Cari Blog Ini

Ma Hiya As-Salafiyyah? - Penjelasan Makna As-Salafiyyah secara Bahasa

Bab Pertama: Penjelasan Makna As-Salafiyyah secara Bahasa

Huruf sin, lam, dan fa` adalah asal yang menunjukkan makna telah mendahului dan berlalu[1]. Oleh karena itu, kata salaf secara bahasa adalah yang telah mendahului dan berlalu. سَلَف adalah bentuk jamak dari kata سَالِف. Bentuk jamak lainnya adalah أَسۡلَاف, سُلُوف, dan سُلَّاف.

Salaf secara bahasa dimutlakkan untuk setiap yang mendahuluimu dan berlalu dari kalangan kerabat dan semacamnya. Termasuk makna ini adalah firman Allah jalla fi ‘ulah,
فَجَعَلْنَـٰهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِّلْءَاخِرِينَ
“Maka Kami jadikan mereka sebagai pendahulu dan permisalan untuk orang-orang yang datang belakangan.” (QS. Az-Zukhruf: 56).

Al-Imam Al-Baghawi rahimahullah mengatakan di dalam tafsir beliau[2] tentang ayat ini, “Salaf adalah siapa saja yang mendahului dari kalangan leluhur. Kami jadikan mereka orang yang telah mendahului agar dijadikan pelajaran oleh orang-orang yang belakangan.”

Termasuk makna ini adalah firman Allah taala,
وَأَن تَجْمَعُوا۟ بَيْنَ ٱلْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ
“Dan (janganlah) kalian mengumpulkan (dalam pernikahan) dua wanita yang bersaudara kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.” (QS. An-Nisa`: 23).

Yaitu: perbuatan kalian yang telah lalu. Itulah yang harus ditinggalkan. Jadi, pengecualian di ayat tersebut adalah dari dosa, bukan dari bolehnya perbuatan tersebut. Oleh karena itu, dikatakan: si polan memiliki pendahulu yang mulia, maksudnya adalah leluhur yang telah mendahului. Ini dikatakan oleh Ar-Raghib Al-Ashfahani rahimahullah di dalam kitab Al-Mufradat[3].

Al-Hafizh Ibnul Atsir dan Al-’Allamah Ibnu Manzhur mengkhususkan pada orang yang telah mendahului dalam hal umur dan keutamaan.

Ibnu Manzhur rahimahullah mengatakan, “Salaf juga berarti siapa saja yang telah mendahuluimu dari kalangan leluhur dan yang memiliki hubungan kekerabatan, yang mereka itu berada di atasmu dalam hal usia dan keutamaan. Oleh karena itu, generasi awal tabiin dinamakan dengan salaf saleh.”[4]

Di antara yang menunjukkan pada makna ini adalah riwayat di dalam dua kitab Shahih[5] dari hadis ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dan hadis ini ada kisahnya, yaitu:

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membisiki putrinya yaitu Fathimah radhiyallahu ‘anha, lalu Fathimah menangis. Ketika Nabi melihat kesedihannya, beliau membisikinya sekali lagi, lalu Fathimah radhiyallahu ‘anha tertawa. ‘Aisyah menanyainya, namun Fathimah tidak mau memberitahunya.

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, ‘Aisyah menanyai Fathimah sekali lagi. Fathimah radhiyallahu ‘anha menjawabnya dengan ucapannya: Adapun dulu ketika beliau membisiki aku pada kali pertama, beliau memberitahuku bahwa Jibril biasanya memeriksa hafalan Alquran beliau setiap tahun satu kali, namun sekarang Jibril memeriksa dua kali. Lalu Nabi berkata kepadanya,
وَإِنِّي لَا أُرَىٰ الۡأَجَلَ إِلَّا قَدِ اقۡتَرَبَ؛ فَاتَّقِ اللهَ وَاصۡبِرِي؛ فَإِنَّهُ نِعۡمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ
“Aku menduga bahwa ajalku sudah dekat. Maka, bertakwalah kepada Allah dan sabarlah! Karena sebaik-baik salaf bagimu adalah aku.”

Fathimah berkata: Aku pun menangis seperti yang dahulu engkau lihat. Ketika Nabi melihat kesedihanku, beliau membisikiku pada kali yang kedua. Beliau mengatakan, “Wahai Fathimah, tidakkah engkau rida menjadi penghulu wanita kaum mukminin atau penghulu wanita umat ini? Fathimah mengatakan: Aku pun tertawa seperti yang engkau lihat.”

Al-Hafizh An-Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim[6] menjelaskan ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Karena sebaik-baik salaf bagimu adalah aku.” Beliau mengatakan, “Salaf adalah yang mendahului. Sehingga maknanya: Aku mendahuluimu di depanmu, kemudian kamu datang kepadaku.”

Ini adalah makna secara bahasa.

[1] Lihat Mu’jam Maqayisil Lughah karya Ibnu Faris (3/95). 
[2] (7/218). 
[3] Halaman 420. 
[4] Lisanul ‘Arab (9/159), dan lihat ucapan Ibnul Atsir di dalam An-Nihayah (2/halaman 390 – سلف). 
[6] (16/7).

Silakan simak: Audio Apakah Salafiyah itu? oleh Al-Ustadz Abu Yahya Muslim hafizhahullah.