Cari Blog Ini

Syarh Al-Qawa'idul Arba' - Muqaddimah (2)

أَسۡأَلُ اللهَ الۡكَرِيمَ رَبَّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيمِ أَنۡ يَتَوَلَّاكَ فِي الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ، وَأَنۡ يَجۡعَلَكَ مُبَارَكًا أَيۡنَمَا كُنۡتَ، وَأَنۡ يَجۡعَلَكَ إِذَا أُعۡطِيَ شَكَرَ، وَإِذَا ابۡتُلِيَ صَبَرَ، وَإِذَا أَذۡنَبَ اسۡتَغۡفَرَ، فَإِنَّ هَٰؤُلاَءِ الثَّلَاثَ عُنۡوَانُ السَّعَادَةِ.
Al-Imam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah berkata: Aku meminta kepada Allah yang Maha Mulia, Rabb ‘arsy yang agung, agar Dia melindungi engkau di dunia dan akhirat. Dan agar Dia menjadikan engkau diberkahi di manapun engkau berada, dan agar menjadikan engkau menjadi seseorang yang jika diberi lalu dia bersyukur, jika diberi cobaan lalu dia bersabar, dan jika dia berbuat dosa maka dia memohon ampun. Karena ketiga hal ini adalah tanda kebahagiaan seorang hamba.

وَقَدۡ قَدَّمَ رَحِمَهُ اللهُ لِهَٰذِهِ الۡقَوَاعِدِ الۡأَرۡبَعِ بِمُقَدِّمَةٍ عَظِيمَةٍ فِيهَا الدُّعَاءُ لِطَلَبَةِ الۡعِلۡمِ، وَالۡتَنۡبِيهُ عَلَى مَا سَيَقُولُهُ، حَيۡثُ قَالَ (أَسۡأَلُ اللهَ الۡعَظِيمَ رَبَّ الۡعَرۡشِ الۡكَرِيمِ أَنۡ يَتَوَلَّاكَ فِي الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ، وَأَنۡ يَجۡعَلَكَ مُبَارَكًا أَيۡنَمَا كُنۡتَ، وَأَنۡ يَجۡعَلَكَ مِمَّنۡ إِذَا أُعۡطِيَ شَكَرَ، وَإِذَا ابۡتُلِيَ صَبَرَ، وَإِذَا أَذۡنَبَ اسۡتَغۡفَرَ، فَإِنَّ هَٰذِهِ الثَّلَاثَ هِيَ عُنۡوَانُ السَّعَادَةِ).
Syaikh Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah berkata: Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah telah memulai empat kaidah ini dengan pendahuluan yang agung. Di dalamnya ada doa untuk para penuntut ilmu dan peringatan terhadap apa yang hendak beliau sampaikan. Yaitu, ketika beliau menyebutkan: Aku meminta kepada Allah yang Maha Mulia, Rabb ‘arsy yang agung, agar Dia melindungi engkau di dunia dan akhirat. Dan agar Dia menjadikan engkau diberkahi di manapun engkau berada, dan agar menjadikan engkau menjadi seseorang yang jika diberi lalu dia bersyukur, jika diberi cobaan lalu dia bersabar, dan jika dia berbuat dosa maka dia memohon ampun. Karena ketiga hal ini adalah tanda kebahagiaan seorang hamba.
هَٰذِهِ مُقَدِّمَةٌ عَظِيمَةٌ، فِيهَا دُعَاءٌ مِنَ الشَّيۡخِ رَحِمَهُ اللهُ لِكُلِّ طَالِبِ عِلۡمٍ يَتَعَلَّمُ عَقِيدَتَهُ يُرِيدُ بِذٰلِكَ الۡحَقَّ، وَيُرِيدُ بِذٰلِكَ تَجَنُّبَ الضَّلَالِ وَالشِّرۡكِ، فَإِنَّهُ حَرِيٌّ بِأَنۡ يَتَوَلَّاهُ اللهُ فِي الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ.
Ini adalah pendahuluan yang sangat agung. Di dalamnya ada doa dari Syaikh rahimahullah untuk setiap penuntut ilmu yang sedang mempelajari akidahnya dalam rangka menginginkan kebenaran dan hendak untuk menjauh dari kesesatan dan kesyirikan. Karenanya, ia pantas untuk mendapat perlindungan Allah di dunia dan akhirat.
وَإِذَا تَوَلَّاهُ اللهُ فِي الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ فَإِنَّهُ لَا سَبِيلَ إِلَى الۡمَكَارِهِ أَنۡ تَصِلَ إِلَيۡهِ، لَا فِي دِينِهِ وَلَا فِي دُنۡيَاهُ، قَالَ تَعَالَى (ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ) [البقرة: ٢٥٧]، فَإِذَا تَوَلَّاكَ اللهُ أَخۡرَجَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ - ظُلُمَاتِ الشِّرۡكِ وَالۡكُفۡرِ وَالشُّكُوكِ وَالۡإِلۡحَادِ - إِلَى نُورِ الۡإِيمَانِ وَالۡعِلۡمِ النَّافِعِ وَالۡعَمَلِ الصَّالِحِ، (ذٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ مَوۡلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَأَنَّ ٱلۡكَـٰفِرِينَ لَا مَوۡلَىٰ لَهُمۡ) [محمد: ١١].
Jika Allah telah melindunginya di dunia dan akhirat, maka tidak ada jalan bagi hal-hal yang tidak disukai untuk sampai kepadanya. Tidak pada agamanya, tidak pula pada dunianya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan…” (QS. Al-Baqarah: 257). Dan jika Allah telah melindungimu, maka dia akan mengeluarkan engkau dari segala kegelapan. Dari kegelapan syirik, kekufuran, keragu-raguan, dan penentangan menuju cahaya iman, ilmu yang bermanfaat, dan amal shalih. “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung.” (QS. Muhammad: 11).
فَإِذَا تَوَلَّاكَ اللهُ بِرِعَايَتِهِ وَبِتَوۡفِيقِهِ وَهِدَايَتِهِ فِي الدُّنۡيَا وَفِي الۡآخِرَةِ؛ فَإِنَّكَ تَسۡعَدُ سَعَادَةً لَا شَقَاءَ بَعۡدَهَا أَبَدًا، فِي الدُّنۡيَا يَتَوَلَّاكَ بِالۡهِدَايَةِ وَالتَّوۡفِيقِ وَالسَّيۡرِ عَلَى الۡمَنۡهَجِ السَّلِيمِ، وَفِي الۡآخِرَةِ يَتَوَلَّاكَ بِأَنۡ يُدۡخِلَكَ جَنَّتَهُ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا لَا خَوۡفٌ وَلَا مَرَضٌ وَلَا شَقَاءُ وَلَا كِبَرٌ وَلَا مَكَارِهُ، هَذِهِ وِلَايَةُ اللهِ لِعَبۡدِهِ الۡمُؤۡمِنِ فِي الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ.
Dan jika Allah telah melindungimu dengan pemeliharaan-Nya, taufiq-Nya, dan hidayah-Nya di dunia dan akhirat, maka sungguh engkau akan berbahagia dengan kebahagiaan yang tidak ada kepedihan setelahnya selama-lamanya. Di dunia, Allah akan melindungimu dengan hidayah, taufik, dan perjalanan di atas metode yang selamat. Dan di akhirat, Allah akan melindungimu dengan memasukkan engkau ke dalam surga-Nya, kekal dan dikekalkan. Di dalamnya tidak ada sedikitpun ketakutan, sakit, kepedihan, ketuaan, dan tidak ada pula perkara yang tidak disukai. Inilah perlindungan Allah bagi hamba-Nya yang beriman di dunia dan akhirat.
قَالَ: (وَأَنۡ يَجۡعَلَكَ مُبَارَكًا أَيۡنَمَا كُنۡتَ) إِذَا جَعَلَكَ اللهُ مُبَارَكًا أَيۡنَمَا كُنۡتَ فَهَٰذَا هُوَ غَايَةُ الۡمَطَالِبِ، يَجۡعَلُ اللهُ الۡبَرَكَةَ فِي عُمُرِكَ، وَيَجۡعَلُ الۡبَرَكَةَ فِي رِزۡقِكَ، وَيَجۡعَلُ الۡبَرَكَةَ فِي عِلۡمِكَ، وَيَجۡعَلُ الۡبَرَكَةَ فِي عَمَلِكَ، وَيَجۡعَلُ الۡبَرَكَةَ فِي ذُرِيَّتِكَ، أَيۡنَمَا كُنۡتَ تُصَاحِبُكَ الۡبَرَكَةُ، أَيۡنَمَا تَوَجَّهۡتَ، وَهَٰذَا خَيۡرٌ عَظِيمٌ، وَفَضۡلٌ مِنَ اللهِ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى.
Beliau berkata, “Dan agar menjadikan engkau diberkahi di manapun engkau berada.” Jika Allah menjadikanmu diberkahi di mana saja engkau berada, maka ini adalah puncak cita-cita. Allah menjadikan umurmu berkah, rezekimu berkah, ilmumu berkah, amalanmu berkah, dan keturunanmu berkah. Di mana saja engkau, berkah menyertaimu ke mana saja engkau pergi. Ini adalah kebaikan yang sangat agung dan karunia dari Allah subhanahu wa ta’ala.
قَالَ: (وَأَنۡ يَجۡعَلَكَ مِمَّنۡ إِذَا أُعۡطِيَ شَكَرَ) خِلَافُ الَّذِي إِذَا أُعۡطِيَ كَفَرَ النِّعۡمَةَ وَبَطَرَهَا، فَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ إِذَا أُعۡطُوا النِّعۡمَةَ كَفَرُوهَا وَأَنۡكَرُوهَا، وَصَرَفُوهَا فِي غَيۡرِ طَاعَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَصَارَتۡ سَبَبًا لِشَقَاوَتِهِمۡ، أَمَّا مَنۡ يَشۡكُرُ فَإِنَّ اللهَ يَزِيدُهُ (وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡ) [إبراهيم: ٧].
وَاللهُ -جَلَّ وَعَلَا- يَزِيدُ الشَّاكِرِينَ مِنۡ فَضۡلِهِ وَإِحۡسَانِهِ. فَإِذَا أَرَدۡتَ الۡمَزِيدَ مِنَ النِّعَمِ فَاشۡكُرِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَإِذَا أَرَدۡتَ زَوَالَ النِّعَمِ فَاكۡفُرۡهَا.
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab berkata, “Dan agar menjadikan engkau termasuk orang yang bila diberi, maka ia bersyukur.” Berbeda dengan orang yang jika diberi, lalu ia mengingkari kenikmatan itu dan menentangnya. Karena sungguh banyak manusia jika mereka diberi kenikmatan, mereka mengkufurinya dan mengingkarinya. Dan mereka menggunakannya untuk selain ketaatan kepada Allah ‘azza wa jalla. Sehingga jadilah menjadi sebab kepada kecelakaan mereka. Adapun orang yang bersyukur, maka Allah sungguh akan menambah kepadanya. “Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb kalian memaklumkan: Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian…” (QS. Ibrahim: 7).
Dan Allah jalla wa ‘ala menambah karunia-Nya dan kebaikan-Nya kepada orang-orang yang bersyukur. Sehingga jika engkau ingin tambahan nikmat, maka bersyukurlah kepada Allah ‘azza wa jalla. Dan jika engkau ingin kenikmatan itu hilang, maka ingkarilah kenikmatan itu.