Cari Blog Ini

Ibnu Abdil Barr

Andalusia adalah sebuah negeri yang dahulu pernah memunculkan ulama-ulama besar dalam sejarah Islam. Di antaranya adalah seorang Imam dan seorang hafizh (penghafal Al Quran dan Al Hadis) yang terkenal dengan Ibnu Abdil Barr. Ulama yang hidup pada abad 4 Hijriah ini mendapat predikat sebagai Hafizh Al-Maghrib dan Syaikhul Islam. Beliau termasuk ulama yang mampu menghasilkan karya-karya besar di berbagai cabang ilmu.

NAMA DAN KELAHIRAN BELIAU


Beliau adalah Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Barr bin Ashim An-Namari Al-Qurthubi Al-Andalusi Al Maliki. Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr adalah seorang Arab asli dari kabilah Namr. Para ulama berbeda pendapat tentang tahun dan bulan kelahiran beliau. Menurut pendapat dan referensi yang kuat, beliau dilahirkan pada hari Jum’at tanggal 5 bulan Rabi’ul Akhir tahun 368 H.

PERKEMBANGAN ILMIAHNYA


Ibnu Abdil Barr rahimahullah tumbuh dan berkembang di Kota Cordova. Saat itu kota tersebut adalah ibukota pemerintahan Andalusia (Spanyol). Kota ini terkenal sebagai kota ilmu dan tempat tinggal Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Di tempat inilah beliau tumbuh dewasa dan mendalami ilmu agama dari para ulama terkemuka. Beliau juga meriwayatkan hadis hingga menjadi seorang pakar hadis yang mengungguli para seniornya. Akhirnya beliau dijuluki sebagai Hafizhnya Al-Maghrib.

Sejak kecil beliau telah terkondisi dalam sebuah keluarga yang berhiaskan ilmu agama, keutamaan, dan kezuhudan. Kakeknya yang bernama Muhammad bin Abdul Barr bin Ashim An-Namri adalah ahli ibadah yang terkenal. Adapun ayahnya yang bernama Abdullah bin Muhammad termasuk ahli fikih terkemuka di kota tersebut. Oleh sebab itulah sang putra tumbuh dengan sangat baik dalam ilmu dan ibadah. Ibnu Abdil Barr rahimahullah belajar dan mendengarkan hadis dari sekian banyak ulama di Kota Qurtubah. Guru-gurunya adalah para ulama dalam berbagai cabang ilmu seperti fikih, hadis, bahasa, sejarah, dan adab. Karena begitu cepatnya perkembangan ilmunya, Ibnu Abdil Barr menjadi buah bibir di kalangan ulama terkenal saat itu. Kelak beliau akan sejajar dengan ulama-ulama besar dan sekian banyak orang berbondong-bondong untuk menimba ilmu darinya.

PERJALANANNYA MENUNTUT ILMU


Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr belum pernah melakukan rihlah (perjalanan) untuk menuntut ilmu di luar negeri Andalus. Namun beliau meninggalkan Cordova lalu menjelajahi berbagai penjuru timur dan barat Andalusia. Pada awalnya, beliau sempat tinggal di Andalusia bagian barat selama beberapa waktu sebelum akhirnya berpindah ke penjuru timur. Beliau singgah di Daniyah, Valencia, dan Syatibah. Bahkan pernah menjabat sebagai qadhi (hakim) di Lisabon yang merupakan ibukota Portugal sekarang.

Beliau mencari ilmu setelah tahun 390 H dan berjumpa dengan ulama-ulama besar di masanya. Bahkan karena ilmunya, beliau disegani oleh para ulama tersebut. Membuat karya tulis yang sangat banyak dan melakukan penelitian terhadap sanad hadis. Namun beliau belum sempat menimba ilmu dari ayahanda yang meninggal terlebih dahulu pada tahun 380 H. Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr rahimahullah adalah seorang ahli fikih, ahli ibadah dan ahli tahajud. Beliau termasuk ulama yang telah mencapai level ijtihad dan ini tergambar dalam berbagai karya tulisnya yang fenomenal.

GURU-GURU DAN MURID-MURIDNYA


Ibnu Abdil Barr rahimahullah telah menimba ilmu lebih dari seratus guru dalam berbagai bidang ilmu. Terutama ulama-ulama besar dan mumpuni dalam bidang ilmu hadis dan fikih di Andalus. Di antara ulama besar yang pernah menjadi gurunya dan punya pengaruh dalam membentuk karakternya adalah Khalaf bin Al-Qasim Al-Andalusi, Abdul Warits bin Sufyan, Abdullah bin Muhammad bin Abdul Mukmin, Abdullah bin Muhammad Al-Juhani, Muhammad bin Abdul Malik Ar-Rashafi, Al-Hafidz Abu Utsman Said bin Nashr Al-Andalusi, Ahmad bin Qosim Al-Bazar, dan Ahmad bin Fath Ar-Rasan. Merekalah sebagian ulama yang banyak diambil riwayatnya oleh Ibnu Abdil Barr. Tentunya masih banyak sekali guru-gurunya yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena keterbatasan ruang.

Beliau juga mempunyai murid-murid yang sangat banyak. Di antara muridnya yang terkenal adalah Abu Ali Al-Ghassani, Abdurrahman bin Muhammad Al-Qurthubi, Abul Hasan Thahir bin Mufawwiz Asy-Syathibi, Abu Bahr Sufyan bin Al-Ash, Ibnu Hazm Al-Andalusi, Abu Abdillah Al-Humaidy Al-Andalusi dan masih yang lainnya. Beliau tidak hanya menjadi tujuan para penuntut ilmu saja, namun para penguasa dan pejabat juga menimba ilmu dari beliau. Tercatat dalam sejarah penguasa Daniyah yang bernama Mujahid Al-Amiri pernah mendengarkan ceramahnya di majelis ilmiyah. Ia sangat menghormati dan memuliakan Ibnu Abdil Barr.

PUJIAN PARA ULAMA TERHADAPNYA


Ibnu Abdil Barr rahimahullah telah banyak menuai pujian dan sanjungan dari para ulama yang selevel dengannya atau ulama besar yang sezaman dengannya maupun juga para ulama setelahnya. Yang demikian itu karena kapasitas beliau yang tinggi dalam ilmu, pemahaman, dan hafalan yang sangat cemerlang. Al-Humaidy mengatakan, “Abu Umar adalah seorang Fakih (ahli fikih), Hafizh dan banyak riwayatnya. Orang yang berilmu dalam bidang qira’ah (ilmu Al Quran), khilaf (perbedaan pendapat) para ulama, hadis dan para perawinya.” Abul Walid Al-Baji menyatakan, “Tidak ada seorang pun di Andalusia yang sepadan dengan Abu Umar bin Abdil Barr dalam bidang ilmu hadis. Dia adalah penduduk Maghrib yang paling hafizh.” Ibnu Hazm berkata, “Aku tidak mengetahui ada pembahasan fikih hadis yang semisal dengan Ibnu Abdil Barr. Lalu bagaimana kiranya akan ada yang lebih baik darinya?” Abu Abdillah bin Abi Fath menyatakan, “Abu Umar adalah orang yang paling berilmu di Andalus tentang sunah, atsar, dan khilaf para ulama di berbagai negeri.” Ibnu Farhun menyatakan, “Ibnu Abdil Barr adalah syaikhnya ulama Andalus, pemuka para ahli hadis di sana, dan yang paling hafal terhadap sunah. Sungguh saat itu beliau adalah pemimpin ulama dalam hafalan dan kekokohannya.”

AKIDAH DAN MADZHABNYA


Al-Hafizh Adz-Dzahabi mengatakan, “Ibnu Abdil Barr rahimahullah adalah seorang imam, ahli agama, terpercaya, kuat hafalannya, luas ilmunya, dan pengikut sunah. Ia mengikuti madzhab salaf dalam prinsip agama dan tidak masuk dalam ilmu kalam. Bahkan ia meniti jejak guru-gurunya terdahulu.” Adapun berkenaan dengan madzhab fikihnya, Al-Humaidi mengatakan, “Dalam hal fikih ia condong kepada pendapatnya Asy-Syafi’i.” Hal senada juga diungkapkan oleh Adz-Dzahabi. Pada awalnya ia cenderung kepada madzhab zhahiri namun kemudian berpindah kepada madzhab maliki.” Abu Abdillah ibnu Abi Al-Fath mengatakan, “Madzhabnya pertama yang ia jalani dalam waktu yang lama adalah madzhab zhahiri. Kemudian kembali rujuk dan menggunakan qiyas tanpa melakukan taklid terhadap siapapun. Hanya saja dia sangat cenderung kepada madzhab Asy-Syafi’i.” Adz-Dzahabi mengomentari hal ini dengan menyatakan, “Namun yang makruf (terkenal) dia adalah seorang ulama bermadzhab Maliki.”

KARYA TULISNYA


Ibnu Abdil Barr rahimahullah telah diberi taufik dan kemudahan dalam menghasilkan berbagai karya tulis. Ia mempunyai kemampuan dan kecemerlangan yang luar biasa dalam menulis karya ilmiah. Sebagaimana hal ini diungkapkan muridnya Ibnu Hazm Al-Andalusi, “Ibnu Abdil Barr mempunyai kitab-kitab yang tidak ada tandingannya.” Abu Thahir mengatakan, “Kesimpulannya, dia adalah seorang yang mulia kedudukannya dan luas ilmunya. Kitab-kitabnya sangat banyak.” Karya ilmiahnya meliputi berbagai bidang ilmu, di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Ilmu Qira’ah: Al-Madkhal fil qira’ah, At-Tajwid wal Madkhal ila ‘ilmil Qur’an bit tahdid, Al-Bayan fi tilawatil Qur’an, Al-Iktifa’ fi qiraati Nafi’ wa Abi ‘Amr bin Al-‘Ala,’ dan yang lainnya.
  2. Ilmu Hadis: At-Tamhid lima fil Muwatha’ minal Ma’ani wa Asanid, Al-Istidzkar fi Syarhi Madzahibi Ulama Al-Amshar, Az-Ziyadat allati lam taqa’ fil Muwatha’. Kitab-kitab tersebut telah tercetak dan yang masih belum tercetak atau hilang cukup banyak. Di antaranya Ikhtishar fi Kitabi Tamyiz, Asy-Syawahid fi itsbati Khabaril Ahad, Mandzumatun fi Sunnah, Musnad Ibnu Abdil Barr dan yang lainnya.
  3. Ilmu Fikih: Al-Kafi fi Furu’il Malikiyah, Al-Inshaf fima bainal Mukhtalifin fi Fatihatil Kitab minal Ikhtilaf (keduanya sudah tercetak), Al-Isyraf ala ma fi Ushulil Faraidh minal Ijma’ wal Ikhtilaf, Jawaizus Sulthan.
  4. Ilmu Sejarah dan Biografi: Al-Istighna’ fi Asmail Masyhurin min Hamalatil Ilmi bil Kuna, Tarjamatul Imam Malik bin Anas, At-Ta’rif bijama’atin min Fuqahaul Malikiyah, Akhbaru Aimatil Amshar, Al-Maghazi, Mihanul Ulama, dan yang lainnya.
  5. Ilmu Akidah: A’lamun Nubuwwah dan Al-Inshaf fi Asmaillah. Namun keberadaan kedua kitab tersebut tidak ditemukan.
  6. Ilmu Adab dan Akhlak: Bahjatul Majalis, Adabul Mujalasah wa Hamdul Lisan, Jamiul Bayanil Ilmi wa Fadhlih, Ar-Raqaaq, Al-Bustan fil Ikhwan, Al-Aql wal Uqala wa ja’a fi aushafihim anil Ulama wal Hukama.

WAFATNYA BELIAU


Ibnu Abdil Barr rahimahullah meninggal di Kota Syatibah dan di situlah beliau dimakamkan. Peristiwa itu terjadi pada akhir bulan Rabiul Awal tahun 463 H. Beliau meninggal pada usia 95 tahun lebih 5 hari. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mencurahkan rahmat dan maghfirah­-Nya kepada beliau.

Sumber: Majalah Qudwah edisi 26 vol. 03 1436 H / 2015, rubrik Biografi. Pemateri: Ustadz Abu Hafiy Abdullah.