَّدُ بۡنُ مُسۡلِمِ ابۡنِ أَبِي الۡوَضَّاحِ أَبُو سَعِيدٍ الۡمُؤَدِّبِ (قَالَ أَبِي: وَرَوَى عَنۡهُ عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ مَهۡدِيٍّ، وَأَبُو دَاوُدَ، وَأَبُو كَامِلٍ) قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: إِنَّ الشَّيۡطَانَ يَأۡتِي أَحَدَكُمۡ فَيَقُولُ: مَنۡ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ فَيَقُولُ: اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَيَقُولُ: مَنۡ خَلَقَ الۡأَرۡضَ؟ فَيَقُولُ: اللهُ، فَيَقُولُ: مَنۡ خَلَقَ اللهَ؟ فَإِذَا أَحَسَّ أَحَدُكُمۡ بِشَيۡءٍ مِنۡ هٰذَا فَلۡيَقُلۡ: آمَنۡتُ بِاللهِ وَبِرُسُلِهِ.

8358. (8376). Abu An-Nadhr telah menceritakan kepada kami: Abu Sa’id—yakni Al-Mu`addib—menceritakan kepada kami. Ayahku berkata: Namanya adalah Muhammad bin Muslim ibnu Abu Al-Wadhdhah Abu Sa’id Al-Mu`addib. Ayahku berkata: Yang meriwayatkan dari beliau adalah ‘Abdurrahman bin Mahdi, Abu Dawud, dan Abu Kamil. Abu Sa’id berkata: Hisyam menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda:

Sesungguhnya setan mendatangi salah seorang kalian lalu bertanya, “Siapa yang menciptakan langit?”

Dia menjawab, “Allah—’azza wa jalla—.”

Setan bertanya, “Siapa yang menciptakan bumi?”

Dia menjawab, “Allah.”

Setan bertanya, “Siapa yang menciptakan Allah?”

Jika salah seorang kalian mengalami hal ini, hendaknya dia mengucapkan, “Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1424

١٤٢٤ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ الۡجَعۡدِ: أَخۡبَرَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي مَعۡبَدُ بۡنُ خَالِدٍ قَالَ: سَمِعۡتُ حَارِثَةَ بۡنَ وَهۡبٍ الۡخُزَاعِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَقُولُ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: (تَصَدَّقُوا، فَسَيَأۡتِي عَلَيۡكُمۡ زَمَانٌ، يَمۡشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ، فَيَقُولُ الرَّجُلُ: لَوۡ جِئۡتَ بِهَا بِالۡأَمۡسِ لَقَبِلۡتُهَا مِنۡكَ، فَأَمَّا الۡيَوۡمَ فَلَا حَاجَةَ لِي فِيهَا). [طرفه في: ١٤١١].

1424. ‘Ali bin Al-Ja’d telah menceritakan kepada kami: Syu’bah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Ma’bad bin Khalid mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Haritsah bin Wahb Al-Khuza’i—radhiyallahu ‘anhu—berkata: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Bersedekahlah kalian! Suatu zaman akan datang kepada kalian, seseorang akan berjalan membawa sedekahnya lalu ada yang berkata, ‘Andai engkau membawanya kemarin, tentu aku terima. Hari ini, aku sudah tidak membutuhkannya.’”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1422

١٦ - بَابٌ إِذَا تَصَدَّقَ عَلَى ابۡنِهِ وَهُوَ لَا يَشۡعُرُ
16. Bab apabila ada yang bersedekah kepada putranya sendiri tanpa diketahuinya


١٤٢٢ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا إِسۡرَائِيلُ: حَدَّثَنَا أَبُو الۡجُوَيۡرِيَةِ: أَنَّ مَعۡنَ بۡنَ يَزِيدَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ حَدَّثَهُ قَالَ: بَايَعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ أَنَا وَأَبِي وَجَدِّي، وَخَطَبَ عَلَيَّ فَأَنۡكَحَنِي، وَخَاصَمۡتُ إِلَيۡهِ: كَانَ أَبِي يَزِيدُ أَخۡرَجَ دَنَانِيرَ يَتَصَدَّقُ بِهَا، فَوَضَعَهَا عِنۡدَ رَجُلٍ فِي الۡمَسۡجِدِ، فَجِئۡتُ فَأَخَذۡتُهَا، فَأَتَيۡتُهُ بِهَا، فَقَالَ: وَاللهِ مَا إِيَّاكَ أَرَدۡتُ، فَخَاصَمۡتُهُ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالَ: (لَكَ مَا نَوَيۡتَ يَا يَزِيدُ، وَلَكَ مَا أَخَذۡتَ يَا مَعۡنُ).

1422. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Isra`il menceritakan kepada kami: Abu Al-Juwairiyah menceritakan kepada kami: Ma’n bin Yazid—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan kepadanya. Beliau berkata:

Aku, ayahku, dan kakekku membaiat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau meminangkan untukku lalu menikahkanku. Aku pernah mengadu kepada beliau:

Suatu ketika ayahku, Yazid, mengeluarkan dinar-dinar untuk disedekahkan. Ayahku memasrahkannya kepada seorang pria di dalam masjid (untuk disalurkan). Lalu aku datang kemudian mengambilnya. Aku mendatangi ayahku dengan membawa dinar-dinar itu. Ayahku berkata, “Demi Allah, aku tidak memaksudkan sedekah itu untukmu.”

Aku mengadukan ayahku kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, lantas beliau bersabda, “Bagimu apa yang telah engkau niatkan wahai Yazid dan bagimu apa yang telah engkau ambil wahai Ma’n.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3276

٣٢٧٦ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عُرۡوَةُ: قَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَأۡتِي الشَّيۡطَانُ أَحَدَكُمۡ فَيَقُولُ: مَنۡ خَلَقَ كَذَا؟ مَنۡ خَلَقَ كَذَا؟ حَتَّى يَقُولَ: مَنۡ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلۡيَسۡتَعِذۡ بِاللهِ وَلۡيَنۡتَهِ).

3276. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab. Beliau berkata: ‘Urwah mengabarkan kepadaku: Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Setan mendatangi salah seorang kalian lalu bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan ini?’ Sampai setan bertanya, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ Jika pertanyaan ini sampai kepada seseorang, hendaknya dia berlindung kepada Allah dan hendaknya dia berhenti (memikirkannya).”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1421

١٣ - بَابُ صَدَقَةِ الۡعَلَانِيَةِ
13. Bab sedekah secara terang-terangan


وَقَوۡلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿الَّذِينَ يُنۡفِقُونَ أَمۡوَالَهُمۡ بِاللَّيۡلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً﴾ إِلَى قَوۡلِهِ: ﴿وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ﴾ [البقرة: ٢٧٤].

Dan firman Allah ‘azza wa jalla, “Orang-orang yang menginfakkan harta mereka di malam dan siang hari secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan,” hingga firman Allah, “dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274).

١٤ - بَابُ صَدَقَةِ السِّرِّ
14. Bab sedekah secara sembunyi-sembunyi


وَقَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخۡفَاهَا، حَتَّى لَا تَعۡلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتۡ يَمِينُهُ).

Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—berkata, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Dan seseorang yang menyedekahkan suatu sedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui yang dilakukan oleh tangan kanannya.”

وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿إِنۡ تُبۡدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنۡ تُخۡفُوهَا وَتُؤۡتُوهَا الۡفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَكُمۡ﴾ [البقرة: ٢٧١].

Allah taala berfirman, “Jika kalian menampakkan sedekah, itu bagus sekali. Jika kalian merahasiakannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagi kalian.” (QS. Al-Baqarah: 271).

١٥ - بَابٌ إِذَا تَصَدَّقَ عَلَى غَنِيٍّ وَهُوَ لَا يَعۡلَمُ
15. Bab apabila bersedekah kepada orang kaya dalam keadaan dia tidak tahu


١٤٢١ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ: حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (قَالَ رَجُلٌ: لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدِ سَارِقٍ! فَأَصۡبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ، فَقَالَ: اللّٰهُمَّ لَكَ الۡحَمۡدُ، لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِي يَدَىۡ زَانِيَةٍ، فَأَصۡبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ اللَّيۡلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ! فَقَالَ: اللّٰهُمَّ لَكَ الۡحَمۡدُ، عَلَى زَانِيَةٍ؟ لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدَىۡ غَنِيٍّ، فَأَصۡبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى غَنِيٍّ! فَقَالَ: اللّٰهُمَّ لَكَ الۡحَمۡدُ، عَلَى سَارِقٍ، وَعَلَى زَانِيَةٍ، وَعَلَى غَنِيٍّ، فَأُتِيَ: فَقِيلَ لَهُ: أَمَّا صَدَقَتُكَ عَلَى سَارِقٍ: فَلَعَلَّهُ أَنۡ يَسۡتَعِفَّ عَنۡ سَرِقَتِهِ، وَأَمَّا الزَّانِيَةُ: فَلَعَلَّهَا أَنۡ تَسۡتَعِفَّ عَنۡ زِنَاهَا، وَأَمَّا الۡغَنِيُّ: فَلَعَلَّهُ يَعۡتَبِرُ، فَيُنۡفِقُ مِمَّا أَعۡطَاهُ اللهُ).

1421. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami: Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda:

Ada seseorang yang berkata, “Aku benar-benar ingin bersedekah.”

Dia keluar membawa sedekahnya lalu dia letakkan di tangan seorang pencuri. Keesokannya orang-orang bercerita, “Ada yang memberi sedekah kepada seorang pencuri.”

Orang tadi berkata, “Ya Allah, hanya milik-Mu segala pujian. Aku benar-benar ingin bersedekah.”

Dia keluar lagi membawa sedekahnya, lalu dia meletakkannya di tangan seorang wanita pezina. Keesokannya, orang-orang bercerita, “Tadi malam, ada yang memberi sedekah kepada seorang wanita pezina.”

Orang itu berkata, “Ya Allah, hanya milik-Mu segala pujian. Aku bersedekah kepada seorang wanita pezina?! Aku benar-benar ingin bersedekah.”

Dia keluar membawa sedekahnya, lalu dia meletakkannya di tangan seorang yang kaya. Keesokannya, orang-orang bercerita, “Ada yang memberi sedekah kepada orang kaya.”

Orang itu berkata, “Ya Allah, hanya milik-Mu segala pujian. Aku telah bersedekah kepada seorang pencuri, seorang wanita pezina, dan seorang yang kaya.”

Lalu ada yang mendatangi orang itu dan berkata kepadanya, “Adapun sedekahmu kepada seorang pencuri, semoga membuatnya menahan dirinya dari melakukan tindak pencurian. Adapun sedekahmu kepada seorang wanita pezina, semoga membuatnya menjaga kehormatannya dari perbuatan zina. Adapun sedekahmu kepada orang kaya, semoga membuatnya mengambil pelajaran sehingga dia ikut menginfakkan sebagian harta yang Allah berikan kepadanya.”

Sunan Ibnu Majah hadis nomor 4019

٤٠١٩ - (حسن) حَدَّثَنَا مَحۡمُودُ بۡنُ خَالِدٍ الدِّمَشۡقِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ، أَبُو أَيُّوبَ، عَنِ ابۡنِ أَبِي مَالِكٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ؛ قَالَ: أَقۡبَلَ عَلَيۡنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فَقَالَ: (يَا مَعۡشَرَ الۡمُهَاجِرِينَ! خَمۡسٌ إِذَا ابۡتُلِيتُمۡ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنۡ تُدۡرِكُوهُنَّ: لَمۡ تَظۡهَرِ الۡفَاحِشَةُ فِي قَوۡمٍ قَطُّ، حَتَّى يُعۡلِنُوا بِهَا، إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالۡأَوۡجَاعُ الَّتِي لَمۡ تَكُنۡ مَضَتۡ فِي أَسۡلَافِهِمُ الَّذِينَ مَضَوۡا. وَلَمۡ يَنۡقُصُوا الۡمِكۡيَالَ وَالۡمِيزَانَ، إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الۡمَؤُونَةِ وَجَوۡرِ السُّلۡطَانِ عَلَيۡهِمۡ. وَلَمۡ يَمۡنَعُوا زَكَاةَ أَمۡوَالِهِمۡ، إِلَّا مُنِعُوا الۡقَطۡرَ مِنَ السَّمَاءِ، وَلَوۡلَا الۡبَهَائِمُ لَمۡ يُمۡطَرُوا. وَلَمۡ يَنۡقُضُوا عَهۡدَ اللهِ وَعَهۡدَ رَسُولِهِ، إِلَّا سَلَّطَ اللهُ عَلَيۡهِمۡ عَدُوًّا مِنۡ غَيۡرِهِمۡ، فَأَخَذُوا بَعۡضَ مَا فِي أَيۡدِيهِمۡ. وَمَا لَمۡ تَحۡكُمۡ أَئِمَّتُهُمۡ بِكِتَابِ اللهِ، وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنۡزَلَ اللهُ، إِلَّا جَعَلَ اللهُ بَأۡسَهُمۡ بَيۡنَهُمۡ). [(الصحيحة)(١٠٦)].

4019. [Hasan] Mahmud bin Khalid Ad-Dimasyqi telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sulaiman bin ‘Abdurrahman Abu Ayyub menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Malik, dari ayahnya, dari ‘Atha` bin Abu Rabah, dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Beliau berkata:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mendatangi kami seraya berkata, “Wahai sekalian orang-orang muhajirin, lima ujian apabila kalian diuji dengannya dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak mendapatinya: (1) Tidaklah perbuatan keji tampak di suatu kaum sampai mereka terang-terangan melakukannya, kecuali taun dan berbagai penyakit yang belum pernah dialami umat sebelum mereka akan merebak di tengah-tengah mereka. (2) Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan diazab dengan kemarau panjang, kesulitan makanan, dan kekejaman penguasa. (3) Tidaklah mereka menahan zakat harta mereka, kecuali hujan akan ditahan turun dari langit. Seandainya tidak ada binatang-binatang, niscaya hujan tidak diturunkan kepada mereka. (4) Tidaklah mereka melanggar perjanjian Allah dan perjanjian Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh dari pihak selain mereka menguasai mereka, lalu mengambil sebagian harta yang ada di tangan mereka. (5) Tidaklah para pemimpin mereka tidak berhukum dengan Alquran dan lebih mengutamakan daripada yang telah diturunkan oleh Allah, kecuali Allah akan menjadikan mereka saling bermusuhan.”

Musnad Ahmad hadis nomor 17558

١٧٥٥٨ (١٧٤٢٢) - حَدَّثَنَا عَبۡدُ الصَّمَدِ بۡنُ عَبۡدِ الۡوَارِثِ، حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ مُسۡلِمٍ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ أَبِي مَنۡصُورٍ، عَنۡ دُخَيۡنٍ الۡحَجۡرِيِّ، عَنۡ عُقۡبَةَ بۡنِ عَامِرٍ الۡجُهَنِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ أَقۡبَلَ إِلَيۡهِ رَهۡطٌ فَبَايَعَ تِسۡعَةً وَأَمۡسَكَ عَنۡ وَاحِدٍ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ بَايَعۡتَ تِسۡعَةً وَتَرَكۡتَ هٰذَا؟! قَالَ: إِنَّ عَلَيۡهِ تَمِيمَةً، فَأَدۡخَلَ يَدَهُ فَقَطَعَهَا، فَبَايَعَهُ، وَقَالَ: مَنۡ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدۡ أَشۡرَكَ. [صححه الحاكم (٤/٢١٩). قال شعيب: إسناده قوي].

17558. (17422). ‘Abdush Shamad bin ‘Abdul Warits telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul ‘Aziz bin Muslim menceritakan kepada kami: Yazid bin Abu Manshur menceritakan kepada kami dari Dukhain Al-Hajri, dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani:

Serombongan orang datang menghadap Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau mengambil baiat sembilan orang dan tidak mengambil baiat satu orang.

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa Anda mengambil baiat sembilan orang dan membiarkan satu orang ini?”

Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya dia memakai tamimah.”

Rasulullah memasukkan tangannya lalu memutus tamimah itu lalu bersabda, “Siapa saja yang menggantungkan tamimah, dia telah berbuat syirik.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1420

١٢ - بَابٌ
12. Bab


١٤٢٠ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنۡ فِرَاسٍ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا: أَنَّ بَعۡضَ أَزۡوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ قُلۡنَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَيُّنَا أَسۡرَعُ بِكَ لُحُوقًا؟ قَالَ: (أَطۡوَلُكُنَّ يَدًا). فَأَخَذُوا قَصَبَةً يَذۡرَعُونَهَا، فَكَانَتۡ سَوۡدَةُ أَطۡوَلَهُنَّ يَدًا، فَعَلِمۡنَا بَعۡدُ أَنَّمَا كَانَتۡ طُولَ يَدِهَا الصَّدَقَةُ، وَكَانَتۡ أَسۡرَعَنَا لُحُوقًا بِهِ، وَكَانَتۡ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ.

1420. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami dari Firas, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—:

Sebagian istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Siapa di antara kami yang paling cepat menyusulmu?”

Nabi menjawab, “Yang tangannya paling panjang di antara kalian.”

Para istri Nabi mengambil sebatang kayu untuk mengukur panjang tangan mereka. Ternyata Saudah lah yang tangannya paling panjang. Kami pun mengetahui setelah itu bahwa yang dimaksud Nabi dengan ungkapan “panjang tangannya” adalah dalam hal sedekah. Istri Nabi yang tangannya paling panjang adalah yang paling cepat menyusul beliau dan yang suka bersedekah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1419

١١ - بَابٌ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفۡضَلُ، وَصَدَقَةُ الشَّحِيحِ الصَّحِيحِ
11. Bab jenis sedekah yang paling utama dan sedekah orang yang dalam keadaan kikir dan sehat


لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿وَأَنۡفِقُوا مِمَّا رَزَقۡنَاكُمۡ مِنۡ قَبۡلِ أَنۡ يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ﴾ [المنافقون: ١٠] الۡآيَةَ. وَقَوۡلِهِ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنۡفِقُوا مِمَّا رَزَقۡنَاكُمۡ مِنۡ قَبۡلِ أَنۡ يَأۡتِيَ يَوۡمٌ لَا بَيۡعٌ فِيهِ﴾ [البقرة: ٢٥٤] الۡآيَةَ.

Berdasarkan firman Allah taala, “Infakkanlah sebagian yang Kami rezekikan kepada kalian sebelum kematian datang menjemput salah seorang kalian...” (QS. Al-Munafiqun: 10).

Dan firman Allah, “Wahai sekalian orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian yang Kami rezekikan kepada kalian sebelum datangnya suatu hari yang saat itu tiada lagi jual beli...” (QS. Al-Baqarah: 254).

١٤١٩ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡوَاحِدِ: حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بۡنُ الۡقَعۡقَاعِ: حَدَّثَنَا أَبُو زُرۡعَةَ: حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعۡظَمُ أَجۡرًا؟ قَالَ: (أَنۡ تَصَدَّقَ وَأَنۡتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَخۡشَى الۡفَقۡرَ وَتَأۡمُلُ الۡغِنَى، وَلَا تُمۡهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الۡحُلۡقُومَ، قُلۡتَ: لِفُلَانٍ كَذَا، وَلِفُلَانٍ كَذَا، وَقَدۡ كَانَ لِفُلَانٍ). [الحديث ١٤١٩ - طرفه في: ٢٧٤٨].

1419. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Wahid menceritakan kepada kami: ‘Umarah bin Al-Qa’qa’ menceritakan kepada kami: Abu Zur’ah menceritakan kepada kami: Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan kepada kami. Beliau berkata:

Seorang pria datang kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah bagaimana yang paling besar pahalanya?”

Beliau menjawab, “Engkau bersedekah ketika engkau dalam keadaan sehat dan merasa berat untuk bersedekah. Yaitu, engkau mengkhawatirkan kefakiran dan mengangankan kekayaan. Engkau jangan menunda-nunda sedekah hingga ketika nyawa sudah sampai kerongkongan, engkau baru mengatakan: Untuk si Polan sekian, si Polan sekian. Padahal harta tersebut jatahnya untuk si Polan.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7379 dan 7380

٤ - بَابٌ
4. Bab


قَوۡلُ اللهِ تَعَالَى: ﴿عَالِمُ الۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَى غَيۡبِهِ أَحَدًا﴾ [الجن: ٢٦]،

Firman Allah taala, “Yang mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada satu makhluk pun tentang yang gaib itu.” (QS. Al-Jinn: 26)

﴿وَإِنَّ اللهَ عِنۡدَهُ عِلۡمُ السَّاعَةِ﴾ [لقمان: ٣٤]،

“Sesungguhnya di sisi Allah saja, pengetahuan tentang hari kiamat.” (QS. Luqman: 34).

﴿وَأَنۡزَلَهُ بِعِلۡمِهِ﴾ [النساء: ١٦٦]،

“Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.” (QS. An-Nisa`: 166)

﴿وَمَا تَحۡمِلُ مِنۡ أُنۡثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلۡمِهِ﴾ [فاطر: ١١]،

“Tidaklah yang dikandung oleh wanita dan tidak pula yang dilahirkan olehnya kecuali dengan sepengetahuan-Nya.” (QS. Fathir: 11).

﴿إِلَيۡهِ يُرَدُّ عِلۡمُ السَّاعَةِ﴾ [فصلت: ٤٧]،

“Hanya kepada-Nya pengetahuan tentang hari kiamat dikembalikan.” (QS. Fushshilat: 47).

قَالَ يَحۡيَى: الظَّاهِرُ عَلَى كُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمًا، وَالۡبَاطِنُ عَلَى كُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمًا.

Yahya berkata: Allah Maha Lahir, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu yang lahir. Allah Maha Batin, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu yang batin.

٧٣٧٩ - حَدَّثَنَا خَالِدُ بۡنُ مَخۡلَدٍ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ بِلَالٍ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ دِينَارٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَفَاتِيحُ الۡغَيۡبِ خَمۡسٌ، لَا يَعۡلَمُهَا إِلَّا اللهُ، لَا يَعۡلَمُ مَا تَغِيضُ الۡأَرۡحَامُ إِلَّا اللهُ، وَلَا يَعۡلَمُ مَا فِي غَدٍ إِلَّا اللهُ، وَلَا يَعۡلَمُ مَتَى يَأۡتِي الۡمَطَرُ أَحَدٌ إِلَّا اللهُ، وَلَا تَدۡرِي نَفۡسٌ بِأَيِّ أَرۡضٍ تَمُوتُ إِلَّا اللهُ، وَلَا يَعۡلَمُ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا اللهُ). [طرفه في: ١٠٣٩].

7379. Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami: Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Dinar menceritakan kepadaku dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Kunci perbendaharaan ilmu gaib ada lima yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Tidak ada yang mengetahui kandungan rahim kecuali Allah. Tidak ada yang mengetahui kejadian esok hari kecuali Allah. Tidak ada satupun yang mengetahui waktu hujan datang kecuali Allah. Tidak ada satu jiwapun mengetahui di bagian bumi mana dia akan mati kecuali Allah. Tidak ada yang mengetahui waktu terjadinya hari kiamat kecuali Allah.”

٧٣٨٠ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ إِسۡمَاعِيلَ، عَنِ الشَّعۡبِيِّ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: مَنۡ حَدَّثَكَ أَنَّ مُحَمَّدًا ﷺ رَأَى رَبَّهُ فَقَدۡ كَذَبَ، وَهُوَ يَقُولُ: ﴿لَا تُدۡرِكُهُ الۡأَبۡصَارُ﴾ [الۡأنعام: ١٠٣] وَمَنۡ حَدَّثَكَ أَنَّهُ يَعۡلَمُ الۡغَيۡبَ فَقَدۡ كَذَبَ، وَهُوَ يَقُولُ: (لَا يَعۡلَمُ الۡغَيۡبَ إِلَّا اللهُ). [طرفه في: ٣٢٣٤].

7380. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Isma’il, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Barang siapa menceritakan kepadamu bahwa Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—telah melihat Tuhannya, dia telah berdusta karena Allah berfirman, “Allah tidak terjangkau oleh pandangan.” (QS. Al-An’am: 103). Barang siapa menceritakan kepadamu bahwa Nabi mengetahui yang gaib, dia telah berdusta karena Allah berfirman, “Tidak ada yang mengetahui yang gaib kecuali Allah.”

Sunan At-Tirmidzi hadis nomor 3524

٩٢ – بَابٌ
92. Bab


٣٥٢٤ – (حسن) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ حَاتِمٍ الۡمُكۡتِبُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَدۡرٍ شُجَاعُ بۡنُ الۡوَلِيدِ، عَنِ الرُّحَيۡلِ بۡنِ مُعَاوِيَةَ أَخِي زُهَيۡرِ بۡنِ مُعَاوِيَةَ، عَنِ الرَّقَاشِيِّ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا كَرَبَهُ أَمۡرٌ قَالَ: (يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحۡمَتِكَ أَسۡتَغِيثُ). [(الكلم الطيب)(١١٨/٧٦)].

3524. [Hasan] Muhammad bin Hatim Al-Muktib telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Badr Syuja’ bin Al-Walid menceritakan kepada kami dari Ar-Ruhail bin Mu’awiyah saudara Zuhair bin Mu’awiyah, dari Ar-Raqasyi, dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan: Dahulu, apabila Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang ditimpa kesusahan, beliau berdoa, “Yā ḥayyu, yā qayyūmu, bi raḥmatika astagīṡ (Wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang senantiasa mengurus (makhluk-Nya), hanya dengan rahmat-Mu, aku memohon pertolongan).”

٣٥٢٤ (م) - (صحيح) وَبِإِسۡنَادِهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَلِظُّوا بِـ: يَا ذَا الۡجَلَالِ وَالۡإِكۡرَامِ). هٰذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ، وَقَدۡ رُوِيَ هٰذَا الۡحَدِيثُ عَنۡ أَنَسٍ مِنۡ غَيۡرِ هٰذَا الۡوَجۡهِ. [(الصحيحة)(١٥٣٦)].

3524. [Sahih] Melalui sanad ini pula, Anas mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sertailah dengan: Yā żal jalāli wal ikrām (Wahai Yang memiliki kebesaran dan kemuliaan).”

Ini adalah hadis garib. Hadis ini telah diriwayatkan dari Anas dari jalur selain ini.

Musnad Ahmad hadis nomor 18581

١٨٥٨١ (١٨٣٩١) - حَدَّثَنَا ابۡنُ نُمَيۡرٍ، حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ، عَنۡ ذَرٍّ، عَنۡ يُسَيۡعٍ، عَنِ النُّعۡمَانِ بۡنِ بَشِيرٍ؛ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: الدُّعَاءُ هُوَ الۡعِبَادَةُ، ثُمَّ قَرَأَ ﴿ادۡعُونِي أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡ﴾ [غافر: ٦٠]. [راجع: ١٨٥٤٢].

18581. (18391). Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami dari Dzarr, dari Yusai’, dari An-Nu’man bin Basyir. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Doa adalah ibadah.” Kemudian beliau membaca ayat, “Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian.” (QS. Ghafir: 60).

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2653

١٠ - بَابُ مَا قِيلَ فِي شَهَادَةِ الزُّورِ
10. Bab apa yang disebutkan tentang kesaksian palsu


لِقَوۡلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَالَّذِينَ لَا يَشۡهَدُونَ الزُّورَ﴾ [الفرقان: ٧٢]، وَكِتۡمَانِ الشَّهَادَةِ لِقَوۡلِهِ: ﴿وَلَا تَكۡتُمُوا الشَّهَادَةَ وَمَنۡ يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلۡبُهُ وَاللهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٌ﴾ [البقرة: ٢٨٣] ﴿تَلۡوُوا﴾ [النساء: ١٣٥] أَلۡسِنَتَكُمۡ بِالشَّهَادَةِ.

Berdasarkan firman Allah ’azza wa jalla, “Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu.” (QS. Al-Furqan: 72).

Dan bab menyembunyikan kesaksian, berdasarkan firman Allah, “Janganlah kalian menyembunyikan kesaksian! Siapa saja yang menyembunyikannya, sesungguhnya dia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui semua yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 283).

“Talwū (memutarbalikkan)” (QS. An-Nisa`: 135) lisan-lisan kalian dalam persaksian.

٢٦٥٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُنِيرٍ: سَمِعَ وَهۡبَ بۡنَ جَرِيرٍ وَعَبۡدَ الۡمَلِكِ بۡنَ إِبۡرَاهِيمَ قَالَا: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي بَكۡرِ بۡنِ أَنَسٍ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ ﷺ عَنِ الۡكَبَائِرِ قَالَ: (الۡإِشۡرَاكُ بِاللهِ، وَعُقُوقُ الۡوَالِدَيۡنِ، وَقَتۡلُ النَّفۡسِ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ). تَابَعَهُ غُنۡدَرٌ وَأَبُو عَامِرٍ وَبَهۡزٌ وَعَبۡدُ الصَّمَدِ، عَنۡ شُعۡبَةَ. [الحديث ٢٦٥٣ - طرفاه في: ٥٩٧٧، ٦٨٧١].

2653. ‘Abdullah bin Munir telah menceritakan kepada kami. Beliau mendengar Wahb bin Jarir dan ‘Abdul Malik bin Ibrahim berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidullah bin Abu Bakr bin Anas, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa, dan persaksian palsu.”

Ghundar, Abu ‘Amir, Bahz, dan ‘Abdush Shamad mengiringi Wahb bin Jarir dari Syu’bah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6871

٦٨٧١ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ مَنۡصُورٍ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الصَّمَدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي بَكۡرٍ: سَمِعَ أَنَسًا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (الۡكَبَائِرُ). وَحَدَّثَنَا عَمۡرٌو: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنِ ابۡنِ أَبِي بَكۡرٍ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (أَكۡبَرُ الۡكَبَائِرِ: الۡإِشۡرَاكُ بِاللهِ، وَقَتۡلُ النَّفۡسِ، وَعُقُوقُ الۡوَالِدَيۡنِ، وَقَوۡلُ الزُّورِ، أَوۡ قَالَ: وَشَهَادَةُ الزُّورِ). [طرفه في: ٢٦٥٣].

6871. Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada kami: ‘Abdush Shamad menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: ‘Ubaidullah bin Abu Bakr menceritakan kepada kami: Beliau mendengar Anas—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Dosa-dosa besar…”

‘Amr telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Bakr, dari Anas bin Malik, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Dosa-dosa besar yang paling besar adalah menyekutukan Allah, membunuh jiwa, durhaka kepada kedua orang tua, dan ucapan dusta.” Atau beliau bersabda, “dan kesaksian palsu.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7520

٤٠ - بَابُ قَوۡلِ اللهِ تَعَالَى:
40. Bab firman Allah taala:


﴿فَلَا تَجۡعَلُوا لِلهِ أَنۡدَادًا﴾ [البقرة: ٢٢]،

“Janganlah engkau jadikan tandingan-tandingan untuk Allah!” (QS. Al-Baqarah: 22).

وَقَوۡلِهِ جَلَّ ذِكۡرُهُ: ﴿وَتَجۡعَلُونَ لَهُ أَنۡدَادًا ذٰلِكَ رَبُّ الۡعَالَمِينَ﴾ [فصلت: ٩]،

Firman Allah—jalla dzikruh—, “Kalian menjadikan tandingan-tandingan untuk-Nya. (Yang bersifat) demikian itu adalah Tuhan semesta alam.” (Fushshilat: 9).

وَقَوۡلِهِ: ﴿وَالَّذِينَ لَا يَدۡعُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا آخَرَ﴾ [الفرقان: ٦٨] ﴿وَلَقَدۡ أُوحِيَ إِلَيۡكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنۡ قَبۡلِكَ لَئِنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الۡخَاسِرِينَ ۞ بَلِ اللهَ فَاعۡبُدۡ وَكُنۡ مِنَ الشَّاكِرِينَ﴾ [الزمر: ٦٥-٦٦]

Firman Allah, “Dan orang-orang yang berdoa kepada tuhan lain di samping juga berdoa kepada Allah.” (QS. Al-Furqan: 68).

“Sungguh Aku telah wahyukan kepadamu dan kepada orang-orang yang sebelum engkau: Jika engkau berbuat syirik, amalanmu pasti akan terhapus dan engkau pasti termasuk orang-orang yang rugi. Tetapi beribadahlah hanya kepada Allah dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur!” (QS. Az-Zumar: 65-66).

وَقَالَ عِكۡرِمَةُ: ﴿وَمَا يُؤۡمِنُ أَكۡثَرُهُمۡ بِاللهِ إِلَّا وَهُمۡ مُشۡرِكُونَ﴾ [يوسف: ١٠٦] ﴿وَلَئِنۡ سَأَلۡتَهُمۡ مَنۡ خَلَقَهُمۡ﴾ [الزخرف: ٨٧] ﴿وَمَنۡ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضَ لَيَقُولُنَّ اللهُ﴾ [لقمان: ٢٥]. فَذٰلِكَ إِيمَانُهُمۡ، وَهُمۡ يَعۡبُدُونَ غَيۡرَهُ.

‘Ikrimah berkata: Firman Allah, “Tidaklah kebanyakan mereka beriman kepada Allah kecuali mereka juga berbuat kesyirikan.” (Yusuf: 106). “Jika engkau bertanya kepada mereka, siapa yang menciptakan mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 87). “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Niscaya mereka akan mengatakan: Allah.” (QS. Luqman: 25). Itulah sifat keimanan mereka dalam keadaan mereka menyembah selain Allah.

وَمَا ذُكِرَ فِي خَلۡقِ أَفۡعَالِ الۡعِبَادِ وَأَكۡسَابِهِمۡ. لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿وَخَلَقَ كُلَّ شَيۡءٍ فَقَدَّرَهُ تَقۡدِيرًا﴾ [الفرقان: ٢]. وَقَالَ مُجَاهِدٌ: ﴿مَا تَنَزَّلُ الۡمَلَائِكَةُ إِلَّا بِالۡحَقِّ﴾ [الحجر: ٨] بِالرِّسَالَةِ وَالۡعَذَابِ ﴿لِيَسۡأَلَ الصَّادِقِينَ عَنۡ صِدۡقِهِمۡ﴾ [الۡأحزاب: ٨]: الۡمُبَلِّغِينَ الۡمُؤَدِّينَ مِنَ الرُّسُلِ ﴿وَإِنَّا لَهُ حَافِظُونَ﴾ [الحجر: ٩]: عِنۡدَنَا ﴿وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدۡقِ﴾ الۡقُرۡآنُ ﴿وَصَدَّقَ بِهِ﴾ [الزمر: ٣٣] الۡمُؤۡمِنُ، يَقُولُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ: هٰذَا الَّذِي أَعۡطَيۡتَنِي عَمِلۡتُ بِمَا فِيهِ.

Pendapat yang disebutkan dalam masalah penciptaan amalan dan usaha hamba berdasarkan firman Allah taala, “Allah menciptakan segala sesuatu dan menakdirkannya.” (QS. Al-Furqan: 2).

Mujahid berkata: Firman Allah, “Malaikat tidaklah turun kecuali dengan membawa kebenaran” (QS. Al-Hijr: 8) yaitu dengan membawa risalah kerasulan dan azab. “Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka” (QS. Al-Ahzab: 8) yaitu yang menyampaikan dan menunaikan risalah dari kalangan rasul. “Sesungguhnya Kami menjaganya” (QS. Al-Hijr: 9) di sisi Kami. “Dan yang membawa kebenaran” yaitu Alquran “dan membenarkannya” (QS. Az-Zumar: 33) yaitu orang yang beriman, akan berkata pada hari kiamat: Ini adalah yang Engkau berikan kepadaku. Aku telah mengamalkan kandungannya.

٧٥٢٠ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ مَنۡصُورٍ، عَنۡ أَبِي وَائِلٍ، عَنۡ عَمۡرِو بۡنِ شُرَحۡبِيلَ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: سَأَلۡتُ النَّبِيَّ ﷺ: أَيُّ الذَّنۡبِ أَعۡظَمُ عِنۡدَ اللهِ؟ قَالَ: (أَنۡ تَجۡعَلَ لِلهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ). قُلۡتُ: إِنَّ ذٰلِكَ لَعَظِيمٌ، قُلۡتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: (ثُمَّ أَنۡ تَقۡتُلَ وَلَدَكَ تَخَافُ أَنۡ يَطۡعَمَ مَعَكَ). قُلۡتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: (ثُمَّ أَنۡ تُزَانِيَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ). [طرفه في: ٤٤٧٧].

7520. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Abu Wa`il, dari ‘Amr bin Syurahbil, dari ‘Abdullah. Beliau berkata:

Aku bertanya kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Dosa apa yang terbesar di sisi Allah?”

Beliau menjawab, “Engkau menjadikan tandingan untuk Allah padahal Dia telah menciptakanmu.”

Aku berkata, “Sungguh itu dosa yang amat besar.”

Aku lanjut bertanya, “Kemudian apa?”

Beliau menjawab, “Kemudian engkau membunuh anakmu karena engkau takut dia makan bersamamu.”

Aku bertanya, “Kemudian apa?”

Beliau menjawab, “Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.”

Musnad Ahmad hadis nomor 2

٢ - حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا مِسۡعَرٌ وَسُفۡيَانُ، عَنۡ عُثۡمَانَ بۡنِ الۡمُغِيرَةِ الثَّقَفِيِّ، عَنۡ عَلِيِّ بۡنِ رَبِيعَةَ الۡوَالِبِيِّ، عَنۡ أَسۡمَاءَ بۡنِ الۡحَكَمِ الۡفَزَارِيِّ، عَنۡ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، قَالَ: كُنۡتُ إِذَا سَمِعۡتُ مِنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ حَدِيثًا نَفَعَنِي اللهُ بِمَا شَاءَ مِنۡهُ، وَإِذَا حَدَّثَنِي عَنۡهُ غَيۡرِي اسۡتَحۡلَفۡتُهُ، فَإِذَا حَلَفَ لِي صَدَّقۡتُهُ،

2. Waki’ telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Mis’ar dan Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Utsman bin Al-Mughirah Ats-Tsaqafi, dari ‘Ali bin Rabi’ah Al-Walibi, dari Asma` bin Al-Hakam Al-Fazari, dari ‘Ali—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata: Apabila aku mendengar suatu hadis dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, Allah memberikan manfaat kepadaku dengan yang Allah kehendaki dari hadis tersebut. Jika selain aku menceritakan hadis dari beliau kepadaku, aku minta dia bersumpah. Apabila dia bersumpah kepadaku, aku mempercayainya.

وَإِنَّ أَبَا بَكۡرٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ حَدَّثَنِي، وَصَدَقَ أَبُو بَكۡرٍ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ﷺ، قَالَ: مَا مِنۡ رَجُلٍ يُذۡنِبُ ذَنۡبًا فَيَتَوَضَّأُ فَيُحۡسِنُ الۡوُضُوءَ. (قَالَ مِسۡعَرٌ: وَيُصَلِّي، وَقَالَ سُفۡيَانُ: ثُمَّ يُصَلِّي رَكۡعَتَيۡنِ)، فَيَسۡتَغۡفِرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا غَفَرَ لَهُ.

Sesungguhnya Abu Bakr—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan hadis kepadaku. Abu Bakr jujur. Beliau mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Tidaklah seorang pun yang berbuat dosa lalu dia berwudu dengan baik (Mis’ar berkata: dan dia salat. Sufyan berkata: kemudian dia salat dua rakaat), lalu meminta ampun kepada Allah—‘azza wa jalla—kecuali Allah akan mengampuninya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1418

١٤١٨ - حَدَّثَنَا بِشۡرُ بۡنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ: أَخۡبَرَنَا مَعۡمَرٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي بَكۡرِ بۡنِ حَزۡمٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: دَخَلَتِ امۡرَأَةٌ مَعَهَا ابۡنَتَانِ لَهَا تَسۡأَلُ، فَلَمۡ تَجِدۡ عِنۡدِي شَيۡئًا غَيۡرَ تَمۡرَةٍ، فَأَعۡطَيۡتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتۡهَا بَيۡنَ ابۡنَتَيۡهَا، وَلَمۡ تَأۡكُلۡ مِنۡهَا، ثُمَّ قَامَتۡ فَخَرَجَتۡ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَيۡنَا فَأَخۡبَرۡتُهُ، فَقَالَ: (مَنِ ابۡتُلِيَ مِنۡ هٰذِهِ الۡبَنَاتِ بِشَيۡءٍ كُنَّ لَهُ سِتۡرًا مِنَ النَّارِ). [الحديث ١٤١٨ - طرفه في: ٥٩٩٥].

1418. Bisyr bin Muhammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: ‘Abdullah bin Abu Bakr bin Hazm menceritakan kepadaku dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan:

Seorang wanita bersama dua putrinya datang meminta-minta. Dia tidak mendapati sesuatu di tempatku selain sebutir kurma. Aku pun memberikannya, lalu dia membagikannya kepada kedua putrinya. Dia sendiri tidak memakannya. Kemudian dia berdiri lalu keluar.

Lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masuk ke tempat kami. Aku menceritakan kejadian tersebut. Beliau bersabda, “Barang siapa diberi suatu cobaan dengan anak-anak perempuan, mereka akan menjadi penghalang dari neraka.”

Shahih Muslim hadis nomor 2704

١٣ - بَابُ اسۡتِحۡبَابِ خَفۡضِ الصَّوۡتِ بِالذِّكۡرِ
13. Bab disukainya melirihkan suara zikir


٤٤ - (٢٧٠٤) - حَدَّثَنَا أَبُو بَكۡرِ بۡنُ أَبِي شَيۡبَةَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ فُضَيۡلٍ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنۡ عَاصِمٍ، عَنۡ أَبِي عُثۡمَانَ، عَنۡ أَبِي مُوسَىٰ. قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ فِي سَفَرٍ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَجۡهَرُونَ بِالتَّكۡبِيرِ. فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (أَيُّهَا النَّاسُ، ارۡبَعُوا عَلَىٰ أَنۡفُسِكُمۡ، إِنَّكُمۡ لَيۡسَ تَدۡعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا. إِنَّكُمۡ تَدۡعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا، وَهُوَ مَعَكُمۡ) قَالَ: وَأَنَا خَلۡفَهُ، وَأَنَا أَقُولُ: لَا حَوۡلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. فَقَالَ: (يَا عَبۡدَ اللهِ بۡنَ قَيۡسٍ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَىٰ كَنۡزٍ مِنۡ كُنُوزِ الۡجَنَّةِ؟) فَقُلۡتُ: بَلَىٰ، يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: (قُلۡ: لَا حَوۡلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ).


44. (2704). Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Fudhail dan Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami dari ‘Ashim, dari Abu ‘Utsman, dari Abu Musa. Beliau berkata: Kami pernah bersama Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam suatu perjalanan. Orang-orang mengeraskan suara takbir. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Wahai sekalian manusia, sayangilah diri-diri kalian! Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada sesuatu yang tuli dan tidak hadir. Sesungguhnya kalian berdoa kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia bersama kalian.”

Abu Musa berkata: Aku berada di belakang beliau dan aku mengucapkan, “Lā ḥaula wa lā quwwata illa billāh (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).”

Lalu beliau berkata kepadaku, “Wahai ‘Abdullah bin Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu suatu ucapan yang termasuk salah satu perbendaharaan janah?”

Aku menjawab, “Tentu mau wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda, “Ucapkanlah: Lā ḥaula wa lā quwwata illa billāh.”

(...) - حَدَّثَنَا ابۡنُ نُمَيۡرٍ وَإِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ وَأَبُو سَعِيدٍ الۡأَشَجُّ. جَمِيعًا عَنۡ حَفۡصِ بۡنِ غِيَاثٍ، عَنۡ عَاصِمٍ، بِهٰذَا الۡإِسۡنَادِ، نَحۡوَهُ.

Ibnu Numair, Ishaq bin Ibrahim, dan Abu Sa’id Al-Asyajj telah menceritakan kepada kami. Semuanya dari Hafsh bin Ghiyats, dari ‘Ashim melalui sanad ini semisal hadis tersebut.

٤٥ – (...) – حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ، فُضَيۡلُ بۡنُ حُسَيۡنٍ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ – يَعۡنِي ابۡنَ زُرَيۡعٍ -: حَدَّثَنَا التَّيۡمِيُّ عَنۡ أَبِي عُثۡمَانَ، عَنۡ أَبِي مُوسَىٰ، أَنَّهُمۡ كَانُوا مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ، وَهُمۡ يَصۡعَدُونَ فِي ثَنِيَّةٍ. قَالَ: فَجَعَلَ رَجُلٌ، كُلَّمَا عَلَا ثَنِيَّةً، نَادَى: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكۡبَرُ. قَالَ: فَقَالَ نَبِيُّ اللهِ ﷺ: (إِنَّكُمۡ لَا تُنَادُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا)، قَالَ: فَقَالَ: (يَا أَبَا مُوسَىٰ، أَوۡ: يَا عَبۡدَ اللهِ بۡنَ قَيۡسٍ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَىٰ كَلِمَةٍ مِنۡ كَنۡزِ الۡجَنَّةِ)؟ قُلۡتُ: مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: (لَا حَوۡلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ).

45. Abu Kamil Fudhail bin Husain telah menceritakan kepada kami: Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami: At-Taimi menceritakan kepada kami dari Abu ‘Utsman, dari Abu Musa. Mereka pernah bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika mereka sedang naik di suatu jalan gunung.

Abu Musa berkata: Ada seseorang yang setiap kali menaiki suatu jalan gunung, dia menyeru, “Lā ilāha illallāh wallāhu akbar (Tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan Allah Maha Besar).”

Abu Musa berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak menyeru sesuatu yang tuli dan tidak hadir.”

Abu Musa berkata: Nabi berkata, “Wahai Abu Musa,” atau, “Wahai ‘Abdullah bin Qais. Maukah aku tunjukkan kepada engkau suatu perkataan yang termasuk perbendaharaan janah?”

Aku berkata, “Apa itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Lā ḥaula wa lā quwwata illa billāh (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).”

(...) - وَحَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ الۡأَعۡلَىٰ: حَدَّثَنَا الۡمُعۡتَمِرُ، عَنۡ أَبِيهِ: حَدَّثَنَا أَبُو عُثۡمَانَ، عَنۡ أَبِي مُوسَىٰ. قَالَ: بَيۡنَمَا رَسُولُ اللهِ ﷺ... فَذَكَرَ نَحۡوَهُ.

Muhammad bin ‘Abdul A’la telah menceritakannya kepada kami: Al-Mu’tamir menceritakan kepada kami dari ayahnya: Abu ‘Utsman menceritakan kepada kami dari Abu Musa. Beliau berkata: Ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—… Lalu beliau menyebutkan semisal hadis tersebut.

(...) - حَدَّثَنَا خَلَفُ بۡنُ هِشَامٍ وَأَبُو الرَّبِيعِ. قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ أَبِي عُثۡمَانَ، عَنۡ أَبِي مُوسَىٰ. قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ فِي سَفَرٍ... فَذَكَرَ نَحۡوَ حَدِيثِ عَاصِمٍ.

Khalaf bin Hisyam dan Abu Ar-Rabi’ telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Abu ‘Utsman, dari Abu Musa. Beliau berkata: Kami pernah bersama Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam suatu perjalanan… Lalu beliau menyebutkan semisal hadis ‘Ashim.

Shahih Muslim hadis nomor 769

١٩٩ - (٧٦٩) - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ، عَنۡ مَالِكِ بۡنِ أَنَسٍ، عَنۡ أَبِي الزُّبَيۡرِ، عَنۡ طَاوُسٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ يَقُولُ، إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ مِنۡ جَوۡفِ اللَّيۡلِ: (اللّٰهُمَّ لَكَ الۡحَمۡدُ. أَنۡتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضِ، وَلَكَ الۡحَمۡدُ، أَنۡتَ قَيَّامُ السَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضِ، وَلَكَ الۡحَمۡدُ، أَنۡتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالۡأَرۡضِ، وَمَنۡ فِيهِنَّ، أَنۡتَ الۡحَقُّ، وَوَعۡدُكَ الۡحَقُّ، وَقَوۡلُكَ الۡحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالۡجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللّٰهُمَّ لَكَ أَسۡلَمۡتُ، وَبِكَ آمَنۡتُ، وَعَلَيۡكَ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡكَ أَنَبۡتُ، وَبِكَ خَاصَمۡتُ، وَإِلَيۡكَ حَاكَمۡتُ، فَاغۡفِرۡ لِي مَا قَدَّمۡتُ وَأَخَّرۡتُ، وَأَسۡرَرۡتُ وَأَعۡلَنۡتُ أَنۡتَ إِلٰهِي لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنۡتَ).

199. (769). Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami dari Malik bin Anas, dari Abu Az-Zubair, dari Thawus, dari Ibnu ‘Abbas: Apabila Rasulullah—shallallahu 'alaihi wa sallam—berdiri salat ketika larut malam, beliau biasa berdoa,

“Allahumma lakal ḥamdu, anta nūrus samawāti wal arḍi. Wa lakal ḥamdu, anta qayyāmus samawāti wal arḍi. Wa lakal ḥamdu, anta rabbus samawāti wal arḍi wa man fīhinn. Antal ḥaqq, wa wa‘dukal ḥaqq, wa qaulukal ḥaqq, wa liqā’ukal ḥaqq. Wal jannatu ḥaqq, wan nāru ḥaqq, was sā‘atu ḥaqq. Allahumma laka aslamtu, wa bika āmantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khāṣamtu, wa ilaika ḥākamtu, fagfir lī mā qaddamtu wa mā akhkhartu, wa asrartu wa a’lantu. Anta ilāhī. Lā ilāha illā anta.

(Ya Allah, hanya milik-Mu segala pujian. Engkau cahaya langit dan bumi. Hanya milik-Mu segala pujian. Engkau yang mengurusi langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu segala pujian. Engkau adalah Tuhan langit, bumi, dan siapa saja yang ada di dalamnya. Engkau adalah Yang Maha Benar, janji-Mu adalah kebenaran, perkataan-Mu adalah kebenaran, dan perjumpaan dengan-Mu adalah kebenaran. Janah benar, neraka benar, hari kiamat benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, aku beriman kepada-Mu, aku bertawakal kepada-Mu, aku kembali kepada-Mu, aku bermusuhan dengan pertolongan-Mu, dan aku berhukum kepada-Mu. Ampunilah dosaku yang telah aku kerjakan dan yang akan datang, dosa yang aku sembunyikan dan yang aku nyatakan. Engkau adalah ilahku. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau.)”

(...) - حَدَّثَنَا عَمۡرٌو النَّاقِدُ وَابۡنُ نُمَيۡرٍ وَابۡنُ أَبِي عُمَرَ. قَالُوا: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ. (ح) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ رَافِعٍ. قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ. كِلَاهُمَا عَنۡ سُلَيۡمَانَ الۡأَحۡوَلِ، عَنۡ طَاوُسٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

‘Amr An-Naqid, Ibnu Numair, dan Ibnu Abu ‘Umar telah menceritakan kepada kami. Mereka berkata: Sufyan menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Muhammad bin Rafi’ telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami. Keduanya dari Sulaiman Al-Ahwal, dari Thawus, dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

أَمَّا حَدِيثُ ابۡنِ جُرَيۡجٍ فَاتَّفَقَ لَفۡظُهُ مَعَ حَدِيثِ مَالِكٍ. لَمۡ يَخۡتَلِفَا إِلَّا فِي حَرۡفَيۡنِ. قَالَ ابۡنُ جُرَيۡجٍ: مَكَانَ قَيَّامُ: قَيِّمُ. وَقَالَ: وَمَا أَسۡرَرۡتُ. وَأَمَّا حَدِيثُ ابۡنِ عُيَيۡنَةَ فَفِيهِ بَعۡضُ زِيَادَةٍ. وَيُخَالِفُ مَالِكًا وَابۡنَ جُرَيۡجٍ فِي أَحۡرُفٍ.


Lafaz hadis Ibnu Juraij sama dengan hadis Malik. Tidak berbeda kecuali pada dua huruf. Ibnu Juraij berkata pada tempat kata qayyāmu, “qayyimu.” Ibnu Juraij juga berkata, “Wa mā asrartu.”

Adapun hadis Ibnu ‘Uyainah mengandung sebagian tambahan dan menyelisihi Malik dan Ibnu Juraij pada banyak huruf.

(...) - وَحَدَّثَنَا شَيۡبَانُ بۡنُ فَرُّوخَ: حَدَّثَنَا مَهۡدِيٌّ - وَهُوَ ابۡنُ مَيۡمُونٍ -: حَدَّثَنَا عِمۡرَانُ الۡقَصِيرُ عَنۡ قَيۡسِ بۡنِ سَعۡدٍ، عَنۡ طَاوُسٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، بِهٰذَا الۡحَدِيثِ وَاللَّفۡظُ قَرِيبٌ مِنۡ أَلۡفَاظِهِمۡ.

Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami: Mahdi bin Maimun menceritakan kepada kami: ‘Imran Al-Qashir menceritakan kepada kami dari Qais bin Sa’d, dari Thawus, dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dengan hadis ini dan lafaznya mirip dengan lafaz-lafaz mereka.