١ – بَابٌ
1. Bab
٣٣٤ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ
عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ الۡقَاسِمِ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ زَوۡجِ
النَّبِيِّ ﷺ قَالَتۡ: خَرَجۡنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ فِي بَعۡضِ أَسۡفَارِهِ،
حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالۡبَيۡدَاءِ، أَوۡ بِذَاتِ الۡجَيۡشِ، انۡقَطَعَ عِقۡدٌ
لِي، فَأَقَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَلَى الۡتِمَاسِهِ، وَأَقَامَ النَّاسُ
مَعَهُ، وَلَيۡسُوا عَلَى مَاءٍ، فَأَتَى النَّاسُ إِلَى أَبِي بَكۡرٍ
الصِّدِّيقِ، فَقَالُوا: أَلَا تَرَى مَا صَنَعَتۡ عَائِشَةُ؟ أَقَامَتۡ
بِرَسُولِ اللهِ ﷺ وَالنَّاسِ، وَلَيۡسُوا عَلَى مَاءٍ، وَلَيۡسَ مَعَهُمۡ
مَاءٌ،
334. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik
mengabarkan kepada kami dari ‘Abdurrahman bin Al-Qasim, dari ayahnya, dari
‘Aisyah istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau mengatakan:
Kami keluar bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dalam salah satu
safar beliau. Hingga ketika kami berada di Al-Baida` atau di Dzat Al-Jaisy
(dua nama tempat di antara Makkah dan Madinah), kalungku terputus.
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menghentikan perjalanannya untuk
mencarinya. Begitu pula orang-orang menghentikan perjalanan bersama beliau
dalam keadaan mereka berhenti di tempat yang tidak ada air.
Orang-orang datang menemui Abu Bakr Ash-Shiddiq seraya berkata, “Tidakkah
engkau lihat yang diperbuat oleh ‘Aisyah? Dia membuat Rasulullah—shallallahu
‘alaihi wa sallam—dan kaum muslimin menghentikan perjalanannya padahal mereka
di tempat yang tidak ada air dan mereka tidak membawa air.”
فَجَاءَ أَبُو بَكۡرٍ، وَرَسُولُ اللهِ ﷺ وَاضِعٌ رَأۡسَهُ عَلَى فَخِذِي قَدۡ
نَامَ، فَقَالَ: حَبَسۡتِ رَسُولَ اللهِ ﷺ وَالنَّاسَ، وَلَيۡسُوا عَلَى مَاءٍ،
وَلَيۡسَ مَعَهُمۡ مَاءٌ! فَقَالَتۡ عَائِشَةُ: فَعَاتَبَنِي أَبُو بَكۡرٍ،
وَقَالَ مَا شَاءَ اللهُ أَنۡ يَقُولَ، وَجَعَلَ يَطۡعُنُنِي بِيَدِهِ فِي
خَاصِرَتِي، فَلَا يَمۡنَعُنِي مِنَ التَّحَرُّكِ إِلَّا مَكَانُ رَسُولِ اللهِ ﷺ
عَلَى فَخِذِي، فَقَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ حِينَ أَصۡبَحَ عَلَى غَيۡرِ مَاءٍ،
فَأَنۡزَلَ اللهُ آيَةَ التَّيَمُّمِ فَتَيَمَّمُوا، فَقَالَ أُسَيۡدُ بۡنُ
الۡحُضَيۡرِ: مَا هِيَ بِأَوَّلِ بَرَكَتِكُمۡ يَا آلَ أَبِي بَكۡرٍ، قَالَتۡ:
فَبَعَثۡنَا الۡبَعِيرَ الَّذِي كُنۡتُ عَلَيۡهِ، فَأَصَبۡنَا الۡعِقۡدَ
تَحۡتَهُ.
[الحديث ٣٣٤ - أطرافه في: ٣٣٦، ٣٦٧٢، ٣٧٧٣، ٤٥٨٣، ٤٦٠٧، ٤٦٠٨، ٥١٦٤، ٥٢٥٠، ٥٨٨٢،
٦٨٤٤، ٦٨٤٥].
Abu Bakr datang dalam keadaan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—meletakkan kepalanya di atas pahaku tertidur. Abu Bakr berkata, “Engkau
telah menahan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan kaum muslimin
padahal mereka di tempat yang tidak ada air dan mereka tidak membawa air.”
‘Aisyah berkata: Lalu Abu Bakr menghardikku dan mengucapkan perkataan yang
Allah kehendaki. Abu Bakr menusuk pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang
menghalangiku untuk bergerak kecuali karena keberadaan Rasulullah—shallallahu
‘alaihi wa sallam—di atas pahaku. Keesokannya, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi
wa sallam—bangun dalam keadaan tidak ada air. Allah menurunkan ayat tayamum,
lalu mereka bertayamum.
Usaid bin Al-Hudhair berkata: Ini bukan yang keberkahan pertama kalian wahai
keluarga Abu Bakr.
‘Aisyah mengatakan: Kami melepas tambatan unta yang tadinya aku naiki, lalu
kami menemukan kalung itu ada di bawahnya.