٢١ - بَابُ سُنَّةِ المُحۡرِمِ إِذَا مَاتَ
21. Bab sunah orang yang berihram apabila meninggal
١٨٥١ - حَدَّثَنَا يَعۡقُوبُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ: حَدَّثَنَا هُشَيۡمٌ:
أَخۡبَرَنَا أَبُو بِشۡرٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ جُبَيۡرٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَجُلًا كَانَ مَعَ النَّبِيِّ ﷺ، فَوَقَصَتۡهُ
نَاقَتُهُ وَهُوَ مُحۡرِمٌ، فَمَاتَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (اغۡسِلُوهُ
بِمَاءٍ وَسِدۡرٍ، وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوۡبَيۡهِ، وَلَا تَمَسُّوهُ بِطِيبٍ، وَلَا
تُخَمِّرُوا رَأۡسَهُ، فَإِنَّهُ يُبۡعَثُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ مُلَبِّيًا).
[طرفاه في:
١٢٦٥،
١٢٦٧].
1851. Ya’qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Husyaim menceritakan
kepada kami: Abu Bisyr mengabarkan kepada kami dari Sa’id bin Jubair, dari
Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—bahwa ada seseorang yang bersama
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Lalu untanya menghempaskannya sehingga
mematahkan lehernya dalam keadaan dia sedang ihram. Lalu dia meninggal.
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Mandikan dia dengan air
dan daun bidara, kafanilah dengan dua lembar pakaiannya, janganlah kenakan
wewangian padanya, dan jangan kerudungi kepalanya! Karena dia akan
dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiah.”