الۡحَدِيثُ الثَّالِثُ وَالۡأَرۡبَعُونَ
عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَلۡحِقُوا الۡفَرَائِضَ بِأَهۡلِهَا، فَمَا أَبۡقَتِ الۡفَرَائِضُ فَلِأَوۡلَى رَجُلٍ ذَكَرٍ). [رواه البخاري ومسلم].
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikanlah bagian-bagian warisan kepada ahlinya. Adapun bagian selebihnya, maka untuk kerabat lelaki yang terdekat.” (HR. Al-Bukhari nomor 6732 dan Muslim nomor 1615).
الۡحَدِيثُ الرَّابِعُ وَالۡأَرۡبَعُونَ
عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (الرَّضَاعَةُ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الۡوِلَادَةُ). [رواه البخاري ومسلم].
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Persusuan itu mengharamkan apa saja yang haram disebabkan kelahiran.” (HR. Al-Bukhari nomor 2646 dan Muslim nomor 1444).
الۡحَدِيثُ الۡخَامِسُ وَالۡأَرۡبَعُونَ
عَنۡ جَابِرِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَامَ الۡفَتۡحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ يَقُولُ: (إِنَّ اللهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيۡعَ الۡخَمۡرِ وَالۡمَيۡتَةِ وَالۡخِنۡزِيرِ وَالۡأَصۡنَامِ)، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيۡتَ شُحُومَ الۡمَيۡتَةِ فَإِنَّهَا يُطۡلَى بِهَا السُّفُنُ، وَيُدۡهَنُ بِهَا الۡجُلُودُ، وَيَسۡتَصۡبِحُ بِهَا النَّاسُ؟ فَقَالَ: (لَا، هُوَ حَرَامٌ) ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عِنۡدَ ذٰلِكَ: (قَاتَلَ اللهُ الۡيَهُودَ، إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيۡهِمُ الشُّحُومَ، فَأَجۡمَلُوهُ، ثُمَّ بَاعُوهُ، فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ). [رواه البخاري ومسلم].
Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu Makkah ketika beliau berada di Makkah bersabda, “Sesungguhnya Allah dan RasulNya telah mengharamkan jual beli minuman keras, bangkai, babi, dan berhala.” Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, apa pendapatmu tentang lemak bangkai? Karena ia digunakan untuk mengecat kapal-kapal, meminyaki kulit-kulit, dan orang-orang menggunakannya untuk menyalakan lentera? Beliau menjawab, “Tidak, ia tetap haram.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda setelah itu, “Semoga Allah memerangi Yahudi. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan lemak bangkai untuk mereka. Lalu mereka mencairkannya, menjualnya, lalu memakan harganya.” (HR. Al-Bukhari nomor 2236 dan Muslim nomor 1581).
الۡحَدِيثُ السَّادِسُ وَالۡأَرۡبَعُونَ
عَنۡ أَبِي بُرۡدَةَ عَنۡ أَبِيهِ عَنۡ أَبِي مُوسَى الۡأَشۡعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَهُ إِلَى الۡيَمَنِ، فَسَأَلَهُ عَنۡ أَشۡرِبَةٍ تُصۡنَعُ بِهَا، فَقَالَ: (وَمَا هِيَ؟) قَالَ: الۡبِتۡعُ وَالۡمِزۡرُ، فَقِيلَ لِأَبِي بُرۡدَةَ: مَا الۡبِتۡعُ؟ قَالَ: نَبِيذُ الۡعَسَلِ، وَالۡمِزۡرُ نَبِيذُ الشَّعِيرِ، فَقَالَ: (كُلُّ مُسۡكِرٍ حَرَامٌ). [رواه البخاري].
Dari Abu Burdah, dari ayahnya, dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya ke Yaman. Lalu Abu Musa bertanya kepada Nabi tentang minuman yang dibuat di sana. Nabi bertanya, “Apa itu?” Abu Musa menjawab: Al-bit’ dan al-mizr. Ada yang bertanya kepada Abu Burdah: Apa al-bit’ itu? Beliau menjawab: Minuman memabukkan dari bahan madu, sedang al-mizr adalah minuman memabukkan dari bahan jelai. Nabi bersabda, “Setiap yang memabukkan adalah haram.” (HR. Al-Bukhari nomor 4343).